BAB 14

...***...

Sore itu hujan turun sangat deras. Sambil memandang jendela, Nathan menatap keluar melihat taman di samping rumahnya sambil memegang secangkir coklat panas. Jujur, ia resah dan bertanya kepada dirinya sendiri. Ada apa dengan hatinya dan mengapa ia selalu merasa gelisah, setelah mengatakan dengan jujur kalau ia mencintai Widya, tetapi gadis manis itu masih belum bisa menerima perasaannya hingga membuat hatinya semakin bimbang dan putus asa.

Suara petir yang menggelegar, membuat lelaki itu tersentak, dan hampir saja mengumpat kalau saja dirinya tidak takut kualat. Salah satu sudut bibirnya tertarik ke atas, membentuk senyuman miris yang membuatnya nyaris menangis. Nathan merasa alam pun ikut menertawakan dirinya, seolah alam semesta mendukung hatinya yang merana.

Hujan itu tak kunjung reda dan semakin turun dengan derasnya, sedangkan Nathan masih bergeming di tempatnya. Ia masih berpikir bagaimana caranya meyakinkan Widya tentang perasaannya, bahwa di lubuk hatinya dia sangat mencintai Widya. Hingga kedatangan adik laki-lakinya yang masuk kamar Nathan tanpa permisi, membuyarkan lamunan Nathan.

"Bang, bantuin Evan ngerjain PR, dong!"

Nathan menoleh, lalu membalikkan tubuhnya menghadap sang adik. "PR apa?" tanyanya.

"Matematika."

Nathan mendengus, walaupun dirinya malas, tetapi dia harus membantu adiknya. Evan memang tidak sepandai adik kembarnya—Ellen. Makanya Nathan harus lebih ekstra untuk mengajarkan adiknya itu. Untuk sejenak ia melupakan Widya, lalu beralih menjadi guru privat untuk adiknya.

***

Matahari memancarkan sinarnya yang terang, menyinari bumi dengan hangat setelah semalam kedinginan diguyur hujan. Pagi ini, Nathan akan pergi ke kampus dengan mengendarai motor sport-nya. Niat hatinya ingin menjemput matahari tercinta, siapa lagi kalo bukan Widya. Nathan berpikir, jika menggunakan motor akan lebih romantis di perjalanan nanti.

Dengan hati yang berbunga-bunga Nathan melangkah menuju meja makan yang ada di lantai bawah. Di sana sudah ada mama dan kedua adik kembarnya sudah duduk manis.

"Wah, wajah Abang pagi-pagi cerah sekali! Seperti orang menang lotre," ledek Ellen pada Nathan.

Nathan mencebikkan bibirnya, lantas menarik kursi kosong yang berada di samping mamanya untuk ia duduki. "Pernyataan macam apa itu? Bukankah aku memang selalu ceria?" jawab Nathan santai.

"Halah, biasanya juga wajahnya ditekuk kayak dompet emak-emak komplek!” celetuk Evan sambil cekikikan ikut meledek abangnya.

"Eh, kok, pada main ledek-ledekan, sih?" hardik Liana pada anak kembarnya, lalu beralih pada Nathan. Seulas senyuman penuh arti yang ia lontarkan pada Nathan, cukup menunjukkan jika hatinya merasa senang melihat Nathan yang begitu semringah, tidak lagi muram seperti semalam. Ya, semalam Liana memergoki Nathan yang melanjutkan lamunannya di tepi kolam renang. Liana tahu, Nathan tengah dilanda malarindu.

"Pagi-pagi, tuh, emang harus semangat, ya, Bang!" imbuh Liana.

"Betul banget, tuh, Mah,” sahut Nathan seraya mengacungkan kedua jempolnya. Liana pun terkekeh pelan.

"Ya, sudah. Ayo, kita sarapan!” titah sang mama.

Ellen dan Evan langsung mengambil roti yang sudah diolesin dengan selai kacang, sedangkan Nathan menyendok nasi goreng dan telur ceplok kesukaannya. Mereka pun sarapan dengan nikmat tanpa berbincang.

Usai drama sarapan pagi itu selesai, Nathan memacu motor sport-nya dengan kecepatan pelan. Walaupun ia berharap tidak keduluan oleh Harsa atau mungkin Widya berangkat bersama Bowo—papanya Widya. Nathan juga harus mementingkan keselamatan, ngebut di jalan bukan cara yang aman untuk mencapai tujuan.

"Gue harus gerak cepat, sebelum hati Widya direbut lagi sama si curut itu," batin Nathan, menyamakan Harsa dengan hewan pengerat yang suka mengendus tersebut.

Di sepanjang perjalanan, Nathan bersenandung ria. Menyanyikan lagu 'Separuhku' miliknya grup band 'Nano'. Lagu itu seolah menggambarkan suasana hatinya saat ini. Hatinya terasa hampa, separuh jiwanya telah dicuri oleh makhluk yang bernama cinta. Nathan merasa hidupnya tidak akan lengkap tanpa adanya Widya.

Setelah berhasil membelah jalanan ibu kota yang ramai lancar. Sampailah pemuda tampan itu di depan rumah Widya. Seketika si empunya rumah yang baru saja keluar pun terkaget melihat kedatangan Nathan yang tidak seperti biasanya, menggunakan motor sport dengan gaya stylish ala-ala badboy. Mengenakan kaos polo yang dipadukan dengan kemeja panel tanpa dikancing, dan celana jeans belel dengan sedikit sobekan di lututnya. Tidak ketinggalan sepatu sneaker kesayangannya. Nathan terlihat lebih fresh dari biasanya.

Senyuman merekah segera terbit dari bibir Nathan, ketika melihat pujaan hatinya begitu memesona dengan kemeja putih dan celana bahan berwarna biru, serta blazer yang senada dengan celananya. Begitu cantik dan anggun di mata Nathan. Lelaki itu melepaskan helm yang melindungi kepalanya, lalu disimpan di depan tubuhnya.

"Sayang, lo cantik banget hari ini!” puji Nathan. Ia sapukan pandangannya dari atas sampai bawah tubuh Widya. Dengan gaya tengilnya Nathan menjentikan jarinya, berlagak seperti pesulap Romi Rafael dengan jargon andalannya ‘sempurna'.

"Apaan, sih, Nath! Memangnya gue cantiknya hari ini doang?" Widya pura-pura merajuk, memalingkan wajahnya ke arah lain guna menyembunyikan semburat merah yang ia yakini sudah memenuhi wajahnya yang tersipu.

Nathan terkekeh pelan, lalu turun dari motornya. Berjalan menghampiri Widya yang masih berdiri di depan teras rumahnya. Menatap gadis yang tengah merajuk sambil melipat tangan di depan dada. "Dengar, ya, Sayangku, Cintaku!" Nathan meraih bahu Widya, mengarahkan tubuh mungil itu agar menghadapnya. Kedua netra itu kini saling tatap, sebelum Nathan kembali berucap, "Di mata gue, lo itu selalu cantik. Kapan pun dan di mana pun. Terutama di hati gue yang paling dalam," Nathan menunjuk dadanya sendiri, lalu sedikit membungkukkan tubuhnya sehingga wajahnya lebih mendekat pada wajah Widya. Sontak Widya menarik mundur kepalanya. Tak ayal, wajahnya merona dengan kelakuan Nathan.

Melihat perubahan raut muka Widya, Nathan pun berceloteh. “Eh, Wid, kenapa muka lo jadi berubah kayak kepiting rebus?” ledek Nathan sambil tertawa terbahak-bahak. "Tapi lucu, gue suka," tambah Nathan di sela tawanya. Tidak terima dengan ledekan Nathan, Widya pun memukul lengan Nathan dengan modul yang dibawanya. Pun menepis tangan Nathan yang masih betah bertengger di bahunya.

"Lo jahat banget, sih, Nath! Nyamain muka gue kayak kepiting rebus," kesal Widya sembari melangkah lebih dulu meninggalkan Nathan seorang diri.

"Eh, mau kemana?" Pandangan Nathan mengikuti gerak langkah Widya yang tertuju ke motornya.

"Ke kampus, lah. Lo mau jemput gue, 'kan?"

Senyum Nathan sontak mengembang, ia lekas berlari kecil mendekati sang pujaan hati. "Iya, dong. Mari, Tuan putriku!" Nathan menyodorkan helm yang sudah ia bawa sebelumnya. Widya meraih helm itu, lalu memakainya.

"Mau gue pakein?" Tangan Nathan mengambang di udara, ketika kepala Widya mundur pertanda menolak pertolongan Nathan. "Ya udah, kalau nggak mau." Nathan menurunkan tangannya lemas, wajah kecewanya terlihat begitu jelas.

"Ayo, jalan!" ajak Widya ketus.

"Iya." Nathan menjawab malas, lalu bergegas menunggangi kuda besinya. Diikuti oleh Widya yang membonceng di belakangnya.

...***...

Kalau Widya nggak mau, othornya aja yang dipakein helm, Nath! 😅😅

🙋: Ini pasti pada nggak sabar, kapan Widya menentukan pilihan, kan? Sama, othornya juga udah nggak sabar.

💆‍♂️ : Eh, gimana? Emang yang nulis sape? Situ othornya, tinggal tulis besok jadian ape susahnya? 🙄

🙋: Nggak secepat itu, Juminten! Kita sepuluh orang, mesti rempugan dulu. Mau siapa, nih, jodohnya Widya 🤣🤣

💆‍♂️: What's the meaning of 'rempugan'? 🤔

🙋: Hanya othor yang paham 🤭🏃‍♀️🏃‍♀️

Terpopuler

Comments

HeniNurr (IG_heninurr88)

HeniNurr (IG_heninurr88)

Nathan bucin akut

2022-06-28

1

Ani Aira

Ani Aira

lagunya ky gimana Thor baru tau group band Nano🤔

2022-03-12

1

Ani Aira

Ani Aira

mestakung ya Nath

2022-03-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 13.1
15 BAB 14
16 BAB 14.1
17 BAB 15
18 BAB 16
19 BAB 17
20 BAB 18
21 BAB 19
22 BAB 20
23 BAB 21
24 BAB 22.1
25 BAB 22.2
26 BAB 23
27 BAB 24.1
28 BAB 24.2
29 BAB 25
30 BAB 26
31 BAB 27
32 BAB 28
33 BAB 29
34 BAB 30
35 BAB 31
36 BAB 32
37 BAB 33
38 BAB 34
39 BAB 35
40 BAB 36
41 BAB 37
42 BAB 38
43 BAB 39
44 BAB 40
45 BAB 41
46 BAB 42
47 BAB 43
48 BAB 44
49 BAB 45
50 BAB 46
51 BAB 47
52 BAB 47.1
53 BAB 48
54 BAB 49
55 BAB 50
56 BAB 51
57 BAB 52
58 BAB 53
59 BAB 54
60 BAB 55
61 BAB 56
62 BAB 57
63 BAB 58
64 BAB 59
65 BAB 60
66 BAB 61
67 BAB 62
68 BAB 63
69 BAB 64
70 BAB 65
71 BAB 66
72 BAB 67
73 BAB 68
74 BAB 69
75 BAB 70
76 BAB 71
77 BAB 72
78 BAB 73
79 BAB 74
80 BAB 75
81 BAB 76
82 BAB 77
83 BAB 78
84 BAB 79
85 BAB 80
86 BAB 81
87 BAB 82
88 BAB 83
89 BAB 84
90 BAB 85
91 BAB 86
92 BAB 87
93 BAB 88
94 BAB 89
95 BAB 90
96 BAB 91
97 BAB 92
98 BAB 93
99 BAB 94
100 BAB 95
101 BAB 96
102 BAB 97.1
103 BAB 97.2
104 BAB 97.3
105 BAB 98
106 BAB 99
107 BAB 100.1
108 BAB 100.2
109 BAB 101
110 BAB 102
111 BAB 103
112 BAB 104
113 BAB 105
114 BAB 106
115 BAB 107.1
116 BAB 107.2
117 BAB 108
118 BAB 109
119 BAB 110
120 BAB 111
121 BAB 112
122 BAB 113
123 BAB 114
124 BAB 115
125 BAB 116
126 BAB 117
127 BAB 118
128 BAB 119.1
129 BAB 119.2
130 BAB 120
131 BAB 121
132 BAB 122
133 BAB 123
134 BAB 124
135 BAB 125
136 BAB 126
137 BAB 127
138 BAB 128
139 BAB 129
140 BAB 130. END
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 13.1
15
BAB 14
16
BAB 14.1
17
BAB 15
18
BAB 16
19
BAB 17
20
BAB 18
21
BAB 19
22
BAB 20
23
BAB 21
24
BAB 22.1
25
BAB 22.2
26
BAB 23
27
BAB 24.1
28
BAB 24.2
29
BAB 25
30
BAB 26
31
BAB 27
32
BAB 28
33
BAB 29
34
BAB 30
35
BAB 31
36
BAB 32
37
BAB 33
38
BAB 34
39
BAB 35
40
BAB 36
41
BAB 37
42
BAB 38
43
BAB 39
44
BAB 40
45
BAB 41
46
BAB 42
47
BAB 43
48
BAB 44
49
BAB 45
50
BAB 46
51
BAB 47
52
BAB 47.1
53
BAB 48
54
BAB 49
55
BAB 50
56
BAB 51
57
BAB 52
58
BAB 53
59
BAB 54
60
BAB 55
61
BAB 56
62
BAB 57
63
BAB 58
64
BAB 59
65
BAB 60
66
BAB 61
67
BAB 62
68
BAB 63
69
BAB 64
70
BAB 65
71
BAB 66
72
BAB 67
73
BAB 68
74
BAB 69
75
BAB 70
76
BAB 71
77
BAB 72
78
BAB 73
79
BAB 74
80
BAB 75
81
BAB 76
82
BAB 77
83
BAB 78
84
BAB 79
85
BAB 80
86
BAB 81
87
BAB 82
88
BAB 83
89
BAB 84
90
BAB 85
91
BAB 86
92
BAB 87
93
BAB 88
94
BAB 89
95
BAB 90
96
BAB 91
97
BAB 92
98
BAB 93
99
BAB 94
100
BAB 95
101
BAB 96
102
BAB 97.1
103
BAB 97.2
104
BAB 97.3
105
BAB 98
106
BAB 99
107
BAB 100.1
108
BAB 100.2
109
BAB 101
110
BAB 102
111
BAB 103
112
BAB 104
113
BAB 105
114
BAB 106
115
BAB 107.1
116
BAB 107.2
117
BAB 108
118
BAB 109
119
BAB 110
120
BAB 111
121
BAB 112
122
BAB 113
123
BAB 114
124
BAB 115
125
BAB 116
126
BAB 117
127
BAB 118
128
BAB 119.1
129
BAB 119.2
130
BAB 120
131
BAB 121
132
BAB 122
133
BAB 123
134
BAB 124
135
BAB 125
136
BAB 126
137
BAB 127
138
BAB 128
139
BAB 129
140
BAB 130. END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!