Amartha terpaksa menemui papanya yang mengajak makan malam di restoran hotel bintang lima dengan dalih ingin meminta maaf karena pernah menjualnya secara diam-diam kepada seorang pengusaha muda. Dia sejujurnya tak mau bertemu dengan orang tuanya yang tega membiarkan mahkotanya direnggut paksa oleh pria yang tak dikenal saat tak sadarkan diri.
Dan yang membuat Amartha menjadi wanita dingin dan tertutup bukanlah mantan kekasihnya yang menelantarkan dirinya. Jika Marvel penyebab hidupnya gelap, pasti sejak ditinggal menikah dia akan mengundurkan diri dari pekerjaan. Namun ternyata, hidupnya terasa gelap akibat ulah orang tuanya sendiri yang sudah lebih dari tiga kali menjualnya secara diam-diam.
Amartha menatap pria tua yang bertubuh kurus dan sedari kecil selalu kasar padanya itu dengan sorot mata dingin. “Apa yang ingin kau sampaikan?” tanyanya bernada tegas. Ada suara yang terdengar marah bercampur kecewa jika orang normal yang mendengar. Namun karena dia berkomunikasi dengan seorang pria yang tak berperasaan, sepertinya papanya tak akan paham dengan isi hatinya yang begitu membenci pria tua di hadapannya itu.
“Aku tahu, pasti kau kecewa sekali setelah kejadian malam itu,” ungkap Papa Max. Terakhir kali mereka bertemu adalah satu minggu yang lalu di mana dirinya meminta uang sebanyak satu juta euro untuk melunasi hutangnya akibat berjudi namun Amartha hanya memberinya dua ratus ribu euro saja. Karena dia tak ingin dikejar-kejar terus oleh pengusaha muda yang memberinya pinjaman uang, akhirnya membuat kesepakatan untuk menjual tubuh Amartha sebagai pemuas hasrat dan hal itu disetujui oleh pengusaha tersebut.
Papa Max pun terpaksa membuat Amartha tak sadarkan diri dan dia bawa ke orang yang membeli anaknya. Dia tak peduli bagaimana perasaan Amartha, entah senang atau tidak, yang penting adalah hutangnya lunas.
“Hm, langsung saja ke intinya.” Amartha tak ingin banyak basa-basi. Terlalu lama melihat wajah papanya membuat dirinya sangat ingin membunuh pria tua yang tak tahu diuntung itu.
Sejak kecil sudah tak menghidupi Amartha, bahkan selalu kasar dengannya. Dan pendidikannya pun dia raih susah payah dengan mencari berbagai beasiswa. Bisa dihitung berapa banyak uang yang dikeluarkan papanya untuk kehidupannya sedari kecil hingga saat ini.
Papa Max benar-benar tergolong orang tua yang tak tahu diuntung. Sudah bagus Amartha tetap memberikan uang bulanan yang sengaja disisihkan dari gaji hasil jerih payah sehari-hari saat menjadi sekretaris CEO, tapi tetap saja selalu kurang. Tentu saja karena pria tua itu sejak dahulu sudah terjerumus ke pergaulan yang salah, senang mabuk-mabukan, judi, bermain wanita. Pantas saja jika uang bulanan yang mencapai lima puluh persen dari gaji Amartha selalu kurang dan berakhir berhutang pada orang lain.
“Aku minta maaf atas perbuatanku yang sudah menjual tubuhmu, saat itu aku sangat membutuhkan uang. Nyawaku terancam jika tak segera melunasinya,” ungkap Papa Max.
Amartha tak langsung memberikan tanggapan apa pun, hanya tatapannya yang terlihat jengah dengan tingkah orang tuanya. Dan satu sudut bibir ditarik membentuk senyum sinis. “Apa pantas aku memaafkan semua perbuatanmu?”
“Tentu saja, kau anakku dan seharusnya kau memaafkan kesalahanku,” jawab Papa Max. Wajahnya tak menunjukkan keseriusan sedikit pun. Justru nampak menantang dan mengesalkan.
Amartha melipat kedua tangannya di dada. “Tak ada orang tua yang tega menjual anaknya demi kepentingan diri sendiri!” tegasnya. Dia sungguh sudah bosan menghadapi papanya. Jika saat lahir ke dunia bisa memilih orang tua, pasti dia tak ingin dilahirkan dari bibit seorang Maxim Debora.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
Ibelmizzel
ortu macam tu dipekasam aja.
2024-02-16
0
π!!
enaknya bapak mu itu di apain ya
2023-05-27
0
Endang Kartini
klu aku jadi Amarta punya ayah spt itu udah aku tinggal minggat jauh, soalnya aku tdk buta huruf jd tdk bakal kesasar, punya mulut unt bertanya, punya otak unt berpikir cerdas, punya tangan dan kaki unt bekerja. Badan kita jangan sampai ditindas org lain...krn kita punya harga diri...
2023-02-16
0