Delavar mengesampingkan hawa hangat yang menjalar di sekujur tubuhnya. Obat laknat yang sengaja dicampurkan oleh Papa Max belum sepenuhnya bereaksi. Pria berparas manis dan tampan itu menarik tangan kembarannya. “Ayo ke ruang CCTV, kita lihat jejak Amartha dari sana,” ajaknya.
Delavar tak bisa berjalan normal seperti biasanya. Dia seperti cacing kepanasan yang terus menggeliat seolah sedang menahan hasrat yang sepertinya akan timbul.
“Wait.” Dariush menahan tangan Delavar agar berhenti melangkah saat melewati sebuah pintu penghubung tangga darurat. “Apa kau mendengar sesuatu?” tanyanya.
Delavar menajamkan pendengarannya dan sedetik kemudian matanya melotot. “Suara Amartha,” ungkapnya. Dia mendengar seorang wanita yang seperti sedang memberontak.
Tanpa banyak kata, Delavar dan Dariush membuka pintu tangga darurat. Benar saja, keduanya melihat Amartha sedang dibekap oleh Papa Max di atas tangga. Namun wanita itu sedang memberontak agar terlepas.
“Setan kau!” teriak Delavar seraya menunjuk Papa Max. Kakinya melangkah cepat menaiki anak tangga sebanyak dua puluh yang menuju ke lantai dua. “Lepaskan wanitaku!” titahnya dengan mata tajam.
Dariush hanya melihat dari lantai bawah. Dia tak akan ikut campur karena tak ingin mengambil simpati Amartha. Bisa-bisa wanita itu jatuh hati padanya bukan pada kembarannya jika ikut menolong.
“Kau jangan ikut campur!” Papa Max mengusir Delavar. Pemuda satu itu menghambat misinya.
Delavar menyempatkan diri menatap wajah Amartha. Sorot mata wanitanya terlihat memohon untuk dibantu terlepas dari bius Papa Max.
Emosi Delavar pun mulai naik. Tangan kekarnya meraih tangan Amartha dan sekuat tenaga menendang Papa Max hingga tubuh pak tua itu terhuyung membentur tembok. Dia segera mendekap wanitanya yang mendadak limbung tak sadarkan diri akibat obat bius yang sudah mulai bereaksi.
“Aku sudah memperingatkanmu agar tak mengganggu Amartha, tapi kau tak mengindahkannya!” berang Delavar. Wajahnya kini memerah akibat marah bercampur hawa panas sialan. “Jadi, jangan salahkan aku jika kau harus berurusan dengan keluarga Dominique!” imbuhnya dengan tegas.
Papa Max tertawa terbahak-bahak seolah tak takut dengan ancaman tersebut. “Memangnya apa yang bisa dilakukan oleh keluarga pebisnis pada seorang kriminal sepertiku? Kalian pasti mementingkan citra dan nama baik perusahaan,” remehnya.
Delavar menarik sebelah sudut bibirnya sinis. “Kita lihat saja apa yang bisa keluargaku lakukan pada orang sepertimu.” Dia membopong tubuh Amartha dan menuruni anak tangga.
“Dariush, tolong kau bawa pak tua itu ikut bersama kita. Dia harus tahu bagaimana rasanya berurusan dengan keluarga Dominique,” pinta Delavar. Dia melewati kembarannya untuk segera membawa Amartha ke dalam mobil miliknya. Jika terlalu lama berada di sana, bisa gila rasanya menahan panas di tubuh.
Dariush berdecak seraya menggelengkan kepala. “Dia yang jatuh cinta, aku pula yang kena imbasnya.”
Walaupun menggerutu, tapi Dariush tetap memasang wajah menyeringai ke arah Papa Max yang saat ini sedang berusaha untuk bangkit setelah mendapatkan tendangan di ulu hati dari Delavar.
“Kau itu sudah tua bukannya duduk di rumah saja malah berulah,” ujar Dariush seraya menjegal kaki Papa Max hingga terjatuh lagi. Dan mengambil alih sapu tangan yang tadi digunakan untuk membius Amartha.
Dariush menempelkan kain tersebut untuk menutupi hidung dan mulut pak tua itu. Setelah tujuh menit berlalu, barulah Papa Max tak sadarkan diri.
“Ck! Sudah tua, menyusahkan pula,” keluh Dariush. Rasanya ingin menyeret tubuh yang sudah tak berdaya itu, tapi jika ada orang lain yang melihatnya akan berpikiran buruk. Sehingga dia memilih untuk memapah seperti sedang membawa orang yang mabuk berat menuju ke mobil kembarannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
Ney Maniez
🤔🤔
2023-05-18
1
Shin Gao
pny kembaran saling syg dan kaya enak jg
2023-01-10
0
Sela Defi
sabar darius🙈🙈🙈 bntuin ade yg lagi bucin mah gpp🤭🤭
2022-12-22
0