BAB 18

...***...

"Lo hati-hati, ya, di sana! Jangan lupa kasih kabar ke gue!" pinta Widya memecah keheningan yang ada.

"Siap, Tuan Putri!" Nathan tersenyum tipis, sembari mengacak rambut Widya. Walaupun rasa resah dan khawatir masih menguasai hati dan pikirannya, Nathan tidak bisa berbuat apa-apa. Dia mengerti kalau Widya masih mencerna perasaannya.

"Kalau semisalnya nanti gue jarang kasih kabar, bukan berarti gue lupain lo, Sayang. Itu berarti gue sibuk beneran," imbuh Nathan, yang membuat kening Widya berkerut dalam.

"Memangnya masalahnya berat banget, ya?" tanya Widya. Ketakutan untuk diabaikan oleh kesibukan Nathan mulai menghantui pikirannya.

"Nggak juga, bagi gue semua itu masalah kecil. Nathan gitu, lho!" Nathan bersikap angkuh sembari melipat tangan di depan dada.

"Dih, sombong!" Widya mencebikkan bibirnya. Senyuman tertahan bersembunyi di sudut bibirnya yang sedikit bergerak. Jujur, moment ini yang akan ia rindukan bersama Nathan. Celotehan dan sikap konyol Nathan yang kadang menyebalkan, tetapi justru membuat Widya merasa senang.

***

Dua hari berselang adalah hari kepergian Nathan ke Singapura. Semua perlengkapan telah disiapkan. Nathan sudah bersiap untuk pergi ke bandara menuju Singapura.

"Lo nggak usah antar gue ke bandara, ya!" pinta Nathan ketika Widya sudah berada di rumah lelaki itu. Ia ingin mengantarkan Nathan sampai ke bandara.

"Kenapa?" tanya Widya heran.

"Karena kalau lo ada di sana, bisa-bisa gue batal pergi ke Singapura. Gue takut nggak tega lihat lo nangisin gue nantinya."

"Iiih ... Nathan!"

"Aduduh ... ampun, Wid!" pekik Nathan ketika tangan sakti Widya berhasil mencubit bagian perutnya.

"Gue cuma mau ngantar lo doang! Ngapain juga gue nangisin lo!" sanggah Widya, tangannya tidak mau melepaskan perut Nathan.

"Wah, KDRT, nih! Ma, tolongin aku, Ma! Anak mama yang ganteng ini disiksa sama istrinya." Nathan beralih pada sang mama, memohon belas kasihan agar perempuan yang sudah melahirkannya itu sudi membela dirinya.

"Mama nggak ikutan, itu urusan rumah tangga kalian." Di luar prediksi, Liana malah melengos pergi menuju ke mobil yang sudah terparkir di depan rumah. "Mama tunggu di mobil, ya, sama si kembar! Yuk, Ellen, Evan, kita tunggu abang kalian menyelesaikan urusan rumah tangganya!"

"Yoook!" Dengan serempak kedua adik Nathan menyahut, lalu mengikuti jejak mamanya membentuk satu barisan.

Widya dan Nathan sempat menohok menyaksikan pementasan drama yang ditunjukkan oleh Liana dan kedua adiknya Nathan. "Keluarga lo kenapa?" tanya Widya heran. Nathan menggeleng pelan, tanpa sadar cubitan Widya pun melonggar. Hal itu dijadikan kesempatan oleh Nathan untuk menghindar.

"Ah, akhirnya lepas juga," gumam Nathan sembari mengusap bagian perutnya yang terasa kebas.

"Heh, kenapa menjauh?" Widya baru sadar kalau buruannya sudah kabur.

"Oh, jadi lo nggak mau menjauh dari gue?" goda Nathan lagi.

Widya mendengus sebal, kedua tangannya melipat di depan dada dengan wajah yang berpaling ke sembarang arah. Walaupun tidak tega, tetapi Nathan suka melihat reaksi Widya seperti itu. Sangat menggemaskan di mata Nathan. Kaki jenjangnya melangkah maju mendekati Widya, kedua tangannya dengan lancang merengkuh tubuh itu agar masuk ke dalam pelukannya. "Gue titip hati gue di sini, ya! Jangan sampek pas gue balik lagi, dia patah untuk kedua kali!" tutur Nathan terdengar tulus.

Widya seolah terombang-ambing dalam perasannya yang masih bimbang. Namun, ia sama sekali tidak menolak pelukan itu. Rasanya nyaman dan hangat. Hingga Nathan mengurainya lebih dulu, Widya tersadar dan tersipu. Sikap mereka jadi canggung dan malu-malu.

"Jadi, gue beneran nggak boleh ikut, nih?" tanya Widya memastikan lagi. Berharap Nathan berubah pikiran, dan mau mengajaknya ke bandara.

"Nggak usah, ada mama sama adik-adik gue yang antar. Lo do'ain gue aja, biar selamat sampe tujuan, dan pulang lagi dengan sehat!"

"Iya." Widya tertunduk sedih. Dia merasa sadar diri dengan statusnya saat ini. Dia bukan kekasih Nathan, jadi dia tidak berhak untuk terus menempel pada Nathan.

***

Roda kehidupan terus berputar tanpa jeda, sudah tiga hari Nathan berada di Singapura. Di hari pertama Nathan sampai di negeri seberang, ia tidak luput dari memberikan kabar ke Widya. Dari mulai chatting biasa sampai panggilan video mereka lakukan hampir sepanjang hari. Itu sudah cukup untuk mengobati rasa rindu dalam hati.

Namun, di hari kedua intensitas komunikasi mereka sedikit berkurang. Nathan sepertinya sangat sibuk di sana, sehingga dia tidak sempat untuk memberikan kabar kepada Widya. Apalagi hari ini, Widya belum mendapatkan kabar dari Nathan sama sekali. Padahal langit senja yang terlukis indah di ufuk barat, menunjukkan jika waktu sudah hampir malam. Hal itu membuat Widya seharian ini jadi sering melamun dan tidak bersemangat. Sepi dan hampa seolah bersatu melengkapi rasa penat.

"Lo kenapa, sih, Wid?" Kartika yang kebetulan menginap di rumah Widya bertanya heran. "Dari pagi gue lihat lo itu diem terus? Itu HP mau berapa lama lagi lo tatap kayak gitu? Kalau emang kangen sama Nathan, kenapa lo nggak telepon dia duluan?"

"Gue udah telepon, tapi dia nggak angkat." Widya berkata lirih, tetapi detik kemudian ia tersentak dan kepalanya mendongak, ketika mendengar Kartika tiba-tiba tergelak. "Ma-maksud gue, bukan gitu! Gue nggak lagi nungguin telepon Nathan." Widya berkelit, merasa malu dengan kata-kata yang spontan terucap dari bibirnya tadi.

"Halah, lo nggak usah nyangkal lagi. Biasanya kata-kata yang terucap secara spontan itu yang paling jujur," pungkas Kartika di sela tawanya. Ia duduk di samping Widya yang tengah duduk di tepi ranjang, tangannya merangkul leher Widya hingga gadis itu hampir terjengkang. "Udah, lo jujur aja sama perasaan lo! Greget gue lama-lama!" cetus Kartika lagi.

Widya sejenak terdiam, mencoba mencerna apa yang dikatakan oleh sahabatnya. Tidak bisa dia pungkiri jika kepergian Nathan membuat hatinya merasa hampa. Rasanya tidak lengkap hidupnya tanpa sosok Nathan di sampingnya. Namun, semua itu masih saja disangkal oleh Widya sebagai perasaan cinta. Ia masih berpikir, jika itu hanyalah perasaan yang wajar dirasakan untuk sahabat dekatnya.

***

Sementara di tempat yang berbeda, tepatnya di sebelah utara negara Indonesia yang berbatasan dengan Kepulauan Riau di Selat Singapura. Di sanalah tempat Nathan berada, negeri yang terkenal dengan julukan Kota Singa—Negara Singapura.

Nathan baru saja pulang dari kantor papanya. Rasa lelah telah menguasai tubuh lelaki itu setelah seharian berhadapan dengan sang paman. Ya, penyebab keonaran yang terjadi di perusahaan papanya adalah pamannya sendiri. Walaupun Nathan tahu bagaimana caranya menghadapi lelaki tersebut, karena dia mempunyai kartu AS pamannya yang ia yakini akan membuat pamannya tidak bisa berkutik lagi. Namun, ia juga harus mengumpulkan bukti, agar semuanya bisa aman dan terkendali.

Nathan merebahkan tubuhnya di atas ranjang dengan posisi telentang. Waktu di jam dindingnya sudah menunjukkan pukul 20.00. Itu artinya di tempat Widya sekarang sudah pukul 19.00. Tentu saja Nathan yakin, jika kesayangannya belum tidur, makanya dia berniat untuk meneleponnya saat itu juga. Siapa lagi kalau bukan Widya.

Nathan merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya. Lantas dengan segera mencari nomor kontak Widya lalu menghubungkan panggilannya. Tidak lama panggilan itu pun terhubung. Namun, Nathan yang mau membuka suara tiba-tiba harus menjauhkan ponselnya sejenak dari daun telinga.

"Ngapain aja, sih, lo, jam segini baru telepon gue?!" Suara Widya menggelegar bak petir yang menyambar.

Nathan pun terkekeh pelan, lalu mendekatkan ponsel itu ke telinganya lagi. "Kenapa? Lo kangen sama gue?" tanya Nathan yang berhasil membuat Widya gelagapan.

...***...

🙋: Syokoor, kena amuk Widya noh, si Nathan 😅

💆‍♂️: Dikit amat, Thor 🙄

🙋 : Sengaja, hoy, biar hemat bab. Entar kalau dah masuk list rekomendasi novel, aku double up.

💆‍♂️: Fix, hari ini nggak like 👍

🙋: Fix, kita putus!

💆‍♂️: 🤔

Terpopuler

Comments

Ay_katsuki

Ay_katsuki

Iya, Sayang. Aku paham, kok. 😌

2022-03-02

1

filaricsa

filaricsa

entahlah aku ngak bisa relaain dirimu sama Nathan 🤭

2022-02-27

1

Fitri_hn28

Fitri_hn28

tinggal bilang aku sih yes, gitu aja kok Angel men sih Wid🙃🙃🙃🙃

2022-02-21

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 13.1
15 BAB 14
16 BAB 14.1
17 BAB 15
18 BAB 16
19 BAB 17
20 BAB 18
21 BAB 19
22 BAB 20
23 BAB 21
24 BAB 22.1
25 BAB 22.2
26 BAB 23
27 BAB 24.1
28 BAB 24.2
29 BAB 25
30 BAB 26
31 BAB 27
32 BAB 28
33 BAB 29
34 BAB 30
35 BAB 31
36 BAB 32
37 BAB 33
38 BAB 34
39 BAB 35
40 BAB 36
41 BAB 37
42 BAB 38
43 BAB 39
44 BAB 40
45 BAB 41
46 BAB 42
47 BAB 43
48 BAB 44
49 BAB 45
50 BAB 46
51 BAB 47
52 BAB 47.1
53 BAB 48
54 BAB 49
55 BAB 50
56 BAB 51
57 BAB 52
58 BAB 53
59 BAB 54
60 BAB 55
61 BAB 56
62 BAB 57
63 BAB 58
64 BAB 59
65 BAB 60
66 BAB 61
67 BAB 62
68 BAB 63
69 BAB 64
70 BAB 65
71 BAB 66
72 BAB 67
73 BAB 68
74 BAB 69
75 BAB 70
76 BAB 71
77 BAB 72
78 BAB 73
79 BAB 74
80 BAB 75
81 BAB 76
82 BAB 77
83 BAB 78
84 BAB 79
85 BAB 80
86 BAB 81
87 BAB 82
88 BAB 83
89 BAB 84
90 BAB 85
91 BAB 86
92 BAB 87
93 BAB 88
94 BAB 89
95 BAB 90
96 BAB 91
97 BAB 92
98 BAB 93
99 BAB 94
100 BAB 95
101 BAB 96
102 BAB 97.1
103 BAB 97.2
104 BAB 97.3
105 BAB 98
106 BAB 99
107 BAB 100.1
108 BAB 100.2
109 BAB 101
110 BAB 102
111 BAB 103
112 BAB 104
113 BAB 105
114 BAB 106
115 BAB 107.1
116 BAB 107.2
117 BAB 108
118 BAB 109
119 BAB 110
120 BAB 111
121 BAB 112
122 BAB 113
123 BAB 114
124 BAB 115
125 BAB 116
126 BAB 117
127 BAB 118
128 BAB 119.1
129 BAB 119.2
130 BAB 120
131 BAB 121
132 BAB 122
133 BAB 123
134 BAB 124
135 BAB 125
136 BAB 126
137 BAB 127
138 BAB 128
139 BAB 129
140 BAB 130. END
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 13.1
15
BAB 14
16
BAB 14.1
17
BAB 15
18
BAB 16
19
BAB 17
20
BAB 18
21
BAB 19
22
BAB 20
23
BAB 21
24
BAB 22.1
25
BAB 22.2
26
BAB 23
27
BAB 24.1
28
BAB 24.2
29
BAB 25
30
BAB 26
31
BAB 27
32
BAB 28
33
BAB 29
34
BAB 30
35
BAB 31
36
BAB 32
37
BAB 33
38
BAB 34
39
BAB 35
40
BAB 36
41
BAB 37
42
BAB 38
43
BAB 39
44
BAB 40
45
BAB 41
46
BAB 42
47
BAB 43
48
BAB 44
49
BAB 45
50
BAB 46
51
BAB 47
52
BAB 47.1
53
BAB 48
54
BAB 49
55
BAB 50
56
BAB 51
57
BAB 52
58
BAB 53
59
BAB 54
60
BAB 55
61
BAB 56
62
BAB 57
63
BAB 58
64
BAB 59
65
BAB 60
66
BAB 61
67
BAB 62
68
BAB 63
69
BAB 64
70
BAB 65
71
BAB 66
72
BAB 67
73
BAB 68
74
BAB 69
75
BAB 70
76
BAB 71
77
BAB 72
78
BAB 73
79
BAB 74
80
BAB 75
81
BAB 76
82
BAB 77
83
BAB 78
84
BAB 79
85
BAB 80
86
BAB 81
87
BAB 82
88
BAB 83
89
BAB 84
90
BAB 85
91
BAB 86
92
BAB 87
93
BAB 88
94
BAB 89
95
BAB 90
96
BAB 91
97
BAB 92
98
BAB 93
99
BAB 94
100
BAB 95
101
BAB 96
102
BAB 97.1
103
BAB 97.2
104
BAB 97.3
105
BAB 98
106
BAB 99
107
BAB 100.1
108
BAB 100.2
109
BAB 101
110
BAB 102
111
BAB 103
112
BAB 104
113
BAB 105
114
BAB 106
115
BAB 107.1
116
BAB 107.2
117
BAB 108
118
BAB 109
119
BAB 110
120
BAB 111
121
BAB 112
122
BAB 113
123
BAB 114
124
BAB 115
125
BAB 116
126
BAB 117
127
BAB 118
128
BAB 119.1
129
BAB 119.2
130
BAB 120
131
BAB 121
132
BAB 122
133
BAB 123
134
BAB 124
135
BAB 125
136
BAB 126
137
BAB 127
138
BAB 128
139
BAB 129
140
BAB 130. END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!