Saat ini, Davina dan kedua putrinya sedang berada di butik ternama di kota Madrid. Mereka tengah memilih gaun untuk menghadiri acara pernikahan Alice enam hari lagi.
"Aunty, bagaimana dengan ini, kalian menyukainya?" Alice menunjukkan sebuah model gaun berwarna maroon.
"Aunty suka, bagaimana dengan kalian?" tanya Davina pada Safira dan Rara.
"Rara suka Bu."
Ketiganya lalu menatap Safira yang tidak menjawab. Wanita itu terlihat murung. Merasa diperhatikan, Safira tersadar, dengan cepat mengangguk, "Aku juga suka." jawabnya.
Alice tersenyum, lalu bicara dengan pemilik butik yang sedari tadi menemani pelanggan spesial mereka.
"Aku ingin gaun-gaun ini siap dalam tiga hari." ujar Alice.
"Ya, kami mengerti Nona."
Setelahnya, Davina dan Rara masih asyik memilih gaun di sana. Sementara Safira yang tak bersemangat hanya duduk di sofa.
"Kau kenapa Safira?" Alice mendekat.
Safira melihat sahabatnya, dia tersenyum, "Aku tidak apa-apa."
"Tapi dari tadi kau terlihat murung. Katakan padaku, apa ada masalah?"
Safira menggelengkan kepalanya, "Tidak ada apa-apa. Mungkin karena bawaan hamil, jadinya moodku sering berubah-ubah."
Alice mengangguk, "Lalu apa yang harus kulakukan agar moodmu kembali baik hmm...? Kau mau aku belikan makanan kesukaanmu?"
Safira menggeleng, "Tidak. Aku masih kenyang."
"Burger? Kau tidak mau. Aku melihat kedai burger di depan butik, sepertinya enak sekali."
Safira menggeleng lagi, "Jadi kau ingin apa?"
Safira tersenyum, menggenggam kedua tangan sang sahabat erat. Tiba-tiba saja bibirnya mengucapkan kalimat yang tidak seharusnya dia katakan.
"Alice, aku ingin kau membatalkan pernikahanmu dengan Dave." Kalimat itu keluar begitu saja dari mulutnya.
Alice diam, cukup terkejut. Alice pikir dia sudah mendapatkan restu dari sahabatnya ini. Namun nyatanya tidak, Safira masih menyimpan kebencian terhadap calon suaminya.
"Safira?" manik Alice kini berkaca-kaca. "Bukannya kau sudah menyetujuinya tadi malam? Kenapa sekarang kau malah menentang pernikahanku?" suaranya berat.
"Al, aku..." bukan ini yang dia maksud. Safira memejamkan matanya sejenak seraya menghela nafasnya. "Dengarkan aku Al. Aku yakin dengan atau tanpa restuku, kau pasti akan tetap melanjutkan pernikahan ini bukan?"
"Aku tidak bermaksud apa-apa Al. Lakukan apapun yang kau mau asal kau bahagia. Tetapi jika aku mendengar Dave menyakitimu, aku pastikan, aku orang pertama yang akan membalasnya." ujar Safira.
Alice mengangguk, "Doakan saja Safira, agar semuanya lancar."
***
"Ibu mendengar pembicaraanmu dengan Alice saat di butik." ucap Davina tiba-tiba ketika Davina sedang memijat kaki putrinya tersebut.
Safira diam, hanya melihat wajah ibunya yang terlihat penasaran.
"Apa maksud pembicaraan kalian tentang calon suami Alice? Dari apa yang ibu dengar, Ibu menebak calon suami Alice sepertinya bukan pria baik?" terka Davina.
Safira masih bungkam, menimang apakah Ibunya perlu tahu tentang hal ini.
"Bu, aku mau duduk."
Davina membantu sang putri duduk. Safira menundukkan kepalanya, masih penuh keraguan. Sementara Davina masih setia menunggunya bercerita.
"Ada apa sayang. Katakan pada Ibu. Jangan takut, Ibu menyayangi Alice seperti putri ibu juga. Dan ibu ingin tahu seperti apa calon suaminya."
Safira menegakkan kepalanya, maniknya basah oleh air mata. Dia tidak yakin mengatakan ini, tetapi kerongkongannya mendorong agar kalimat itu keluar dari mulutnya.
"Ibu, sebenarnya...." suaranya tercekat.
"Iya sayang?" Davina masih menunggu.
"Bu, sebenarnya calon suami Alice adalah ayah dari bayiku."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
oyen
keluarga tempat kita berkeluh kesah
2022-03-20
0
Pia Pia Pingky
next thor, semngaat 😂😂😂
2022-02-21
0
atteu
lagi thor
2022-02-21
1