Bukan tanpa alasan Papa Max mengajak Amartha untuk bertemu, sesungguhnya dia memiliki hutang lagi dengan pengusaha muda yang selalu memakai tubuh anaknya. Dia hanya menjual Amartha pada satu orang saja dan ternyata ketagihan hingga terus memintanya untuk memberikan Amartha lagi. Tapi sekarang menjebak anaknya cukup sulit karena sudah dipastikan tahu tipu muslihatnya. Sehingga dia sedang mencari cara lain untuk membawa anaknya ke orang yang sudah membeli tubuh molek tersebut.
Amartha tersenyum sinis saat papanya begitu percaya diri jika seorang anak harus memaafkan segala kesalahan orang tuanya. “Langsung saja pada intinya, siapa yang memberimu uang sampai kau berani mengajakku ke tempat yang mewah seperti ini?” tebaknya. Mana mungkin papanya memiliki uang untuk membayar makanan yang dia sendiri akan berpikir dua kali jika ingin makan di sana, tapi papanya yang seorang pengangguran dan penjudi berat bisa mengajaknya ke sana. Tentu saja hal itu sangat aneh menurutnya.
“Kau itu jangan berpikiran buruk terus denganku. Aku tulus ingin meminta maaf denganmu. Sedari kecil aku belum pernah membawamu makan di tempat yang mewah seperti ini. Jadi untuk pertama kalinya aku ingin mentraktirmu.” Papa Max mencoba memberikan beribu dalih agar anaknya percaya jika tak ada niat jahat yang akan dia lakukan pada Amartha.
Tapi wanita yang berprofesi sebagai sekretaris CEO itu tak percaya begitu saja. Matanya berputar seolah menandakan dirinya jengah dengan alasan yang tak masuk di akal pikirannya. “Memangnya aku akan percaya dengan dalihmu? Kau mau menjual tubuhku pada siapa lagi, ha? Apa masih kurang sudah menginjak-injak harga diriku dan meraup keuntungan untuk dirimu sendiri?”
Amartha terlihat sangat marah, namun masih ditahan karena jika sudah memuncak pasti keinginan untuk membunuh pria di hadapannya itu sangatlah besar. Sebisa mungkin dirinya tak berbuat kriminal walaupun dalam lubuk hatinya sangat menginginkan hal tersebut.
Brak!
Papa Max mendarakan kepalan tangan di atas meja dengan tenaga yang sangat kuat hingga suara yang cukup keras menggema di restoran tersebut. Tentu saja hal itu membuat semua pengunjung menatap ke arah mejanya.
“Dasar anak tak tahu diuntung! Aku ingin berdamai denganmu, tapi kau selalu berprasangka buruk padaku!” Pria tua itu mengumpati anaknya dengan suara yang sengaja ditinggikan agar semua orang melihat ke arahnya. Dia ingin mempermalukan Amartha karena anaknya sungguh sangat sulit sekali diakali dengan trik lamanya. Dan hal itu berhasil karena beberapa pengunjung memang tengah saling berbisik membicarakan sepasang ayah dan anak itu.
Amartha memutar bola matanya jengah. Jika berbuat kriminal tak harus berhadapan dengan hukum, pasti dia sudah mencekik pak tua itu. Tak peduli jika orang di hadapannya adalah orang tuanya. “Iblis menangis melihat kelakuanmu yang melebihi mereka. Kau benar-benar tak cocok memiliki gelar sebagai orang tua!”
Amartha membalas umpatan papanya, tapi dia tak berteriak seperti yang dilakukan oleh pria tua itu. Cukup dengan suara yang tegas dan menusuk. Namun tentu saja Papa Max tak akan paham dengan ucapan yang dilontarkan olehnya. Karena hati orang di hadapannya itu sudah tak bisa menaruh empati pada siapapun.
Delavar yang melihat Amartha diperlakukan kurang baik oleh seseorang itu pun menggeser kursinya ke belakang. Dia ingin menghajar orang itu sampai babak belur karena membentak wanitanya.
“Kau mau ke mana?” tanya Dariush mencegah tangan kembarannya.
“Membasmi parasit,” jawab Delavar dengan matanya yang sudah berapi-api ingin segera berlari ke arah pria tua yang berhasil membuatnya naik darah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
Sela Defi
tuh papa max jhat nya kebngetan... sebel aku
2022-12-22
1
epifania rendo
dasar orang tua tidak tau di untung
2022-11-07
0
fifid dwi ariani
sejahtera selalu
2022-09-15
0