Episode 20

"Aku mencintaimu Dave. Sangat mencintaimu. Karena cintaku, aku bahkan masih mau menikah denganmu setelah tau kau hanya memanfaatkanku saja. Tapi kenapa kau malah membalasku dengan cara seperti ini? Kau menghancurkan sahabatku dan di belakangku, kau mencoba bermain api dengannya. Kau pikir aku tidak tau?" gadis itu mendengus.

"Malam dimana kau menemui Safira, aku melihatnya. Aku melihat kalian saling mencumbu." sudut mata gadis itu basah oleh setitik air mata.

"Menurutmu bagaimana perasaanku saat itu. Hatiku hancur melihat calon suamiku mencumbu sahabatku sendiri. Tapi aku juga tidak bisa menyalahkan Safira. Dia adalah korban paling menyedihkan di sini." mengusap air matanya.

"You are the real bastard, Dave. Kau memang pantas untuk mati." jemari tangan mungil itu, sedikit gemetaran menggoreskan mata pisau kecil tepat di perut pria yang tengah sekarat itu.

Hanya dalam satu tekanan, maka semuanya akan berubah. Tetapi sebelum itu terjadi, sebuah tangan kekar nan kokoh mencengkeram pergelangan tangan gadis itu. Pisau itu terhempas jatuh ke lantai.

"Alice!" Dave menggeram, yang memaksa duduk dan menahan rasa sakit di tubuhnya. Dia menatap Alice dengan tajam.

Ya, sosok misterius tadi adalah Alice. Gadis yang mencoba mengakhiri hidup si brengsek Dave. Entah apa yang merasuki wanita berhati lembut itu, hingga dia sanggup melakukan hal jahat tersebut.

Wajah Alice kini berubah menjadi ketakutan. Sangat berbeda dari beberapa saat lalu, dimana wajah itu penuh kebencian terhadap Dave.

"Kau ingin membunuhku?!" rasanya, Dave tidak menyangka, gadis sebaik Alice sanggup melakukan hal sejahat ini. Dave sangat menyayangkannya.

Hidung Alice menghangat, pun air matanya terasa panas akibat luapan emosi dalam dirinya. "Kau jahat Dave. Kau sangat jahat. Aku membencimu!" tangis Alice pecah, meraung di dalam kamar perawatan yang kedap suara.

"Kau itu pantas mati!" Alice memukuli bahu Dave, membuatnya meringis kesakitan.

Dave segera memeluk Alice, mencoba menenangkan gadis itu.

"Maafkan aku. Aku memang salah. Dan aku pantas untuk dibenci." ucap Dave.

Hanya karena pelukan itu, Alice menjadi tenang. Jujur saja dibalik kata benci yang baru saja dia katakan, rasa cintanya masih begitu besar pada lelaki brengsek ini.

"Aku mencintaimu Dave. Tapi kau malah menyia-nyiakan cintaku." lirih gadis itu.

Dave bungkam, tidak mampu berucap sepatah kata pun. Namun dalam hatinya tengah berkecamuk. Semuanya bercampur menjadi satu membuat pria itu hampir gila.

Alice menegakkan tubuhnya, menatap Dave dengan lembut, entah kemana perginya kebencian yang teramat besar itu.

Jemari mungilnya meraih tangan Dave, menggenggamnya lembut. "Dave, kau mau kan kembali padaku? Menikahlah denganku dan aku akan menuruti semua keinginanmu. Bahkan jika kau ingin perusahaan milik Daddy, aku akan memberikannya. Asalkan kau mau menjadi suamiku." pinta Alice.

Dave menyipitkan matanya, dia merasa cinta yang dimiliki Alice kepadanya terlalu berlebihan. Tetapi dia juga tidak bisa menyalahkan Alice. Karena bagaimana pun dalam hal ini dirinya adalah biang masalahnya. Dan dua sahabat sejati itu adalah korbannya.

Seharusnya dia tidak menunjukkan effortnya pada Alice. Seharusnya dia mencari perempuan lain saja saat itu. Tetapi semua sudah terlambat, tidak ada yang bisa disesalkan lagi.

Dave memegang kedua bahu Alice, menatapnya lembut. "Kau sangat cantik Alice, aku mengakui itu. Kau juga pintar, kau memiliki segalanya. Apakah menurutmu kau terlalu bodoh untuk mencintai pria sepertiku?" yang dijawab gelengan kepala oleh Alice.

"Tidak, kau memang bodoh. Carilah laki-laki lain yang lebih baik dariku. Aku yakin pria itu akan sangat beruntung memiliki cintamu."

"Tidak bisakah laki-laki beruntung itu dirimu?"

Dave menggeleng, "Aku memiliki tanggung jawab yang belum aku selesaikan. Kumohon jangan mencoba menghalangi langkahku."

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***