“Dari mana kamu tahu tempat ini?” tanya Lorie untuk memecah kecanggungan di antara mereka.
Raymond tersenyum misterius. Alih-alih menjawab pertanyaan itu, ia mengulurkan tangan ke dalam kantong jas bagian dalam, mengambil sebuah kotak kecil berlapis beludru merah bata.
“Apa ini?” tanya Lorie dengan curiga. Ia sama sekali tidak berani menebak isi kotak itu.
“Buka saja,” perintah Raymond dengan senyum yang semakin lebar. Wajahnya tampak semringah sekaligus gugup.
“Tidak.”
Lorie menolak dengan tegas. Ia memberi tatapan yang mengandung ancaman dan intimidasi kepada lawan bicaranya. Namun, tampaknya pria itu tidak mau mengalah. Dengan gerakan yang pelan tapi pasti, Raymond membuka tutup kotak beludru itu.
“Raymond ....” Lorie memanggil nama pria itu sambil menahan napas.
Ia merasa seolah salah satu bintang dari langit baru saja jatuh tepat di hadapannya. Kilau di dalam kotak beludru itu sangat indah ... benar-benar sangat indah ...
Raymond mengeluarkan cincin berlian dari kotak dan memakaikannya di jari manis Lorie. Ukurannya sangat pas, tidak longgar ataupun kekecilan. Lorie menatap jarinya dan wajah Raymond bergantian.
Bagaimana pria itu bisa tahu ukuran jarinya dengan tepat? Kapan dia merencanakan semua ini? Apakah ini tidak terlalu terburu-buru?
Kepala Lorie pening karena ada begitu banyak pertanyaan yang muncul secara bersamaan.
Setelah lama tertegun dan berperang dalam hatinya, wanita itu membuka mulutnya dan bertanya, “Apa maksudnya semua ini?”
“Tidak ada maksud apa-apa. Hanya agar semua orang tahu bahwa kamu adalah milikku.”
Lorie menatap cincin di jari manisnya lagi dan tidak mengatakan apa pun. Ia sungguh tidak tahu apakah harus tetap memakainya atau mengembalikannya kepada Raymond. Ia menelan ludah dan menatap Raymond lagi. Wajah pria itu penuh dengan kesungguhan dan keteguhan. Lorie tahu akan sia-sia jika mengembalikannya sekarang. Lagian, bukankah ia sudah setuju untuk menjalin hubungan dengannya? Jadi ... lakukan saja seperti yang seharusnya dilakukan oleh sepasang kekasih ....
“Kenapa? Tidak suka?” tanya Raymond. Melihat reaksi Lorie ini membuatnya merasa sedikit pesimis. Apakah wanita itu masih belum sepenuh hati menerima dirinya?
“Eng ... berliannya terlalu kecil ....”
“....”
Raymond tercengang dan kehabisan kata-kata. Rupanya karena berliannya terlalu kecil?
Lorie mendesah dengan tidak puas, lalu kembali berkata, “Kilaunya tidak terlalu terlihat. Bagaimana orang-orang akan tahu bahwa aku adalah milikmu?”
Sekarang Raymond menyadari kalau Lorie hanya sedang bercanda dengannya. Ia bergeser mendekati wanita itu sambil berkata, “Saat menikah nanti, aku akan membelikan yang lebih besar. Semua wanita di seluruh dunia akan merasa iri ketika melihat cincin berlian yang aku belikan untukmu.”
“Oke. Itu harus asli dan 24 karat.”
Raymond tercengang sekali lagi sebelum membalas, “Aku kira kamu akan menolak. Atau setidaknya berpura-pura menyuruhku untuk menghemat uang.”
Lorie mendengkus dan memutar bola matanya. “Hanya orang bodoh yang akan menolak. Wanita mana yang tidak mencintai perhiasan dan uang?”
“Aku baru tahu kalau kamu sangat mata duitan. Apa gajimu sebagai wakil CEO sangat kecil? Aku akan mengajukan komplain kepada Alex Smith.”
“Gajiku lebih dari cukup, tapi aku tetap menyukai barang yang diberikan secara cuma-cuma.”
Raymond mendesah dan memasang ekspresi yang rumit. “Tampaknya aku harus sering mengambil waktu lembur agar dapat menghidupimu.”
Lorie tertawa hingga hampir menangis. Pria konyol ini benar-benar sangat imut ....
Sementara itu di sisi lain Raymond tersenyum lebar. Ini adalah pertama kalinya ia melihat Lorie kembali ceria, sama seperti saat mereka bertemu di Venice.
Ia mengulurkan tangan ke arah wanita itu dan memanggil, “Lorie?”
“Apa? Ingin meminta cincin ini kembali? Tidak bisa! Kamu sudah memberikannya kepadaku, sudah berjanji akan memberikan yang lebih besar. Kamu tidak boleh menyesal sekarang atau aku akan—”
Cup.
Mata Lorie melotot. Wajah Raymond di hadapannya terlihat sangat besar ... um, dan bibirnya yang lembut menempel di ... oh, astaga ....
Wanita itu ingin membuka mulutnya untuk protes, tapi Raymond justru menekan bagian belakang kepalanya dan memperdalam ciuman mereka.
Di bawah kerlip cahaya bintang, Lorie merasa seolah seluruh waktu berhenti berdetak untuk sesaat. Hanya ada dirinya dan Raymond Dawson dalam keheningan yang panjang. Keheningan yang dipenuhi rasa manis dan hangat.
*
Cieee yang senyum2 sendiri 😂😂
kalau suka, jangan lupa like yaa
thank you❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Khendiz
aaaa... tidaaaak.. ini terlalu manis 🤤🤤🤤
2023-05-23
1
VS
cut !
jangan buat pembaca mupeng dong
2022-04-30
4
Caca Merica
uhh visualnya ya ampyyuuuunnnn 😭😭😭😭
2022-03-30
1