Episode 8

"What?!! Demi dewa dan langit kau membiarkan si brengsek itu me..me..." teriakan Alice terdengar begitu nyaring memenuhi ruangan. Gadis itu tidak sanggup melanjutkan ucapannya, akibat syok setelah mendengar cerita Safira.

Ya, Safira akhirnya menceritakan semuanya. Kedatangan pria yang telah membuatnya dalam keadaan buruk ini, hingga pria itu lagi-lagi menyentuhnya. Safira menundukkan kepalanya, merasa malu pada Alice.

"Maaf Alice, tapi aku benar-benar tidak bisa menghentikannya. Aku terlalu lemah untuk pria sepertinya." suara Safira melemah, kala berpikir dirinya seperti wanita murahan.

Alice diam, melihat Safira seperti ini, nampaknya memang tidak memiliki kekuatan untuk melawan pria itu. Alice akhirnya mengerti, lagi pula dia tengah hamil, tentu tenaganya tidak sekuat dulu.

Tanpa pikir panjang Alice memeluknya, erat, memberikan kenyamanan. "Maafkan aku. Aku tidak bermaksud. Kau pasti sudah mengerahkan kekuatanmu untuk melawannya."

Safira hanya diam, meski air matanya lagi-lagi meluruh di wajahnya. Alice melepas pelukannya, lalu menghapus air mata sahabat terbaiknya.

"Jadi setelah itu, apa yang dia katakan? Apakah dia berjanji akan menikahimu?" tanya Alice perlahan.

Safira menggeleng pelan, yang mana membuat Alice menganga, sama seperti Safira yang heran dengan Alice yang masih mau menikahi calon suaminya yang brengsek.

"Memang benar-benar bajingan!" umpat Alice kesal. "Setelah melakukannya lagi dan mengetahui kau mengandung anaknya, dia bahkan tidak berniat menikahimu?!" suara Alice menggebu-gebu. Alice memang seperti ini, jika sudah marah tidak ada yang bisa mengendalikannya, termasuk Safira sahabatnya sendiri.

Safira bungkam, pertanda menyetujui tebakan Alice.

"Pertemukan aku dengan dia Safira, aku akan membunuhnya!"

Rupanya teriakan Alice membuat Safira tertawa, Alice heran, "Kenapa tertawa?"

"Al, Al... Jangan mengumpat ayah dari bayiku. Karena calon suamimu pun sama." dengan nada mengejek.

Alice bungkam, merasa tersindir. Dia dan sahabatnya sama, sama-sama bertemu lelaki brengsek dan tidak bertanggung jawab. Tetapi dalam hal ini, Alice lebih bodoh karena masih mau menikahi pria yang hanya memanfaatkannya.

"Kita sama-sama dipermainkan oleh lelaki jahanam, kenapa kau tidak bermain aman saja? Biarkan aku membunuh Dave untukku, dan kau membunuh pria itu untukku?" seloroh Safira, membuat Alice mengerutkan wajahnya tidak senang.

"Enak saja! Aku sangat mencintai Dave-ku. Jangan sampai kau mencelakainya!" cetusnya.

Safira mengangkat bibirnya sinis, "Dasar bodoh!"

Alice seolah tidak mendengarnya, justru memikirkan kenapa nasibnya dengan sang sahabat sama. Sama-sama dipermainkan oleh pria.

Tidak ada lagikah pria baik-baik di luar sana untuk mereka? Mengapa harus pria itu, bukankah masih banyak pria di dunia ini?

"Siapa nama bajingan itu? Aku akan menyuruh Daddy mencarinya." tanya Alice.

Safira menggeleng, "Aku tidak tau."

Alice pikir Safira berbohong, yang mana membuatnya berdecak, "Jangan mencoba melindunginya Safira!"

"Kenapa aku harus melindungi penghancur masa depanku? Bahkan jika kamu ingin membuatnya hilang dari dunia ini, aku tidak peduli sama sekali! Aku benar-benar tidak tau namanya." cecar Safira.

Alice diam, menyelidiki raut wajah sang sahabat yang memang berkata jujur. Tetapi ada yang aneh, sudah dua kali tidur bersama, Safira tidak tau nama pria itu?

"Bagaimana mungkin kau tidak tau namanya? Padahal kalian sudah melakukannya... dua kali?"

Safira mengangkat bahunya acuh, "Aku tidak peduli siapa dia. Yang terpenting dia tidak lagi mengganggu hidupku."

***

Seharian ini, Safira tidak lagi fokus bekerja. Alice memilih tinggal satu harian di butik membuat mereka akhirnya menghabiskan waktu dengan mengobrol dan saling bercanda.

Keduanya pulang bersama, dengan mobil masing-masing. Alice pulang ke rumah orang tuanya, sementara Safira pulang ke apartemennya.

Seperti biasa, Safira langsung mandi dan bersiap tidur. Dia sudah makan malam dengan Alice saat di butik, jadi dia tidak perlu memasak untuk makan malamnya.

Jika dirinya lapar tengah malam nanti, di lemari pendingin ada banyak makanan yang selalu Alice restock setiap akhir minggu.

Saat akan menuju ranjang, tidak sengaja manik hitamnya tertuju ke arah mantel hitam yang tergantung di clothes hanger dekat pintu kamarnya.

Safira mendekat, dia ingat baju ini, yang merupakan milik si pria bajingan. Dia melihatnya menggantungnya tadi pagi sambil berkata, "Aku akan mengambilnya." dengan senyum yang sangat menyebalkan itu.

Safira tidak sudi barang pria itu ada di tempatnya. Jadi dengan perasaan kesal, Safira mengambil mantel itu, berniat membuangnya. Wanita itu keluar dari kamar, menuju keranjang sampah di dapur. Melempar mantel yang dia tahu berharga ratusan dollar itu ke dalam tempat sampah.

Safira akan menjejal mantel itu, tetapi sebuah kartu yang terselip di kantungnya muncul ke permukaan. Dengan ragu dia mengambilnya.

Safira membacanya, Dave Rodriguez....

Terpopuler

Comments

Elsa

Elsa

duh jadi kepikiran kalau alice tau gimana ya ntar apa alice bakal musuhin safira huhu jangan deh thor kasian safira

2022-08-10

0

oyen

oyen

tau juga siapa nama nya

2022-03-20

0

V_nee ' wife Siwonchoi ' 🇰🇷

V_nee ' wife Siwonchoi ' 🇰🇷

Duh terungkap

2022-02-19

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!