Kedatangan Delavar yang secara tiba-tiba itu tentu saja membuat perhatian Amartha terfokus pada pria di sampingnya. Ada perasaan ingin menegur agar tak ikut campur dengan urusannya tapi ini tempat umum, dia tak ingin menjadi bahan tontonan orang lain lagi jika mengusir seorang anak pengusaha ternama di Eropa. Sehingga Amartha memilih untuk memundurkan kursinya dan segera berdiri. “Maaf.”
Amartha tak menjelaskan mengapa dia meminta maaf dan menganggukkan kepala pada Delavar. Dan sebuah tangan kekar mendarat di pergelangan tangannya saat kaki hendak mengayun meninggalkan meja terujung di restoran tersebut.
“Kau mau ke mana?” tanya Delavar. Baru juga dia duduk di sana, sudah ditinggal saja.
“Toilet,” jawab Amartha alakadarnya. Dan tangannya baru dilepaskan oleh Delavar. Dia memang ingin ke sana untuk menghindari anak ketiga keluarga Dominique tersebut. Lebih tepatnya karena malu saat kondisi keluarganya yang berantakan diketahui oleh orang yang dia kenal.
Delavar memastikan jika wanitanya memang menuju ke arah toilet. Setelah yakin Amartha masuk ke dalam tempat tujuan, barulah dia melanjutkan menatap tajam pria tua di hadapannya.
“Apa kau bisa berhenti membuat hidup Amartha susah? Biarkan dia tenang dan jangan menggangunya!” titah Delavar. Memang belum banyak informasi yang dia ketahui, tapi beberapa hal tentang orang tua wanitanya yang lumayan menyebalkan memang sangat mudah dia dapatkan.
Delavar sudah mengorek informasi tentang orang tua Amartha. Dia tahu jika mama Amartha adalah seorang wanita yang terobsesi memiliki menantu kaya raya agar bisa bergabung dalam sebuah grup sosialita yang beranggotakan para konglomerat. Serta papa Amartha yang seorang penjudi berat, pemabuk, pemain wanita, sering keluar masuk penjara, dan selalu memeras uang Amartha. Delavar tahu jika hidup wanitanya tersiksa di dalam keluarga yang toxic, tapi belum mengetahui jika wanitanya pernah dijual oleh pria tua di hadapannya.
Papa Max tersenyum sinis dengan pemuda yang cukup berani memberikan perintah padanya. “Memangnya apa yang bisa kau tawarkan padaku sampai memintaku agar tak mengganggu anakku sendiri?” Dia sedang berusaha bernegosiasi, jika pria di hadapannya ini bisa diperas uangnya, tentu saja akan dimanfaatkan. Ia tahu betul latar belakang Delavar karena keluarga Dominique memang terpandang di wilayah Eropa.
“Apa yang kau inginkan?” tanya Delavar.
Papa Max menarik sudut bibirnya, merasa mendapatkan sebuah angin segar. “Beri aku uang sepuluh juta euro, maka aku akan pergi dari kehidupan Amartha dan tak akan mengganggunya,” jawabnya. Ada kesempatan untuk menjadi kaya dadakan, maka tak akan disia-siakan. Nominal tersebut jika dirupiahkan mencapai lebih dari seratus enam puluh empat miliar.
Delavar menarik sudut bibirnya sinis. “Oke, aku akan berikan sepuluh juta euro sekarang juga. Tapi kau harus melompat dari atap gedung ini, bagaimana?” tantangnya. Enak saja anak seorang Dominique diperas oleh pak tua tak tahu diri seperti itu.
Terjun dari atap gedung hotel setinggi dua puluh lima lantai itu sama saja bunuh diri. Sudah dipastikan jika mendarat ke bawah, tubuh tak akan berbentuk utuh. Dan hal itu memang yang diinginkan Delavar, karena dia tak ingin mengotori tangannya untuk menghilangkan nyawa seseorang, bukankah lebih baik jika orang itu menyerahkan diri sendiri dan suka rela mati demi segepok uang.
“Kau ingin membunuhku?!” seru Papa Max dengan suaranya yang lantang. Dan hal itu mampu memancing para pengunjung untuk menatap lagi ke mejanya.
Delavar yang merasa menjadi sumber perhatian pun menatap satu persatu orang di sana. “Kami sedang berlatih drama, singkirkan pandangan kalian yang menghardikku itu.” Tangannya mengibas agar para pengunjung kembali fokus pada urusan masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
Ney Maniez
😡😡
2023-05-18
1
Zнҽχу
gua kecewa sih tau amartha dijual ke org kaya lain. bukan ke delavar, hmmm
2023-03-23
0
Sela Defi
om davis ayo bntu mempercept kemtian papa max 😁😁😁
2022-12-22
0