KALIAN BERTENGKAR?

"Kakak akan menikah?" tanya Mia saat Abigail menghubunginya,

"Ya. Karena itu pulanglah. Bukankah sudah lama kamu tidak pulang, malah kami yang harus ke sana," gerutu Abigail.

"Tapi aku kan ...."

"Sibuk! Selalu itu saja alasanmu. Kamu sudah melewatkan wisuda kakak, dan apa sekarang kamu juga akan melewatkan pernikahan kakak, Mi?" ucap Abigail dengan nada sendu.

"Baiklah, Kak. Aku akan pulang. Tapi aku baru akan pulang mendekati hari H dan aku harus segera kembali setelahnya. Aku benar benar sibuk dengan tugas tugasku."

"Okay, pegang janjimu. Kakak ingin di hari bahagia kakak, keluarga kakak lengkap," pinta Abigail.

"Iya kak, Mia mengerti."

Mereka akhirnya menyudahi obrolah tersebut. Mia meletakkan kembali ponselnya ke atas nakas, kemudian ia kembali merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Ia memandang ke langit langit kamarnya, sambil menghela nafasnya pelan.

Mia membuka ponselnya kembali. Di dalam galeri fotonya, masih tersimpan foto Azka. Sudah 2 tahun lebih Mia tidak bertemu dengan Azka, tapi ia masih belum bisa 100% melupakan laki laki itu.

"Aku bodoh, terlalu bodoh. Apa yang kulihat darimu hingga membuatku menyukaimu? kamu memang benar benar menyebalkan," gumam Mia.

*****

Pesta pernikahan Abigail dan Handy dilaksanakan dengan begitu meriah. Sebuah ballroom telah disulap menjadi sebuah ruangan bernuansa modern dengan warna warna pastel. Abigail memang menginginkan pesta yang tidak terlalu wah sebenarnya, namun bagi Keluarga Pranata, ini adalah pernikahan putri pertamanya, sehingga mereka ingin memberikan yang terbaik. Begitu juga dengan keluarga Handy.

"Mia?!" Mia menoleh ketika mendengar suara yang ia kenal.

"Kak Amel?" Mia tersenyum dan menghampiri Amelie yang menjadi bridesmaid kakaknya.

"Sudah lama kakak tidak melihatmu. Sekarang kamu terlihat lebih dewasa dan sangat cantik," puji Amelie.

"Mi, Uncle memanggilmu," ucap seseorang.

"Ahhh ini?" tanya Amelie sambil melihat ke arah seorang laki laki.

"Ohhh kenalkan kak, ini Billy, temanku di Jerman."

"Kenalkan, nama saya Billy Argantara," Billy memperkenalkan diri pada Amelie.

"Apa dia kekasihmu?" bisik Amelie pada Mia, membuat semburat kemerahan muncul di wajah Mia. Namun sebentar ia tertawa.

"Sepertinya kakak sama dengan Kak Abi, yang dibisikkan ke telingaku juga kalimat yang sama," ungkap Mia terkekeh.

"Tapi ia kelihatan pria yang baik. Kakak mendukungmu Mi jika kamu menyukainya, semangat! semangat!" Mia hanya tersenyum mendengar ucapan Amelie. Ia pun segera berlalu bersama dengan Billy untuk menemui Papinya.

Billy selalu menemani kemana pun Mia berjalan. Mia pun merasa biasa saja. Ia tak merasa risih, karena menurutnya memang Billy bersikap seperti seorang teman. Billy juga membantu Mia mengambil makanan dan minuman. Mereka menyantap makan mereka bersama sambil berbincang dan kadang tertawa.

Azka sejak tadi memperhatikan Mia. Tangannya mengepal melihat kebersamaan Mia dengan Pria yang ia ketahui adalah Billy Argantara. Sampai akhirnya Azka melihat Mia berjalan sendiri ke arah toilet.

"Mi!" Mia menghentikan langkahnya. Ia seperti mendengar seseorang mendengar namanya. Ia mengenal suara itu, tapi tidak mungkin. Sejak dulu, ia tak pernah memanggil Mia dengan namanya. Ia pun meneruskan langkahnya ke dalam toilet, menganggap pendengarannya salah.

"Lepaskan aku!" Mia yang sedang berjalan kembali ke ruangan resepsi dikejutkan oleh seseorang yang mencekal pergelangan tangannya.

"Mi!" Mia tahu siapa yang melakukannya hanya dengan mendengar suaranya. Suara seseorang yang saat ini sangat ia benci dan tidak ingin sama sekali bertemu dengannya.

Azka mengungkung Mia ke dinding dengan kedua tangannya, sementara Mia memalingkan wajahnya, "Aku mau keluar," ucapnya.

"Kamu tidak akan kemana mana sebelum kita bicara."

"Tidak ada yang perlu kita bicarakan. Lepas!" Mia mencoba melepaskan diri dari kungkungan Azka.

"Apa aku harus berteriak semurahan apa dirimu supaya kamu mau berbicara denganku?"

Plakkk!!

Satu tamparan dengan sukses mendarat di pipi Azka. Dengan tatapan tajam, Mia melihat ke arah Azka tanpa takut, "Ingatlah, aku bukan Mia yang dulu, yang bisa kamu bully seenaknya. Aku juga tak mengganggumu lagi kan, jadi kamu jangan mengganggu hidupku lagi," Mia langsung dengan penuh tenaga, menginjak kaki Azka, kemudian pergi meninggalkan laki laki itu.

Ahhh!!! - ungkap Azka kesal.

Azka merutuki dirinya sendiri karena tak bisa menahan ucapannya pada Mia. Sejak ia tiba di resepsi pernikahan Abigail, yang ada dalam pandangan matanya hanyalah Mia. Ia begitu kesal melihat Mia bisa tertawa dengan Billy, tapi tidak padanya.

Azka duduk di pinggir tempat tidur, memegang kepalanya sambil menunduk. Hatinya terasa diobrak abrik oleh seorang gadis bernama Mia Pranata.

*****

"Jangan kembali dulu, Mi," pinta Abigail.

"Aku harus kembali, Kak. Tugas tugasku menunggu. Lagipula bukankah kakak akan pergi honeymoon?" tanya Mia.

Abigail mengangguk. Apa yang Mia katakan benar, tapi ia memang merindukan adiknya ini, "Kalau begitu, saat kakak nanti ke Italy, kakak akan mengunjungimu."

Mia tersenyum, "Deal!"

"Lalu kapan kamu akan berangkat?" tanya Abigail.

"Papi sedang ada pekerjaan dengan Uncle Bima. Mungkin lusa aku akan pulang, karena Papi memintaku pulang bersama dengan Uncle Bima," jawab Mia.

"Lalu, bagaimana hubunganmu dengan Billy?" Mia tertawa mendengar pertanyaan kakaknya.

"Hei, jangan tertawa. Aku serius, Mi," Abigail melihat Mia dengan tatapan yang sangat menginginkan jawaban.

"Hubunganku baik. Ia sudah seperti kakak bagiku."

"Tapi kakak tidak melihatnya seperti itu," ucap Abigail.

"Maksud kakak apa?"

"Kakak melihat Billy sepertinya menyukaimu."

"Jangan bercanda, Kak. Sudah, aku mau ke kamar dulu. Aku akan merapikan beberapa barang."

"Oya, Mi. Besok temani kakak ke Mall ya. Ada yang ingin kakak beli sebelum berangkat."

"Kenapa tidak bersama dengan Kak Handy?" tanya Mia.

"Handy sedang mengurus rumah yang akan kami tempati nanti sepulang dari honeymoon."

"Loh, rumahnya belum selesai?" tanya Mia.

Abigail menggeleng, "Sepertinya ada yang bermain main saat prosesnya, membuat prosesnya jadi lebih lama. Padahal target kakak dan Kak Handy, rumah itu seharusnya sudah selesai 1 bulan sebelum acara pernikahan."

"Seharusnya kakak meminta Azka saja yang mendesain interiornya, jadi tidak akan terjadi seperti ini. Oya Mi, kamu tahu tidak kalau Azka itu hebat sekali dalam desain interior?" lanjut Abigail.

"Hmm ...," jawab Mia sekenanya.

"Kakak jadi curiga kamu dan Azka ada masalah. Apa kalian benar benar bertengkar?" Mia melihat ke arah Abigail.

"Tidak ada masalah apa apa antara aku dan Azka," Mia akhirnya benar benar pergi meninggalkan Abigail yang menunggu Handy pulang dari rumah baru mereka.

*****

Abigail pergi bersama Mia dan juga Amelie ke Mall. Mereka akan mencari beberapa barang yang akan dibawa oleh Abigail. Awalnya Abigail akan pergi dengan Mia dan juga Maminya, namun gagal karena Ronald mengajak Rosa untuk makan siang bersama dengan Bima dan Karla sebelum mereka kembali ke Italy besok.

"Apa yang ingin kamu beli, Bi?" tanya Amelie.

Abigail membisikkan sesuatu ke telinga Amelie, membuat wajah Amelie memerah, "Kamu benar benar akan membelinya, Bi?"

"Tentu saja, bukankah aku harus secepatnya memproduksi keponakan untukmu?" Abigail tersenyum genit.

"Sepertinya aku tidak mengenalimu, Bi. Lalu, bagaimana dengan Mia?"

"Tentu saja aku akan mengatakan yang sebenarnya padanya. Setelah itu terserah padanya mau ikut kita ke sana atau tidak," Mia yang berjalan di belakang Abigail dan Amelie tidak mendengar pembicaraan kedua wanita itu.

Abigail menoleh ke belakang setelahnya, tapi wajahnya terlihat bingung karena tak menemukan Mia di belakangnya, "Mel, bukankah tadi Mia ada di belakang kita?"

*****

Terpopuler

Comments

Ita rahmawati

Ita rahmawati

eh sepertinya mia ada yg mnculik 🤣

2024-04-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!