BAB 8

...***...

"Gue ... gue bingung mesti jawab apa?" Widya berkata gugup. Baru kali ini juga, ia merasa gugup ketika berhadapan dengan Nathan.

"Lo tinggal jawab 'iya' aja, apa susahnya?" desak Nathan sedikit tertawa. Walaupun sebenarnya, ia ingin memaksa.

Widya pun berdecak, "Nggak segampang itu, kali!" cicitnya pelan, tetapi masih bisa terdengar dengan jelas oleh Nathan.

"Jadi lo mau nolak gue?" cetus Nathan, sorot matanya terlihat sendu.

Seolah dipojokkan, Widya merapatkan bibirnya seraya mengerjap kaku. Ia semakin bingung dengan jawabannya. Jujur, ia juga sudah merasa nyaman dengan Nathan. Kebersamaan mereka selama ini membuat Widya merasa tidak pernah kekurangan kasih sayang.

Dulu, sebelum Widya mengenal Nathan, dia sempat mengira jika Nathan menyukai dirinya, dengan sikap Nathan yang suka menggoda. Namun, seiring berjalannya waktu, Widya akhirnya paham jika Nathan adalah lelaki yang suka bercanda. Makanya ia tidak pernah menggubris jika Nathan terus menggodanya. Dan untuk sekarang, setelah ia tahu jika Nathan serius mencintai dirinya. Widya belum siap untuk kembali menjalin hubungan cinta, karena Widya tidak ingin terluka karena cinta untuk ke sekian kalinya.

"Gue minta maaf, Nath! Gue beneran nggak bisa."

"Kenapa? Apa karena lo masih cinta sama Harsa?"

Widya tercekat seiring dengan keningnya yang berkerut. "Kenapa lo selalu berpikiran kayak gitu?" tanyanya sedikit kesal.

"Soalnya akhir-akhir ini lo lebih deket sama Harsa. Gue jadi cemburu," jawab Nathan lirih. Mimik wajahnya dibuat nelangsa, berharap Widya mengasihani dirinya.

Widya malah ingin sekali tertawa melihat wajah Nathan, tetapi dirinya tidak tega. Ia pun memilih untuk tersenyum saja. "Lo nggak perlu memasang wajah kayak gitu! Keputusan gue akan tetap sama. Gue nggak bisa nerima lo. Bukan karena Harsa atau lelaki mana pun. Gue cuma mau konsentrasi sama kuliah gue aja, dan ... gue masih takut untuk memulai hubungan cinta lagi."

Penjelasan sekaligus penolakan Widya tentu saja membuat Nathan kecewa. Namun, ia tidak bisa memaksakan kehendaknya. Ia mengerti dengan keadaan Widya. "Gue ngerti, kok, tapi gue harap lo nggak bakalan berubah sikap sama gue walaupun lo udah tahu perasaan gue ini. Jangan menjauh dari gue, ya!"

Permintaan Nathan membuat hati Widya sedikit terenyuh. Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas, membentuk sebuah senyum merekah. "Ya nggak, lah. Asal sikap lo nggak nyebelin lagi!" tukas Widya. Berusaha mencoba menyingkirkan rasa canggung yang menyapa.

"Memangnya gue nyebelin?"

"Banget!" sahut Widya. Lalu melanjutkan kegiatannya menikmati kue yang sempat ia tunda sebelumnya.

Melihat Nathan yang tiba-tiba termenung membuat Widya merasa bersalah. Niat hati ingin mencairkan suasana dengan candaan recehnya, tetapi entah kenapa tanggapan Nathan malah di luar prediksinya.

"Nath, lo ko diem aja? Kasian itu kuenya lo anggurin dari tadi." Widya menjadi canggung kembali, sikap Nathan benar-benar berbeda hari ini.

Apalagi ketika lelaki itu hanya membalas ucapan Widya dengan seulas senyuman getir, membuat hati Widya sedikit khawatir. Apakah setelah ini persahabatan mereka akan berakhir?

"Nath, lo sendiri yang bilang barusan. Walaupun gue nggak bisa nerima cinta lo, gue harus bersikap biasa aja. Gue tadi cuma bercanda. Kenapa lo masukin dalam hati, sih?" tanya Widya dengan tatapannya yang serius. Sorot matanya tersirat rasa takut.

Nathan menatap Widya balik. Pandangan mereka terkunci dalam diam. Kedua netra Widya yang berkelipan karena pantulan dari cahaya lampu sekitar, kini menjadi pusat perhatian Nathan. Membuatnya semakin jatuh cinta, dan ingin menyelaminya hingga ke dasar. "Lo cantik banget, sih, Wid!"

Widya tersentak mendengar itu, walaupun tak ayal wajahnya pun tersipu. Ia mengalihkan pandangannya ke arah lain. Mencoba menetralkan aliran darahnya yang tiba-tiba berdesir. "Lo emang nyebelin!" decak Widya kesal.

"Kenapa? Sekarang lo yang takut kalau gue bakalan membenci lo?"

Ekor mata Widya melirik sinis Nathan. Ia ingin berkata 'iya', tetapi rasa ego dan gengsinya terlalu tinggi untuk melakukan itu. Ia memilih diam dan melanjutkan makannya.

"Aduh, Sayangku. Lo imut banget, sih, kalau cemberut!" Sikap tengil Nathan muncul lagi, ia menjulurkan tangannya untuk mencubit pipi Widya dengan gemas.

"Nathan ... sakit, tau!" sungut Widya, sembari menepis tangan Nathan.

Lelaki itu tertawa, berusaha bersikap tegar walaupun hatinya terasa seperti terbakar, karena cintanya bertepuk sebelah tangan.

***

Pagi yang cerah disambut cahaya mentari yang gagah, tetapi tidak membuat seorang pemuda terbangun dalam tidurnya. Selimut tebal yang menutupi sebagian tubuhnya seolah menggantikan hangatnya mentari pagi, membuatnya semakin terbuai dalam dunia mimpi.

"Nath, Nathan ... bangun, Nak! Memangnya kamu nggak kuliah hari ini?" Suara Liana yang diiringi dengan suara ketukan pintu terdengar menggema di luar sana. Berusaha menarik Nathan untuk kembali ke dunia nyata.

Hingga beberapa kali suara itu terlontar, akhirnya ada yang berhasil menembus gendang telinga Nathan. "Nathan ... ini udah jam delapan. Kamu mau bangun jam berapa?"

Kalimat itu yang terdengar oleh indera pendengaran Nathan. Membuatnya sontak terperanjat, lalu meraih jam weker yang berada di atas meja di samping tempat tidur. Kedua matanya yang masih sipit memperhatikan jarum jam yang menunjuk ke angka delapan. "Sial, gue kesiangan!" sungut Nathan, lalu menyimpan jam itu sembarangan, dan menyibak selimutnya dengan kesal.

Ia turun dari ranjangnya, lalu berjalan menuju pintu. Karena suara sang mama di luar sana belum berhenti untuk membangunkannya. Hingga gagang pintu itu bergerak, suara itu pun berhenti sejenak.

"Kamu nggak kuliah?" Pertanyaan itu yang langsung terlontar dari mulut Liana, ketika lelaki tampan itu menunjukkan wajah bantalnya.

"Aku kesiangan, Ma. Kenapa nggak dibangunin dari tadi, sih?" protes Nathan pada mamanya.

"Eh, kenapa jadi nyalahin mama? Kamu aja yang tidurnya kayak kebo. Mama udah tiga kali balik ke sini buat bangunin kamu, tau! Katanya mau ngejar Widya, bangun aja masih kesiangan."

Mendengar nama Widya disebut, Nathan jadi teringat sesuatu. Ia tersentak dengan kedua bola matanya yang membulat. "Astaga ... gue harus jemput Widya!" pekik Nathan sembari menepuk keningnya.

"Tuh, 'kan. Cepet siap-siap! Nanti keburu Widyanya diambil orang baru tahu rasa, kamu!"

"Mama jangan bikin Nathan down, dong! Kasih semangat anaknya, kek! Semalam dia abis nolak aku," cicit Nathan berlagak manja, Liana pun tertawa.

"Iya, iya ... semangat, anak mama! Berusaha terus, sampai hati Widya luluh, ya!" ucap Liana sembari mengacak rambut Nathan, dan membuatnya semakin berantakan.

"Gitu, dong. Nathan mandi dulu, ya!" Nathan tersenyum lebar, lalu mencium pipi mamanya. "Love you, Ma!" ucap Nathan, lantas pergi menuju kamar mandi.

Liana tidak berkata apa-apa, ia hanya tersenyum sembari menggelengkan kepalanya melihat tingkah Nathan seperti itu. Lalu menutup pintu kamar anaknya, sebelum ia pergi dari sana.

***

Suara bising kendaraan di jalanan yang padat itu seolah menertawakan nasib Nathan. Bagaimana tidak? Berawal dari insiden kesiangan, yang membuatnya ditikung oleh saingan, dan kini harus dilengkapi dengan kemacetan.

"Sial banget, sih, gue hari ini! Gue udah buru-buru jemput Widya, malah keduluan sama si Harsa. Brengsek, tu anak!" sungut Nathan dengan emosi yang memburu. Ia tekan klakson mobilnya berkali-kali dengan penuh tenaga, berharap semua kendaraan itu menyingkir dari hadapannya.

Namun, kemacetan memang tidak diharapkan oleh semua orang. Bukan hanya Nathan yang kesal, melainkan pengemudi lainnya juga merasakan. Bahkan, pengemudi mobil yang berada di depan mobil Nathan langsung menyembulkan kepalanya ke luar jendela mobil. "Woy, berisik! Udah tau macet. Sabar, dong!" teriaknya memarahi Nathan.

Nathan ingin sekali keluar dan mengajak orang tersebut baku hantam, tetapi akal sehatnya tidak mengizinkan. Lelaki itu sadar, jika dirinya yang salah. Ia pun diam saja setelah mengembuskan napas pasrah.

Setelah menempuh perjalanan alot menuju kampus, Nathan memarkirkan mobilnya, lalu bergegas turun dari mobil ingin segera mencari Widya. Namun, seseorang yang datang menghampirinya membuat hati Nathan semakin panas saja. "Makhluk ini lagi!" decak Nathan seraya melemaskan bahunya. Kedua keningnya mengernyit diiringi tatapan jijik.

Apalagi saat orang itu tanpa tahu malu langsung menggandeng tangannya sembari berkata, "Nath, masuk bareng, yuk!" Dialah Cindy, fans fanatik Nathan yang mulai beraksi.

...***...

Yaaah, ditolak, dong.

Kayaknya othornya belum ikhlas Nathan diambil orang 🤭

Udah Senin, nih. Kasih vote sama giftnya, ya. Kali aja othornya berubah pikiran 😎

Terpopuler

Comments

Ay_katsuki

Ay_katsuki

astogee, masih nongol aja si piyik 😒😒

2022-03-02

1

Sufisa ~ IG : Sufisa88

Sufisa ~ IG : Sufisa88

no komen 🤣🤣

2022-02-17

2

Tina Maulana 🍉

Tina Maulana 🍉

besok2 nembak Widya bawa pistol ya Nat, pasti langsung diterima.

2022-02-08

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 13.1
15 BAB 14
16 BAB 14.1
17 BAB 15
18 BAB 16
19 BAB 17
20 BAB 18
21 BAB 19
22 BAB 20
23 BAB 21
24 BAB 22.1
25 BAB 22.2
26 BAB 23
27 BAB 24.1
28 BAB 24.2
29 BAB 25
30 BAB 26
31 BAB 27
32 BAB 28
33 BAB 29
34 BAB 30
35 BAB 31
36 BAB 32
37 BAB 33
38 BAB 34
39 BAB 35
40 BAB 36
41 BAB 37
42 BAB 38
43 BAB 39
44 BAB 40
45 BAB 41
46 BAB 42
47 BAB 43
48 BAB 44
49 BAB 45
50 BAB 46
51 BAB 47
52 BAB 47.1
53 BAB 48
54 BAB 49
55 BAB 50
56 BAB 51
57 BAB 52
58 BAB 53
59 BAB 54
60 BAB 55
61 BAB 56
62 BAB 57
63 BAB 58
64 BAB 59
65 BAB 60
66 BAB 61
67 BAB 62
68 BAB 63
69 BAB 64
70 BAB 65
71 BAB 66
72 BAB 67
73 BAB 68
74 BAB 69
75 BAB 70
76 BAB 71
77 BAB 72
78 BAB 73
79 BAB 74
80 BAB 75
81 BAB 76
82 BAB 77
83 BAB 78
84 BAB 79
85 BAB 80
86 BAB 81
87 BAB 82
88 BAB 83
89 BAB 84
90 BAB 85
91 BAB 86
92 BAB 87
93 BAB 88
94 BAB 89
95 BAB 90
96 BAB 91
97 BAB 92
98 BAB 93
99 BAB 94
100 BAB 95
101 BAB 96
102 BAB 97.1
103 BAB 97.2
104 BAB 97.3
105 BAB 98
106 BAB 99
107 BAB 100.1
108 BAB 100.2
109 BAB 101
110 BAB 102
111 BAB 103
112 BAB 104
113 BAB 105
114 BAB 106
115 BAB 107.1
116 BAB 107.2
117 BAB 108
118 BAB 109
119 BAB 110
120 BAB 111
121 BAB 112
122 BAB 113
123 BAB 114
124 BAB 115
125 BAB 116
126 BAB 117
127 BAB 118
128 BAB 119.1
129 BAB 119.2
130 BAB 120
131 BAB 121
132 BAB 122
133 BAB 123
134 BAB 124
135 BAB 125
136 BAB 126
137 BAB 127
138 BAB 128
139 BAB 129
140 BAB 130. END
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 13.1
15
BAB 14
16
BAB 14.1
17
BAB 15
18
BAB 16
19
BAB 17
20
BAB 18
21
BAB 19
22
BAB 20
23
BAB 21
24
BAB 22.1
25
BAB 22.2
26
BAB 23
27
BAB 24.1
28
BAB 24.2
29
BAB 25
30
BAB 26
31
BAB 27
32
BAB 28
33
BAB 29
34
BAB 30
35
BAB 31
36
BAB 32
37
BAB 33
38
BAB 34
39
BAB 35
40
BAB 36
41
BAB 37
42
BAB 38
43
BAB 39
44
BAB 40
45
BAB 41
46
BAB 42
47
BAB 43
48
BAB 44
49
BAB 45
50
BAB 46
51
BAB 47
52
BAB 47.1
53
BAB 48
54
BAB 49
55
BAB 50
56
BAB 51
57
BAB 52
58
BAB 53
59
BAB 54
60
BAB 55
61
BAB 56
62
BAB 57
63
BAB 58
64
BAB 59
65
BAB 60
66
BAB 61
67
BAB 62
68
BAB 63
69
BAB 64
70
BAB 65
71
BAB 66
72
BAB 67
73
BAB 68
74
BAB 69
75
BAB 70
76
BAB 71
77
BAB 72
78
BAB 73
79
BAB 74
80
BAB 75
81
BAB 76
82
BAB 77
83
BAB 78
84
BAB 79
85
BAB 80
86
BAB 81
87
BAB 82
88
BAB 83
89
BAB 84
90
BAB 85
91
BAB 86
92
BAB 87
93
BAB 88
94
BAB 89
95
BAB 90
96
BAB 91
97
BAB 92
98
BAB 93
99
BAB 94
100
BAB 95
101
BAB 96
102
BAB 97.1
103
BAB 97.2
104
BAB 97.3
105
BAB 98
106
BAB 99
107
BAB 100.1
108
BAB 100.2
109
BAB 101
110
BAB 102
111
BAB 103
112
BAB 104
113
BAB 105
114
BAB 106
115
BAB 107.1
116
BAB 107.2
117
BAB 108
118
BAB 109
119
BAB 110
120
BAB 111
121
BAB 112
122
BAB 113
123
BAB 114
124
BAB 115
125
BAB 116
126
BAB 117
127
BAB 118
128
BAB 119.1
129
BAB 119.2
130
BAB 120
131
BAB 121
132
BAB 122
133
BAB 123
134
BAB 124
135
BAB 125
136
BAB 126
137
BAB 127
138
BAB 128
139
BAB 129
140
BAB 130. END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!