Saat Raymond melepaskan pagutannya, Lorie merasa perutnya mulas dan kepalanya berkunang-kunang. Benar-benar sudah hampir pingsan. Bibirnya kebas dan mati rasa. Lidahnya kaku dan kram. Pria ini benar-benar iblis yang memakai topeng domba lemah lembut.
“Kamu ...!” Lorie mengatur ritme napasnya yang berantakan. Bahkan sisa tenaga untuk memarahi pria itu pun sudah tidak ada.
Dibandingkan dengan Lorie yang sedikit kacau, Raymond tampak lebih tenang. Ia mengusap puncak kepala Lorie dengan penuh rasa sayang.
“Kamu harus membiasakan diri,” ucap pria itu tanpa rasa berdosa.
Desisan pelan keluar dari mulut Lorie. Mengapa pria ini semakin tidak tahu malu?
“Apakah dulu kamu juga selalu begini dengan Alice?” tanyanya dengan mata memicing. Membayangkan Raymond bersikap mesra dan manja dengan wanita itu membua darahnya mendidih!
“Apa? Kamu ... apa yang kamu pikirkan, wanita tidak masuk akal ....” Raymond merasa sangat tidak berdaya. Cara berpikir kekasihnya ini sangat unik. Ia sedikit kewalahan menghadapi seringnya pergantian topik yang tiba-tiba seperti ini.
“Kamu selalu mencium Alice seperti ini?” Lorie tidak mau menyerah dan terus bertanya. Selama Raymond tidak memberikan jawaban yang memuaskan, ia tidak akan melepaskan pria itu dengan mudah.
Raymond menghela napas. Ia tahu kalau ia menjawab “tidak”, Lorie tidak akan percaya, tapi kalau ia menjawab “iya”, maka wanita itu mungkin akan mengamuk. Sekarang, apa yang harus ia lakukan?
Benar-benar merasa tidak berdaya ....
“Apa kamu memberi cincin seperti ini juga untuknya?” cecar Lorie yang merasa sangat tidak puas melihat respon Raymond. “Apa berlian miliknya lebih besar? Cepat katakan padaku.”
Raymond sudah hampir membenturkan kepalanya ke pohon. Tampaknya sekarang apa pun yang ia lakukan tidak akan pernah benar di mata Lorie.
“Apakah kamu akan terus mengungkitnya dan membandingkan dirimu dengan Alice?” tanya pria itu dengan wajah muram.
Pertanyaan itu membuat Lorie tertegun. Sekarang ia merasa sudah terlalu kekanak-kanakan. Raymond benar, sampai kapan ia akan mengungkit masalah ini? Namun, ia juga tidak bisa menahannya sama sekali. Seumur hidup, ia tidak pernah menjalin hubungan dengan pria mana pun. Di hatinya, selalu ada Raymond Dawson seorang. Bahkan melakukan kontak fisik seperti ciuman dan bergandengan tangan pun tidak pernah.
Akan tetapi pria ini, bukan hanya berkencan selama tiga tahun, mereka bahkan sudah bertunangan dan hampir menikah. Pernah tidur di kamar hotel yang sama, ia sama sekali tidak percaya kalau mereka tidak melakukan apa pun. Terhadap dirinya yang baru berkencan saja sudah begitu agresif, bagaimana caranya menangani wanita yang sudah akan menikah dengannya? Apakah ... mereka pernah tidur bersama?
Sibuk dengan pikirannya sendiri, air muka Lorie semakin pahit dan masam. Sejujurnya, ada sedikit rasa tidak rela ... tapi, itu semua juga hanya merupakan masa lalu, ‘kan? Bukankah dirinya sedikit picik jika memperhitungkan masalah yang sudah berlalu?
Raymond memegang tangan Lorie dan menatap wajah kekasihnya itu dengan sangat serius. Ia lalu berusaha untuk menjelaskan.
Pria itu sedikit terbata-bata ketika berkata,“Lorie. Aku tidak pernah menyentuhnya. Paling hanya ... hanya ciuman saja ... kami tidak pernah melakukannya ... malam itu ... aku ... itu adalah pertama kalinya aku ... itu pertama kalinya aku tidur dengan wanita .... Aku berani bersumpah, aku tidak pernah tidur dengan Alice sebelumnya.”
Lorie menarik napas dalam-dalam dan melirik wajah Raymond yang kusut. Ia sadar itu bukan mutlak kesalahan Raymond kalau mereka baru bersatu sekarang.
Takdir memang kadang sekonyol itu, ‘kan?
“Sudahlah. Lupakan. Aku tidak akan mengungkitnya lagi. Mulai saat ini dan seterusnya, hanya boleh membahas tentang kita. Aku tidak mengizinkanmu mengingat atau menyebut namanya lagi. Mengerti?”
“Aku memang tidak pernah mengingatnya lagi,” jawab Raymond. Tampangnya terlihat sangat tidak berdaya. Untuk apa mengingat wanita yang sudah menipu, menjebak, dan membunuh bayinya? Ia pasti idiot kalau masih memiliki perasaan untuk wanita itu.
“Bagus. Jika kamu berani mengkhianatiku, aku akan membuatmu bernasib sama seperti dia.”
Raymond dengan ekspresi terkejut bertanya,“Kamu akan menyuruh gelandangan dan preman mem*perkosa aku?”
“Ya. Lalu aku akan memotong barangmu itu dan membuatmu memakannya.”
Raymond tertegun untuk waktu yang cukup lama.
“Kenapa? Sekarang sudah menyesal karena tetap menyukaiku?”
Raymond berkedip seperti anak kecil, memberi tatapan polos kepada kekasihnya. “Tidak. Aku hanya sedang berpikir, jika kamu yang selingkuh, apakah aku akan menggunakan metode yang sama atau tidak ....”
“....”
Lorie tercengang dan merasa bersalah dalam hati. Apakah ia sudah mempengaruhi seorang pria baik-baik untuk menjadi seorang preman?
***
Bonus pict babang Alex utk yg kangen 😁
Daniel Hill
Raymond-Lorie
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Marhaban ya Nur17
y ampuunnn thor ngapa visual nya pasukan subasa wkkwkw
2024-11-17
0
Khendiz
alex... 🥰🥰🥰
2023-05-23
1
Khendiz
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
mampusss kamu
2023-05-23
1