MALAPRAKTEK

"Aku tahu, kamu periksa semuanya. Aku tidak mau ada satupun yang terlewatkan," Azka menerima telepon dari Black Alpha yang mengatakan bahwa sudah lebih dari seminggu ini Mia selalu diikuti oleh seseorang.

Awalnya Azka tidak tahu, namun sikap Mia yang terkesan menghindarinya terus menerus mulai membuatnya curiga. Azka kembali masuk ke dalam apartemen Mia. ia telah meminta Black Alpha untuk meretas passwordnya. Kini ia sedang duduk di sofa sambil menunggu Mia pulang.

ceklekkk ...

Mia langsung terlonjak kaget ketika melihat seseorang duduk di sofanya. Jantungnya berdetak dengan cepat ketika melihat siapa yang ada di sana.

"Apa lagi yang kamu mau?"

"Bukankah kita teman? Jadi aku bisa berkunjung ke sini," ucap Azka.

"Pergilah, aku mohon," Mia tidak ingin Azka berada di dekatnya. Ia takut akan ancaman yang akan menyakiti keluarganya, meskipun ia tidak tahu siapa pelakunya.

Azka berjalan mendekati Mia, "Apa kamu menyembunyikan sesuatu dariku?" tanya Azka tiba tiba, membuat Mia langsung menggelengkan kepalanya.

"Pergilah, ada tugas yang harus kukerjakan."

tingg nong ...

Mata Mia membulat, perasaannya tiba tiba terasa tidak enak. Azka berjalan ke arah pintu dan membukakannya, "Terima kasih."

Azka berjalan menuju dapur dan mengeluarkan pesanan makanannya, kemudian membawanya ke meja makan, "Makanlah dulu. Aku kan pergi setelah kamu selesai makan."

Tanpa banyak bicara, Mia langsung duduk dan menyantap makanan yang telah dipesan oleh Azka. Lebih cepat ia menghabiskannya, lebih cepat Azka pergi dari apartemennya.

"Aku pergi. Istirahatlah," Azka meninggalkan Mia sendiri setelah selesai makan malam. Mia sendiri langsung pergi membersihkan diri karena ia belum sempat melakukannya tadi. Dengan hanya menggunakan bathrobe, ia keluar dari kamar mandi, kemudian berjalan ke arah nakas di mana ia meletakkan ponselnya.

Ingat peringatan yang kuberikan padamu. Aku akan langsung bertindak jika kamu tidak mengindahkannya. - NN

Mia menarik nafasnya dalam, tapi kakinya melemas. Ia duduk di tepi tempat tidur masih menatap nanar ke arah ponselnya, "Siapa sebenarnya dirimu?"

*****

3 bulan berlalu, kini Mia telah siap untuk memulai kerja prakteknya di Rumah sakit Royal. Azka masih menghubunginya lewat pesan dan Mia hanya menjawab seperlunya. Ia masih takut.

Teman teman seangkatan Mia bertanya tanya, bagaimana Mia bisa mendapatkan rekomendasi kerja praktek di Rumah sakit Royal yang terkenal sulit untuk dimasuki.

"Selamat pagi, Dok. Perkenalkan nama saya Mia Pranata."

"Mia, apa kamu teman Billy?" Mia pun menganggukkan kepalanya. Victor mempersilakan ia duduk. Mia menatap Victor dengan kagum, matanya berbinar ketika melihat dokter yang selalu menjadi kebanggaannya kini beeada di depan matanya.

"Aku akan menjadikanmu asistenku. Yang perlu kamu lakukan pertama-tama hanya melihat caraku bekerja, setelah itu perlahan kita akan melakukan praktek. Aku yakin kamu akan bisa melakukannya," ucap Victor sambil tersenyum. Hati Mia seakan meleleh melihat Victor yang tersenyum. Usia Victor yang masih sekitar 35 tahun, membuatnya terlihat tampan dan gagah.

"Terima kasih banyak. Aku berjanji akan belajar dengan sebaik-baiknya."

"Kalau begitu untuk hari ini, kamu cukup mengikuti kegiatanku. Catat semua yang kulakukan, mulai dari siapa yang kuperiksa, apa penyakitnya, dan apa solusi yang kuberikan pada mereka."

"Baik, Dokter."

"Ini pakaian untukmu," sebuah jas dokter yang berwarna putih dengan lengan pendek diberikan oleh Victor pada Mia. Mia sangat senang sekali mendapatkan jas tersebut. Ini adalah impiannya, ia pun tak berhenti tersenyum. Hal itu juga tak luput dari perhatian Victor.

*****

Mata Azka memindai layar laptop yang ada di hadapannya. Ia terus mengawasi kegiatan Mia dengan meretas CCTV Rumah Sakit Royal. Sambil mengerjakan skripsi, yang akan ia selesaikan dalam waktu setengah tahun ini, ia mencari universitas di luar negeri untuk melanjutkan S2 nya.

Ia akan berbicara dengan keluarganya mengenai keputusannya ini. Semakin lama, ia merasa tak bisa berjauhan dengan Mia. Meskipun gadis itu selalu menghindarinya dan menjawab pesan seperlunya, tapi Azka tahu bagaimana sifat Mia sebenarnya.

Sementara itu Mia yang sedang menjalani kerja prakteknya, selalu mengikuti Victor layaknya asisten pribadi. Azka merasa tenang saat mengetahui bahwa Mia menjadi asisten dan belajar dari Victor yang adalah Uncle nya. Jika sampai ia bekerja dengan pria lain, sudah pasti Azka akan mengambil tindakan.

"Mia, apa jadwal saya hari ini?" tanya Victor.

"Hari ini ada kunjungan untuk 2 orang pasien yang kemarin melakukan operasi, jadwal praktek siang, dan jadwal operasi pada pukul 7 malam," ucap Mia sambil membaca kertas di hadapannya.

"Baiklah, kamu harus mengikuti saya seharian. Pelajari semuanya karena mulai minggu depan, saya akan mulai memantau kamu saat melakukan pemeriksaan sebagai dokter umum."

Mia benar benar melakukan semuanya sesuai permintaan Victor. Kekagumannya pada Victor membuatnya terus belajar. Sampai pada hari ia melakukan praktek.

Hari pertama dilewati Mia dengan sangat baik. Victor juga selalu berada di sampingnya sambil memberikan pengarahan dan membantu dalam diagnosa beberapa pasien. Hari kedua dan ketiga pun berjalan sama, hingga hari keempat Mia harus melakukan semuanya sendiri.

"Mia, hari ini saya tidak bisa menemanimu. Tapi ada Suster Georgia yang akan membantumu," ucap Victor sambil membuka jas putih kedokterannya.

"Saya mengerti Dok. Lagipula operasi kali ini sangat penting dan cukup beresiko. Dokter harus turun tangan secara langsung."

"Terima kasih atas pengertianmu, Mi. Tapi aku akan tetap memintamu membuat laporan mengenai semua pasien yang kamu periksa hari ini, seperti biasanya."

"Baik, Dok."

Mia melewati hari keempat dengan biasa dan dibantu oleh Suster Georgia, atau yang biasa dikenal dengan panggilan Suster Gia.

Keesokan harinya, area lobby rumah sakit tiba tiba menjadi ramai. Seorang wanita berteriak dan mengungkapkan kemarahannya karena keadaan suaminya yang semakin memburuk pasca bertemu dengan Dokter.

"Nyonya, maaf. Sebaiknya tenangkan diri anda terlebih dahulu," pinta sang security.

"Bagaimana aku bisa tenang? Apa kalian di sini melakukan malapraktek? Lihat bagaimana keadaan suami saya. Bukannya membaik malah memburuk," teriaknya lagi, yang membuat para pengunjung memperhatikan dan sedikit berkerumun.

"Cepat katakan pada kepala rumah sakit ini, aku ingin pertanggungjawaban kalian!"

Victor yang mendengar kabar dari pihak security dan administrasi pun akhirnya turun tangan dan langsung menemui pasien tersebut.

"Ada yang bisa saya bantu, Nyonya?" tanya Victor dengan suara lembut.

"Apa anda kepala rumah sakit ini?"

"Ya, bisa dikatakan begitu."

"Saya ingin meminta pertanggungjawaban atas kondisi suami saya yang memburuk setelah diperiksa kemarin," Victor memerintahkan salah satu perawat untuk menuju ke bagian administrasi dan mengambil data pasien tersebut. Victor juga mempersilakan keluarga pasien tersebut untuk masuk dan menunggu di dalam ruangannya.

"Ini Dok, catatan kesehatan pasien," Victor memperhatikan dengan seksama seluruhnya.

Mia?

*****

temansss, besok aku izin ga up dulu ya. Kepala agak pusing karena beberapa hari ini mesti begadang kerjaan di RL. Senin udah balik up lagi kok, janji 😁. Cuma pengen rebahan, tutup mata, trus ngorok deh 🤭😅

Jangan lupa tinggalin jejak ya, dari like, komen dan favoritnya ... bunga sekebon juga gpp, biar Cherry kembali sehat dan segar 😘

Terpopuler

Comments

Ivanka Anata

Ivanka Anata

Gws Author, jaga kesehatan ..

2022-02-26

1

Pansy

Pansy

Lanjut kak! Sehat2 kak!

2022-02-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!