Amber mengiringi kepergian Lorie dengan wajah cemberut. Pada akhirnya wanita itu tidak jadi menemaninya bermain seharian seperti yang seharusnya. Ia merasa sangat tidak rela, seolah Aunty Lorie miliknya baru saja dirampok dari tangannya.
“Hey, jangan cemberut seperti itu. Aunty akan tidur bersama denganmu lagi nanti malam. Oke?” bujuk Lorie seraya mencubit pipi Amber.
“Hum.” Amber bergumam setengah hati. Ia menghindari tatapan Lorie yang menelisik wajahnya.
“Ayolah, Gadis Pintar, jangan merajuk lagi ... besok Aunty menemanimu seharian? Apa pun yang ingin kamu lakukan, Aunty akan menemanimu. Bagaimana? Kalau begini Aunty sudah boleh pergi?
Mata bulat Amber bercahaya dan berkedip seperti kunang-kunang.
“Benarkah?” tanyanya dengan sedikit curiga. Kemarin Aunty Lorie juga mengatakan hal yang sama, tapi buktinya sejak siang tadi dia selalu dimonopoli oleh orang lain.
“Aunty janji,” ucap Lorie seraya menjulurkan jari kelingkingnya.
Amber menautkan jari kelingkingnya dengan kelingking Lorie sambil berkata, “Oke. Aunty tidak boleh mengingkari janji yang sudah kita buat.”
“Siap, Tuan Putri!” Lorie membuat gerakan memberi hormat sambil tertawa.
“Apa Aunty sudah boleh pergi sekarang?” tanyanya kemudian.
“Hm. Hati-hati di jalan. Aku akan menunggu Aunty di kamar malam ini.”
“Baiklah, sampai jumpa nanti malam.” Lorie memeluk Amber sebentar sebelum berjalan ke arah Raymond yang sudah menunggu di samping mobilnya.
Pria yang sejak tadi hanya diam dan menjadi penonton itu akhirnya bisa menghela napas lega. Siapa yang menyangka ia harus menghadapi si kecil Amber sebelum bisa mengajak Lorie keluar untuk makan malam. Untung saja kedua putra Alex Smith tidak bertingkah sama seperti saudari perempuan mereka. Kalau tidak, ia pasti akan sangat kewalahan menghadapinya.
Lorie menertawakan tampang Raymond yang kusut. Jangankan Raymond, ia sendiri sering kewalahan menghadapi tingkah Amber.
“Kamu akan membawaku ke mana?” tanya Lorie setelah memasang sabuk pengaman.
“Um ... tidak akan menyenangkan kalau aku memberitahukanmu sekarang,” balas Raymond sambil mengemudi keluar dari kediaman Keluarga Smith.
“Hm ... oke ... aku akan berpura-pura terkejut ketika sampai nanti ....”
Raymond hanya melirik kekasihnya sekilas, kemudian meraih jemarinya untuk digenggam. Ia tahu semua restoran mewah di Kota Broocklyn pasti sudah pernah dimasuki oleh Lorie, juga semua jenis western food yang ada di sana, pasti Lorie juga sudah pernah mencicipinya. Oleh karena itu, kali ini ia sengaja membawa kekasihnya ke suatu tempat yang mungkin sudah sangat lama tidak pernah didatangi olehnya.
“Kamu ....” Lorie terpana ketika mobil yang dikendarai oleh Raymond memasuki kawasan yang sudah hampir dilupakan olehnya. Wilayah yang dipenuhi dengan kedai street food.
Pelupuk mata Lorie memanas. Ini semua mengingatkannya kepada Kinara Lee. Dulu sahabatnya itu yang suka mencuri waktu di sela kuliah dan mengajaknya ke sini. Tentu saja tanpa sepengetahuan Alex, kalau tidak ... sudah pasti mereka berdua akan dimarahi atau dihukum.
“Bagaimana kamu bisa tahu tempat ini?” tanya Lorie. Suaranya terdengar serak dan sengau karena menahan tangis. Ada hal-hal yang seolah terabaikan, tapi begitu muncul ke permukaan, maka semua akan menyeruak kembali bersama semua memori.
“Hey, bukan kamu satu-satunya sahabat tempat dia menceritakan semuanya. Oke? Aku juga temannya,” jawab Raymond sambil memarkir mobil di pinggir jalan.
Lorie tersenyum sambil menahan air mata. Bagaimana ia bisa lupa kalau Kinara pernah menginap di rumah pondok keluarga Dawson selama beberapa hari? Sampai membuatnya dan Alex terpaksa berkemah di tengah hutan, dikerumuni nyamuk dan serangga. Benar-benar konyol sekaligus tak terlupakan.
Raymond menghela napas panjang dan berkata, “Kalau tahu tempat ini akan membuatmu sedih, seharusnya aku memesan restoran saja.”
“Tidak!” Lorie menyanggah dengan cepat. “Aku sangat menyukai tempat ini. Ayo turun.”
Ia mengambil tisu untuk mengusap matanya yang berembun, lalu memaksakan seulas senyuma ke arah Raymond. Ia sangat menghargai niat pria itu untuk membawanya ke tempat ini.
Raymond membuka sabuk pengaman dan lebih dulu turun untuk membukakan pintu bagi Lorie. Sejujurnya, ia tidak pernah mendatangi tempat ini lagi sejak Kinara meninggal. Ini adalah kali pertama ia kembali berkunjung. Selain untuk bernostalgia, ia ingat Kinara pernah mengatakan bahwa Lorie sangat menyukai semua jenis makanan yang ada di tempat ini.
Pria itu menggandeng tangan Lorie dan berjalan bersisian menuju salah satu kedai yang dulunya paling disukai oleh Kinara.
“Ayo memulai hidangan pembuka dari sini,” ucapnya seraya menarik sebuah bangku kayu untuk Lorie.
Ia sungguh berharap makan malam ini bisa berakhir dengan baik.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
.•♫•isyaNiarti 😘•♫•.
sedihnya nular ke akuuh... 😢
2022-07-07
2
malam minggu
aku kangen Kinara dengan Alex
2022-05-30
3
VS
huhuhu.. aku jd ikut sedih.. tercekat.. ingat Kinara 😅
2022-04-30
2