NYUT NYUT

Mia dipanggil ke dalam ruangan Victor setelah ia meminta seorang perawat untuk membawa keluarga pasien tersebut ke ruang VIP untuk pengobatan dan perawatan.

"Duduk dulu, Mi," ucap Victor mempersilakan Mia.

Mia melihat ke arah Victor dengan heran. Tak biasanya wajah Victor menampakkan kekhawatiran.

"Mia, maaf," Mia semakin heran melihat ke arah Victor yang meminta maaf kepadanya.

"Ada apa Dok? Apa ada sesuatu yang terjadi?" tanya Mia.

"Saat ini di Rumah sakit sedang ada masalah, dan untuk itu sementara ini kamu akan di non-aktifkan dari kegiatan kerja praktek."

Deggg ...

Di non-aktifkan? - Mia.

"T-tapi apa kesalahanku? Kenapa tiba tiba aku di non-aktifkan?" tanya Mia dengan tatapan ingin tahu. Ia merasa tak melakukan kesalahan apapun.

Victor tak ingin menyembunyikan apapun dari Mia, apalagi dia adalah anak dari sahabat kakak iparnya. Ia harus menjelaskan semuanya kepada Mia. Victor menarik nafasnya pelan sebelum memulai perkataannya.

"Tadi pagi, ada seorang pasien datang ke mari dengan keluhan sakit kepala dan kulitnya yang memerah. Ia juga mengalami demam yang cukup tinggi. Saya mendiagnosa bahwa ia mengalami keracunan obat."

"Lalu? apa hubungannya denganku?" tanya Mia.

"Kamu lihat ini," Victor menyerahkan catatan pasien kepada Mia. Di sana tertera biodata, foto, dan riwayat penyakit pasien.

"Ini ...," Mia melihat ke arah Victor dan Victor menganggukkan kepala.

"Seperti yang kamu lihat. Pasien itu kemarin datang kepadamu untuk melakukan pemeriksaan."

"Ya, aku masih ingat wajahnya," ucap Mia.

"Diagnosa yang kamu berikan tidak salah, hanya saja obat yang kamu berikan tidak cocok dengan riwayat kesehatan dan alergi yang dideritanya."

"Tapi aku sudah melihat catatan kesehatannya. Ia tak memiliki riwayat alergi," ungkap Mia.

"Tidak mungkin. Di sini terlihat dengan jelas semuanya," ucap Victor.

Sepertinya ada yang ingin bermain main denganku. Apa mereka ingin menjatuhkanku? Aku hanya melakukan kerja praktek, tidak lebih. - gerutu Mia dalam hati.

"Baiklah, aku menerima konsekuensi itu. Tapi sejujurnya kukatakan bahwa aku benar benar sudah memeriksanya. Bukankah Dokter sendiri yang mengajarkan padaku untuk selalu teliti dan sabar dalam menangani setiap pasien?"

Victor menghela nafasnya pelan. Di awal pengajarannya pada Mia, ia selalu mengedepankan ketelitian dan kesabaran. Tapi memang kenyataan yang ada di depan matanya saat ini adalah bahwa Mia tidak memperhatikan hal tersebut.

"Aku percaya padamu, Mi. Tapi kenyataan yang ada sekarang berbeda. Untuk sementara aku akan memberi beberapa tugas yang akan kamu kerjakan di rumah, dan ini akan sangat berguna untuk laporan kerja praktekmu."

"Baiklah," dalam hati sebenarnya Mia merasa sedih. Ia benar benar sudah mengikuti semua prosedur, tak ada yang terlewatkan. Tapi ...

Ia segera keluar dari ruangan Victor dan menuju ruangan tempatnya beristirahat. Terdengar kasak kusuk di antara para dokter dan juga perawat. Berita tersebut sungguh dengan cepat menyebar, membuat dirinya kini dipandang sebelah mata.

*****

"Kalian hebat!! Aku benar benar tak salah memilih kalian untuk menjalankan misi ini. Meskipun aku harus mengeluarkan uang lebih. Aku tidak ingin siapapun mengetahui ini, bergeraklah pelan," beberapa orang yang berpakaian hitam menganggukkan kepalanya.

Azka hanya milikku ... dan dendam ini akan kubalaskan satu persatu. Kalian menyakiti orang tuaku, juga kakakku. Maka kalian harus merasakan akibatnya. Kalian membuatku hidup seperti ini .... tanpa kasih sayang. Maka aku juga akan menghilangkan itu dari kalian.

Ia berjalan keluar dari markas besar ketua mafia yang ada di pinggir kota Munich. Wanita itu sudah merencanakannya sejak keluarganya kehilangan satu persatu harta bendanya. Ia akan membalaskan semuanya kepada keluarga Williams dengan menghancurkannya dari dalam, dengan memikat hati seorang Azka Abraham.

Dengan pakaian serba hitam, ia memerintahkan anak buahnya untuk kembali mengawasi Mia, keluarga Pranata, dan juga keluarga Williams. Tak akan ada satupun yang luput dari aksi balas dendamnya nanti. Ia menggunakan kacamata hitamnya.

"Prita! Bagaimana laporanmu hari ini?"

"Siapp Miss. Hari ini Nona Mia sudah di non-aktifkan dari Rumah sakit Royal," lapor wanita yang juga menggunakan baju dan celana berwarna hitam. Organisasi mereka dinamakan Dark Shadows, karena mereka adalah organisasi hitam yang selalu bergerak bagai bayangan.

"Baik, lanjutkan tugas berikutnya. Aku ingin melihat kesakitan dari 2 keluarga itu. Tapi kamu bisa memulainya dari keluarga Pranata itu."

"Siap Miss!"

*****

"Bagaimana? Apa kalian sudah mendapatkan informasi siapa wanita itu?" tanya Azka dengan mata berapi api. Sudah lama ia mengetahui bahwa Mia diancam oleh seseorang dan hal itulah yang diyakini Azka sebagai perubahan sikap Mia yang begitu besar padanya.

"Belum, Tuan. Kami bahkan belum mendapatkan satu informasi pun selain bukti CCTV di dalam perpustakaan waktu itu. Kami berkesimpulan bahwa ada organisasi besar di belakang mereka yang membantu kerja mereka."

"Cari tahu!"

Azka sekarang ini mulai masuk ke dalam organisasi Black Alpha. Ia mulai menunjukkan kepemimpinannya, melebihi Axelle. Mengetahui bahwa ada organisasi yang lebih besar dari Black alpha, membuat dirinya menunjukkan sisi gelapnya. Ia juga terus belajar mengelola Perusahaan Williams, tanpa bantuan Daddynya.

Sementara itu di Munich,

Mia yang baru saja sampai di apartemennya, kini merebahkan diri di sofa. Ia bahkan belum melepas jas panjang yang melindungi dirinya dari dinginnya Kota Munich. Ia berpikir tentang masalah yang menimpa dirinya.

Ia membuka ponselnya ketika ia merasakan getaran di saku celananya.

Bagaimana? kamu menyukai sambutan hangat dariku? - NN

"Wanita itu? Apa salahku? Aku sudah tidak berhubungan dengan Azka. Bahkan aku tidak mendekatinya dan sudah berusaha menghindar," gumam Mia.

Tanpa banyak bicara, Mia membalas pesan itu.

Aku tak lagi berhubungan dengan Azka. Jangan menggangguku dan keluargaku lagi. - Mia.

Namun pesan tersebut tak terkirim, membuat Mia menggerutu kesal. Tak lama, masuk pesan dari Azka yang menanyakan bagaimana harinya. Mia yang merasa kesal langsung meletakkan ponselnya di sembarang tempat tanpa membalas.

Ia masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan diri. Memasukkan sedikit aroma therapy ke dalam bathtub dan berendam di sana. Ia ingin melupakan masalah hari ini dan berusaha menerimanya.

Baru saja ia mau keluar dari bathtub, ponselnya tiba tiba berbunyi dengan nyaring, membuatnya kaget dan terjatuh, hingga tangannya mengenai tepi bathtub.

"Ahhhh!!!" Tangannya langsung terasa nyut nyut dan berwarna biru. Ia berjalan mendekati shower dan membersihkan diri dengan sebelah tangan saja, karena tangan sebelah kananya benar benar sakit.

Setelah bersih, ia berjalan keluar dan mengambil ponselnya, tertera nama kakaknya di sana. Hal itu membuat hati Mia berdebar cepat, ia pun langsung menghubungi kakaknya.

"Ayo kak, cepat diangkat," kedua kaki Mia menghentak hentak ke lantai, menunjukkan bahwa ia sangat gelisah.

Tak lama ponselnya kembali berbunyi, dengan tangan kirinya ia meraih ponselnya dan menggeser ke tombol hijau.

"Kak!"

Terpopuler

Comments

🍀ʀaʀa

🍀ʀaʀa

next thor

2022-02-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!