Episode 16

Upacara pemberkatan dilakukan di aula raksasa hotel yang sudah dihias dengan begitu mewahnya. Layaknya pernikahan pangeran dan putri, tidak ada yang terlihat buruk di pesta besar itu.

Ratusan orang tamu undangan yang hampir setengahnya adalah para kolega keluarga kedua belah pihak.

Safira mengambil tempat duduk yang lumayan jauh dari altar saat acara pemberkatan akan dimulai. Wanita itu tidak lagi cemas Kakaknya akan menemukan Dave di pesta ini, karena tadi pagi tiba-tiba Bara memiliki urusan sehingga tidak bisa menghadiri pernikahan ini.

Senyum Safira mengembang, ketika ia bertemu pandang dengan sahabat karibnya, Alice yang mencari keberadaan dirinya. Safira mengangguk, seolah menyemangati calon pengantin itu.

Pendeta telah berdiri di antara kedua mempelai, dan bersiap melakukan upacara pemberkatan. Pendeta melantunkan doa-doa suci di hadapan seluruh umat. Dan disaksikan oleh sepasang mata yang mulai memanas itu, pendeta mengikat kedua insan itu di dalam nama Tuhan.

Safira memejamkan matanya, bersamaan dengan itu air matanya jatuh. Mungkin sudah menjadi takdir hidupnya seperti ini. Safira ikhlas, merelakan jika suatu saat nanti bayinya terlahir tanpa hadirnya sosok seorang ayah.

Brakk...

Safira membuka matanya kala mendengar suara gebrakan. Matanya mencari sumber keributan yang ternyata berasal dari pintu masuk aula.

Safira membelalak, Bara ada di sana. Ya, itu Bara, saudara angkatnya yang terkenal dengan kekejamannya. Sebuah meja kini telah terbalik di tengah kerumunan akibat ulah sang Kakak.

Mata Safira terpejam erat, "Habislah sudah." lirihnya.

Bara telah menemukannya. Dave, pria itu tengah terperangkap di kandang singa.

Bara berjalan dengan langkah panjangnya menuju altar. Pandangan mereka sempat bertemu, Safira berdesir karena tatapan itu sangatlah suram.

Jika sudah begini tidak ada lagi yang bisa menghentikan Bara. Mungkin saja ini akan menjadi hari terakhir Dave bernafas.

Safira mematung di tempatnya, sementara Bara sudah semakin dekat dengan pengantin itu. Meski semua menatapnya aneh, Bara tidak peduli. Kini tujuannya hanya satu, yaitu menghabisi bajingan itu.

Satu pukulan berhasil mendarat di wajah tampan Dave. Aula ricuh, dipenuhi keterkejutan semua orang di dalam gedung. Tidak hanya sekali, pukulan itu mendarat berkali-kali di wajah Dave.

Bahkan Bara menyeretnya turun dari altar, menghempaskan dengan kasar, dan setelah itu menendang Dave dengan bringas. Di hadapan pendeta, Bara hampir membunuh Dave.

Tidak ada yang berani menghalangi Bara karena mereka tahu siapa pria yang saat ini tengah menghabisi sang pengantin pria.

Bahkan ayah Dave sekali pun, hanya bisa berlutut menonton putranya dihabisi oleh pemilik kerajaan bisnis terbesar di negara bagian Eropa.

Alice yang tadinya berusaha menyelamatkan Dave, segera ditarik oleh Ilyana, memeluk putrinya erat. Dia tidak ingin Alice berurusan dengan Bara yang terkenal dengan kekejamannya.

"Mommy.... Dave...." Alice terisak histeris di pelukan ibunya.

Sementara Dave, pria itu jatuh terkapar di atas karpet merah. Wajahnya babak belur oleh kebringasan pria yang pernah dia usik kehidupannya.

Bara bertolak pinggang setelah dengan brutal tangannya menghabisi Dave. Pria itu menyeringai, menatap seisi aula dengan senyum penuh kepuasan.

"Maaf, jika pertunjukan pernikahan ini terganggu. Aku sangat menyayangkannya, tetapi kuharap dalam lima menit, kalian semua sudah harus mengosongkan tempat ini!" perintah Bara pada semua tamu.

Dan jelas mereka yang tahu seperti apa Bara, berjalan terbirit-birit meninggalkan aula. Dan tidak sampai lima menit, aula hening. Kini hanya dihuni oleh keluarga inti kedua belah pihak. Serta Davina dan Rara yang duduk di kursi paling depan. Sementara Safira, berdiri mematung cukup jauh di tengah kursi yang sudah kosong.

Bara menatap tajam Tuan Rodriguez, yang meratapi putranya.

"Mau tau kenapa putramu berakhir seperti ini?" ucap Bara dingin.

Tuan Rodriguez bungkam, tetapi matanya dipenuhi oleh rasa penasaran. Penasaran kenapa putranya berurusan dengan pria kejam seperti Bara?

"Tanya saja pada putramu yang brengsek ini!" sentak Bara penuh emosi.

Ketika emosi kembali mencuat, Bara yang tidak kenal ampun kembali menendang Dave yang mungkin saja sudah tak bernyawa.

"Asal kalian tau, bajingan ini telah mengganggu adikku. Si brengsek ini telah berani memperkosa adikku!"

Semua terkejut, terutama Alice yang merupakan pencinta sejati Dave Rodriguez. Dave? Jadi orang itu adalah Dave? Orang yang telah menghancurkan sahabat terbaiknya ternyata adalah calon suaminya sendiri?

Alice menggeleng, tidak bisa menerima kenyataan tersebut. Alice menatap Safira dari jauh. Safira yang sudah menebak semua ini akan terjadi hanya bisa berdiri di sana dengan wajah datar tanpa ekspresi.

Terpopuler

Comments

oyen

oyen

good bara👍👍

2022-03-20

0

Tutur Rohasih

Tutur Rohasih

hancurkan sibrengsek dave barra Ku terlope lope pdmu.

2022-02-22

1

Yanti Jambi

Yanti Jambi

bara the best

2022-02-22

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!