Ada begitu banyak kata yang ingin diucapkan oleh Raymond. Ada begitu banyak hal yang ingin ia jelaskan, tapi ia sadar ucapan sebagus dan setulus apa pun tidak akan mengubah yang sudah terjadi, tidak akan membawa anaknya kembali.
Pada akhirnya pria itu hanya bisa bergumam pelan, “Maafkan aku tidak bisa menjaga kalian dengan baik ....”
Lorie menyusut sudut matanya. Hidungnya terasa masam dan pedih. Meski ia sudah berusaha merelakannya, rasanya masih tetap menyakitkan setiap kali mengingat anaknya yang sudah tidak ada.
Ia menoleh ke arah Raymond. Melihat rasa sakit yang nyata dalam sorot mata Raymond yang suram, Lorie tahu bukan hanya dirinya sendiri yang terluka. Mungkin luka Raymond lebih besar dari lukanya karena pria itu tidak pernah menyadari kehadiran anak mereka sampai akhirnya anak itu tiada. Mengingat hal ini membuat Lorie sedikit merasa bersalah.
Apakah semua akan berbeda jika memberi tahu Raymond sejak awal? Atau akhirnya akan sama saja? Apakah keputusannya untuk menjauhi Raymond kemarin sangat impulsif?
“Lorie?”
“Uh?” Lorie mengerjap dan menoleh lagi ke arah Raymond. Pria itu mengulurkan tangan untuk mengusap air mata di pipinya.
“Jangan menangis lagi ... aku yang salah ... tolong maafkan aku. Kali ini, izinkan aku mencintai dan menjagamu dengan benar.”
Lorie menggigit bibirnya, menelan kembali semua air mata yang hampir menetes lagi, kemudian berkata, “Aku yang salah karena menyembunyikan hal ini darimu. Aku memang bodoh. Maafkan aku, ya.”
Raymond menekan bahu Lorie dan mendekapnya erat-erat. “Mari memulai dari awal,” gumamnya dengan suara tercekat. “Mulai hari ini dan seterusnya, aku akan menjaga dan mencintaimu dengan baik.”
Lorie mengangguk dalam pelukan Raymond sambil bergumam, “Ya, mari memulai dari awal. Kelak aku tidak akan menutupi apa pun darimu lagi.”
Raymond tersenyum meski matanya merah dan sembab. Ia memeluk Lorie semakin erat dan mencium puncak kepala wanita itu. Ia bersumpah dalam hati akan menjadi pria yang bisa diandalkan oleh Lorie dan anak-anak mereka kelak.
Lorie mengurai pelukan Raymond dan menatap pria itu lekat-lekat. Untuk sesaat ia merasa bimbang, apakah perlu memberitahukan informasi mengenai anak yang sudah tidak ada itu kepada Raymond atau tidak. Takutnya hanya akan membuat pria itu semakin bersedih.
“Ada apa?” tanya Raymond saat Lorie hanya terus menatapi dirinya dengan ekspresi yang rumit. Wanita itu terlihat seolah sedang menahan beban berat yang membuatnya kesulitan.
“Bukankah kamu baru saja berjanji tidak akan menyembunyikan apa pun dariku lagi?” tegurnya saat melihat Lorie masih bergeming dan seperti sedang melamun.
“Bayi itu ... dia laki-laki. Aku baru saja pergi memeriksa kandungan dua hari sebelum ... sebelum ....” Lorie tidak bisa menyelesaikan ucapannya. Ia menggigit bibirnya keras-keras. Rasanya seperti ada sebongkah batu yang mengganjal di tenggorokannya.
“Apa kamu ingin memberinya nama? Batu nisannya masih kosong,” ujarnya lagi setelah berhasil mengontrol emosinya.
“Apa kamu sudah menyiapkan nama sebelumnya?” Raymond balas bertanya. Hanya Tuhan yang tahu bagaimana jantungnya berdenyut nyeri saat ini.
“Aku berencana memberinya nama Kenan ... tapi ....”
“Baik. Kalau begitu beri dia nama Kenan Dawson, putra pertamaku, cucu pertama dari keluarga Dawson,” ujar Raymond seraya meremas telapak tangan Lorie dengan lembut.
Mata Lorie membola. Ia bergumam dengan bibir gemetar, “Bagaimana bisa begitu? Kita belum menikah, mana bisa dia memakai nama keluargamu?”
“Kenapa tidak bisa? Dia putraku, tentu saja harus memakai nama keluarga Dawson,” balas Raymond seraya membantu Lorie berdiri. Ia lalu menatap wanita itu sambil menyipitkan mata.
“Menyinggung soal pernikahan, apakah itu adalah isyarat agar aku melamarmu?” tanya pria itu dengan sedikit tawa yang mengambang di akhir suaranya.
Lorie tercengang karena cara berpikir pria di hadapannya yang tidak masuk akal. Jelas-jelas dia tahu bukan itu maksud perkataannya tadi.
“Kamu tidak masuk akal!” gerutunya seraya mendorong Raymond dan mencoba berdiri.
Melihat Lorie yang serius, Raymond juga tidak berani menggodanya lagi. Ia ikut berdiri dan memapah Lorie agar dapat berdiri dengan kokoh. Ia sungguh tidak menyangka akan mencapai tahap ini bersama Lorie. Oleh karena itu, kesempatan yang diberikan kepadanya ini, ia akan memanfaatkannya dengan baik untuk membuktikan bahwa semua yang ia ucapkan akan ia tepati.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Elsa Pasalli
RipKenan Dawson dan semoga kedepannya Lorie dan Raymon diberi anak yang banyak.
2023-04-30
1
Orie Oliv
wh dah ad sinyl tuch,kpn y nikah nya dtunggu nech
2022-05-08
1
VS
RIP Kenan Dawson
2022-04-29
2