Episode 7

"Selamat pagi Safira." sapaan Alice menyadarkannya dari lamunannya. Safira beralih pada sahabatnya yang baru saja datang ke ruangannya.

Alice memeluknya hangat, "Bagaimana kabarmu? Aku sangat merindukanmu, tapi kau bahkan tidak mengangkat teleponku." Alice merengut.

"Ck wanita bodoh ini." Safira mengumpat sahabatnya yang memang bodoh karena masih mau menikahi pria yang telah mempermainkannya.

Safira tidak mau membuka pembicaraan, dia masih kesal dengan Alice. Alice yang sudah duduk di sofa, menghela nafas panjang.

"Ayolah Safira, semua akan baik-baik saja. Aku akan membuat Dave jatuh cinta padaku dan kami akan hidup dengan bahagia." celotehnya, namun tidak mendapatkan tanggapan dari Safira sama sekali.

"Terserah kau saja Al, aku benar-benar tidak habis akal denganmu. Lakukan saja sesukamu, tapi ingat, kalau sampai Dave menyakitimu, aku akan membuatnya menghilang dari dunia ini, agar kewarasanmu kembali." ancam Safira sengit.

Alice mengangkat dua jarinya tanda damai, "Aku janji, Dave tidak akan menyakitiku." sahutnya antusias.

Safira mengangkat bibirnya sinis, "Dasar bodoh!"

Safira kembali fokus pada katalog gaun pengantin yang sedang tren musim ini. "Al, tolong pesankan bubur di sebrang. Aku lapar lagi." pintanya.

Alice melihat nampan bekas makan di atas meja sofa, nampaknya Safira baru menghabiskannya, tandas tak bersisa.

"Kau sangat banyak makan akhir-akhir ini. Padahal dulu kau yang paling malas makan." ujar Alice.

Safira melihatnya dengan memelas, "Aku juga tidak tau Al, tapi perutku setiap saat selalu kelaparan."

Alice tersenyum, "Tidak apa-apa. Itu semua karena kau sedang mengandung. Tandanya bayimu aktif dan sehat di dalam sana."

Safira mengangguk, "Baiklah. Tunggu sebentar. Aku akan datang dengan banyak makanan." merasa antusias Alice keluar dari butik. Menjajal makanan dari kedai makanan yang tidak jauh dari butik.

Tidak butuh waktu lama, Alice kembali dengan dua bungkusan makanan di tangannya.

"Kenapa banyak sekali? Aku rasa aku tidak sanggup menghabiskan semua ini."

"Aku belum makan, jadi aku membeli banyak." sahut Alice.

Kedua sahabat sejati itu akhirnya makan bersama. Bukan sarapan, bukan juga makan siang. Hanya saja keduanya makan tidak diwaktu yang sesuai jam makan.

Alice tersenyum hangat memperhatikan sahabatnya yang dengan lahap makan, meski sebenarnya dalam hati merasa sedih, karena tidak menyangka Safira akan menanggung beban seberat saat ini.

Begitu intens dia memperhatikan Safira, hingga akhirnya manik hijaunya terpaku ke arah leher Safira. Sebuah bekas yang hampir membiru, terpampang jelas di kulitnya yang seputih salju.

"Ini apa Safira?" Alice tidak ingin basa-basi langsung menarik kerah dress Safira, agar melihatnya dengan jelas.

"Ada apa?" tanya Safira yang masih belum sadar.

"Lehermu membiru. Kau..." sebagai seorang wanita dewasa, tentunya Alice tau tanda semacam ini.

Safira mengambil cermin mini dari tasnya, lalu mematut lehernya. Safira terkejut, manik hitam kecoklatan itu membola. Dia melihat bekas itu saat di apartemennya, dan berencana menutupinya dengan foundation di sini.

Tapi karena begitu lapar, dia makan lebih dulu dan malah lupa menyamarkan bekas itu.

Pria sialan.

Makinya dalam hati.

"A...aku... ini.. aku tidak tau Alice." Safira terbata. Dia ragu untuk jujur, bahwa tadi malam pria yang merupakan ayah dari bayinya mendatanginya.

Alice menatapnya penuh selidik, ingin berpikir negatif, tapi tidak mungkin sahabatnya yang baik ini melakukan sesuatu yang cukup menjijikkan.

"Safira... kau tidak..." menggerakkan jari tengah dan telunjuknya.

Yang mana membuat Safira memukul tangannya, "Jangan berpikir yang tidak-tidak. Aku tidak sebodoh itu tidur dengan pria. Tidak mungkin aku membuat bayiku yang suci disentuh oleh pria asing!" Safira membantah tebakan Alice.

Alice mengangguk, sepenuhnya percaya. "Jadi ini apa? Kenapa bisa membekas separah ini. Tidak mungkin digigit nyamuk." ujarnya.

Safira diam cukup lama, sementara Alice sibuk mengolesi bekas yang sebenarnya ditinggalkan oleh pria bajingan itu dengan krim pereda memar. Andai Alice tahu dari mana bekas ini berasal.

"Al..." panggilnya.

"Hmm...?" masih sibuk mengoles krim.

"Pria itu mendatangiku..."

Satu detik...

Dua detik...

Tiga detik...

Alice menegakkan kepalanya, "Pria yang mana?"

"Bastard itu, ayah dari bayiku. Dia datang tadi malam."

TBC

Terpopuler

Comments

oyen

oyen

jujur kah safira pada alice bahwa dave adalah ayah dari anak nya

2022-03-20

0

Yunia Afida

Yunia Afida

semangat terus💪💪💪💪💪

2022-02-21

1

𝓙𝓪𝓷𝓲𝓮 🍵

𝓙𝓪𝓷𝓲𝓮 🍵

penasaran reaksi alice saat tau dave itu sangat bastard apakah dia akan memusuhi safira 🤔

2022-02-20

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!