Dirumah milik Fatan terlihat ia sedang sarapan dengan tenang tiba-tiba ia dikejutkan oleh kedatangan seorang wanita.
"selamat pagi sayang sedang sarapan" sapa wanita itu panggil saja Lili
"hmmm" jawab Fatan singkat
"kenapa kamu sangat cuek sekali padaku" lanjut Lili sembari mendekati Fatan dan menaruh tangannya di bahu Fatan, sontak Fatan menepis tangannya
"mengapa kau kemari?" tanya Fatan
"untuk melihatmu sayang, aku merindukanmu" jawab Lili sambil mencoba memengang tangan Fatan, Fatan pun menepis tangannya.
"bu.. aku sudah selesai" ucap Fatan kepada bik Rani dan beranjak meninggalkan meja makan tanpa menghiraukan keberadaan Lili disana
"kemana kau pergi, aku ingin bicara" tanya Lili yang mencoba menghentikan Fatan seketika Fatan pun menghentikan langkahnya
"bicara saja aku akan dengarkan" balas Fatan yang masih dalam posisi berdiri membelakangi Lili
"kamu tau kan sayang aku sangat mencintaimu, aku tak bisa hidup tanpamu maukah kamu kembali bersamaku lagi sayang? " ucap Lili dengan manja dan menempelkan kepalanya ke tangan Fatan yang membuat Fatan tidak nyaman dengan itu dan melepaskan Lili darinya
"hah... cinta, aku tak mengenal apa itu cinta, semuanya omong kosong semua yang kau katakan hanya kebohongan, jangan pikir aku akan percaya dengan rayuan murahan seperti itu, aku bukan seperti dia yang dengan mudah jatuh kepelukanmu hanya karena mulut manismu itu, sudah jangan buat kebencian ku padamu semakin bertambah jangan ganggu aku lagi" balas Fatan sembari pergi meninggalkan Lili.
"kemana kau pergi" tanya Lili yang berusaha mengejar Fatan
"kenapa kau peduli, apa belum cukup kau menyakitiku, pergi dari sini dasar wanita murahan" bentak Fatan kepada Lili yang sontak membuat Lili kaget sekaligus malu karena Fatan membentak dan menghinanya di depan pelayan dirumah itu sehingga membuat Lili merasa terhina, dan pergi meninggalkan Fatan, dengan kesal dan penuh amarah Fatan memarahi semua penjaga
"kenapa wanita itu bisa masuk kesini, siapa yang memberi izin" bentak Fatan kepada penjaga dan pelayanan disana
"maaf tuan muda kami tidak bisa melarang nyonya untuk masuk" jawab salah seorang penjaga
"mulai sekarang dengan alasan apapun jangan biarkan dia masuk kerumah ini lagi atau kalian akan ku pecat.... apa kalian mengerti?" perintah Fatan dengan tegas
"mengerti tuan" jawab semua orang yang ada disana dan Fatan pun berlalu pergi meninggalkan mereka. setibanya Fatan dikantor ia membuang tas kerjanya dengan kasar ke sebuah sofa yang ada diruang kerjanya, Jimy yang melihat hal itu kaget ia bertanya-tanya apa yang membuat temannya itu bisa semarah ini.
"kenapa kau seperti orang kesurupan?" tanya Jimy yang melihat keadaan Fatan
"ya aku memang sedang kesurupan setan wanita murahan" jawab Fatan kesal, Jimy yang mendengar jawaban Fatan langsung mengerti siapa yang temanya itu maksud
"dimana kau bertemu denganya?" balas Jimy
"dia datang kerumahku pagi ini, dia memintaku untuk memberinya kesempatan" jelas Fatan dengan masih dalam keadaan kesal
"lalu kau jawab apa?" lanjut tanya Jimy
"ya ku tolak lah, bisa benar-benar gila jika ku beri wanita itu kesempatan" jawab Fatan
"tapi aku merasa agak aneh tiba-tiba wanita itu mendatangimu, aku merasa ada yang tidak beres " balas Jimy merasa curiga
"sudahlah soal itu bisa kita pikirkan nanti tak usah terlalu dipikirkan, sekarang lanjutkan saja perkerjaan mu" balas Fatan
"siap booos " balas Jimy dengan memberi hormat pada Fatan yang membuat Fatan sedikit tersenyum karena kelakuan temanya itu.
"aku tidak akan lengah kali ini, Fatan tidak boleh terluka lagi, akan ku cari tau apa tujuannya mengunjungi Fatan" ucap Jimy dalam hati
Sementara itu di tempat lain Fina sedang melakukan pekerjaanya Meri yang melihat Fina tidak fokus bekerja langsung menghampirinya.
"kamu kenapa Fin?" tanya Meri yang mengagetkan Fina
"ah Meri bikin kaget saja, aku ngak apa-apa kok" jawab Fina
"kamu yakin muka mu ngak bilang gitu?" balas Meri
"sebenarnya ibuku sedang dirumah sakit kondisinya memburuk sejak dua hari terakhir dan kata dokter kita tak bisa menunggu lagi operasi harus dilakukan secepatnya jika tidak maka akan terlambat, aku harus bagaiman Mer" jelas Fina sambil menangis
"gimana dong aku juga enggak punya uang sebanyak itu , oke.. oke tenang dulu nanti pas kerjaan kita selesai kita omongin lagi sekarang kerja dulu takutnya kita malah di tegur" balas Meri yang berusaha menenangkan Fina yang di balas anggukan kepala oleh Fina dan ia pun melanjutkan pekerjaanya sementara Meri terlihat sedang menghubungi seseorang menggunakan ponselnya. setelah tiba saatnya Fina dan Meri untuk pulang Fina mendapat telepon dari adiknya.
"halo kak Fina" panggil Jojo dari seberang telepon
"kenapa Jojo, apa ibu baik-baik saja?" jawab Fina dengan cemas karena adiknya itu sangat jarang mengubunginya jika tak ada hal yang mendesak
"bukan kak" balas Jojo
"lalu ada apa?" lanjut Fina masih dengan cemas
"ibu sudah di operasi kak" jawab Jojo
"hah.... bagaimana mungkin, lalu keadaan ibu gimana ,lalu biayanya?" tanya Fina beruntun karena kaget
"kata dokter ibu baik-baik saja kak Joni sedang bersama ibu" jelas Jojo
"syukurlah.... tapi soal biayanya bagaimana Jo kakak belum punya cukup uang untuk membayarnya" balas Fina dengan perasaan sedikit lega karena kondisi ibunya, tapi juga resah karena biaya yang jelas belum bisa ia bayar, biaya besar itu belum terkumpul.
"Jojo enggak tau kak " jawab Jojo yang benar-benar tidak mengetahui soal itu
lalu bagaimana ini kakak harus apa?, astaga! " balas Fina dengan cemas karena masalah biaya operasi
"kakak kesini aja dulu " jawab Jojo
"ya sudah kakak kesana" jawab Fina dan menutup teleponnya Meri yang menyaksikan itu bertanya
"ada apa Fin" tanya Meri
"ibu ku sudah di operasi Meri, yang tapi aku tidak tau siapa yang membayar biayanya, aku harus temukan orang itu dan mengucapkan terimakasih juga untuk memintanya memberi keringanan agar aku bisa menyicil utangku padanya" jelas Fina
"syukurlah jika ibu mu sudah selamat aku senang banget dengarnya" balas Meri
"iya aku juga senang Meri tapi siapa orang yang menolongku itu" lanjut Fina yang masih penasaran dengan siapa orang yang membantunya itu
"ya sudah jangan pikirkan hal itu sekarang, yang terpenting untuk saat ini ibu mu sudah di operasi" balas Meri yang berusaha menenangkan Fina agar tak terlalu memikirkan soal itu
"hmmm" balas Fina sembari menganggukkan kepalanya
"temenin aku bentar yuk mau ketemu orang" ajak Meri
"tapi aku harus kerumah sakit" jawab Fina
"bentar aja ya, plisss" balas Meri sambil menyatukan telapak tangannya tanda memohon
"ya sudah sebentar aja ya" balas Fina
"janji ngak lama kok.." balas Meri, mereka pun pergi menuju sebuah jalan yang cukup sepi
"kok kesini mau ngapain sih, Meri jalanya sepi banget" ucap Fina yang mulai gelisah dengan keadaan yang ia lihat
"tenang aja deh kan aku udah bilang mau ketemu orang jadi santai aja lah Fin" balas Meri
"kamu ngak akan aneh-aneh kan Mer" tanya Fina lagi
"ya ngak lah kamu pikir aku mau ngapain" balas Meri
"nah itu dia mobilnya" lanjut Meri setelah melihat sebuah mobil mewah terparkir di pinggir jalan itu
"selamat malam nyonya maaf telah membuat anda menunggu" sapa Meri pada wanita yang duduk di dalam mobil itu
"masuklah" balas wanita itu
"apa dia orangnya?" lanjut wanita itu bertanya kepada Meri setelah melihat Fina
"benar nyonya, dia Fina" jawab Meri
"Fina ini nyonya Lili " lanjut Meri memperkenalkan Lili pada Fina
"halo nyonya saya Fina" ucap Fina dengan sopan
"saya Lili, saya yang membiayai operasi ibumu" balas Lili mengatakan secara langsung bahwa ialah yang telah memberi biaya operasi ibu Fina
"benarkah nyonya yang membiayainya?, saya sangat berterimakasih kasih nyonya saya pasti akan ganti uangnya tapi perlahan-lahan" ucap Fina dengan senang karena sudah tau siapa yang telah menolongnya
"kau tidak perlu begitu, uang itu ku berikan karena kau membutuhkannya" jawab Lili
"tapi nyonya saya sangat berhutang budi pada nyonya bagaimana saya bisa membalasnya?" ucap Fina
"jika ingin membalasnya kau bisa membantuku?" tanya wanita itu
"apapun itu nyonya saya akan lakukan yang bisa saya lakukan " balas Fina dengan semangat
"kalau begitu langsung keintinya saja, kau harus membantuku untuk mendekati seseorang" jawab Lili
"mendekati seseorang maksud nyonya apa saya tidak mengerti?" balas Fina yang merasa bingung atas permintaan Lili
"kau harus mendekatinya dan harus membuatnya
jatuh cinta padamu" jelas Lili sambil menunjukkan sebuah foto pria pada Fina
"siapa dia nyonya kenapa saya harus mendekatinya saya tidak mau nyonya saya tidak kenal dia" balas Fina yang menolak permintaan Lili
"dia fatan Darmawan seorang pengusaha muda yang sukses, jika kau mau melakukannya aku akan jamin pengobatan lanjutan ibumu dan menjamin kehidupan kalian juga" jelas Lili
"tapi nyonya apa saya tidak bisa melakukan hal lain saja untuk membalas budi nyonya" tanya Fina yang masih ragu dengan permintaan Lili
"tidak ada yang sata butuhkan selain ini" tegas Lili
"saya akan beri kamu waktu untuk berpikir apapun keputusanmu katakan pada Meri saja" lanjut Lili
"kami akan mengantar kalian kerumah sakit" lanjut Lili
setibanya dirumah sakit Fina begitu senang melihat keadaan ibunya yang baru saja di operasi dan langsung menemui dokter.
Bersambung.....
hai kakak mampir yukk biar rame 🥰 di tunggu komenya ya kakak🥰
salam sepi untuk yang sendiri...
salam rindu untuk yang menunggu...
salam setia untuk yg bersama...
salam manis untuk yang baca...🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 223 Episodes
Comments