Part 4

Delavar kembali ke mobilnya dengan wajah kecut, padahal masih pagi hari. Mendapatkan respon penolakan dari Amartha untuk yang kesekian kali membuatnya pusing tujuh keliling mencari cara untuk mendekati wanita yang sudah dipermainkan oleh sepupunya—Marvel.

Delavar masuk ke dalam mobilnya dan menghembuskan napasnya kasar. Dariush yang melihat pun langsung menertawakannya.

“Kenapa wajahmu kau tekuk seperti itu? Apa kau ditolak lagi?” tebak Dariush.

Delavar mengangguk. “Sulit sekali mendekatinya. Apa yang dilakukan Marvel bisa sampai mendapatkan dia? Padahal sepupu kita jelas-jelas hanya memanfaatkan Amartha sebagai alat menutupi perasaan pada si bungsu,” keluhnya. Tak habis pikir dengan nasib cintanya, padahal dia tulus dan tidak berniat mempermainkan perasaan Amartha.

Dariush menepuk pundak kembarannya. “Ternyata goodboy satu ini sudah menjadi sadboy,” ejeknya.

Delavar berdecak sebal, selalu saja berakhir diejek jika gagal mendekati Amartha. “Enak saja sadboy, perjuanganku belum selesai sampai di sini,” elaknya tak terima.

“Kau minta tips saja dengan Marvel, bagaimana caranya sampai bisa mendapatkan Amartha padahal hanya untuk dipermainkan saja,” cetus Dariush memberikan ide.

“Harga diriku mau ditaruh mana jika mendekati wanita harus meminta tips dengan orang yang bahkan tak menghargai perasaan Amartha!” tolak Delavar. Tangannya sedikit mendorong tubuh kembarannya untuk duduk dengan normal. “Sudahlah, mungkin luka yang diberikan oleh Marvel belum tertutup sempurna.”

“Maka tugasmu untuk menutupnya, buktikan padanya jika kau berbeda dengan Marvel,” cetus Dariush.

“Hm, aku akan memikirkan caranya,” balas Delavar. Dia mulai mengeluarkan mobilnya dari basement dan menuju cabang perusahaan Triple D Corp tempat di mana kembarannya bekerja.

“Jangan lupa jemput aku lagi saat pulang!” ucap Dariush sebelum turun dari mobil.

“Iya.” Delavar mengibaskan tangan mengusir kembarannya. “Tapi tak janji,” kelakarnya kemudian setelah Dariush menutup pintu mobilnya.

...........

Delavar baru saja menginjakkan kaki di sebuah restoran yang berada di hotel bintang lima tempat keluarga besarnya melangsungkan makan malam. Dia hanya datang sendirian, sengaja tak menjemput Dariush karena memastikan sekali lagi jika Amartha berubah pikiran dan mau menemaninya makan malam bersama. Tapi tetap ditolak.

“Kenapa kau sendirian? Di mana Dariush?” tanya Mommy Diora saat putra ketiganya duduk bergabung dengannya.

Delavar mengedikkan bahu. “Ku tinggal di kantor, salah dia tak mau mengendarai mobil sendiri,” jawabnya santai seperti tak merasa bersalah.

Plak!

Namun secara tiba-tiba geplakan tangan mendarat sempurna di kepala bagian belakang Delavar. Dan membuat pria berparas manis bercampur tampan itu mendongak.

“Sial! Dasar kembaran dusta, bisa-bisanya membiarkan aku menaiki kendaraan umum sendirian,” omel Dariush.

“Sengaja, kau sudah mengejekku hari ini, jadi ku balas dengan meninggalkanmu.” Delavar terlihat biasa saja tak merasa berdosa.

“Memangnya Dariush mengejekmu apa sampai membuatmu ingin membalasnya?” tanya Deavenny penasaran.

“Dia ditolak oleh A—” Bibir Dariush hendak mengungkap kejadian tadi pagi, tapi mulutnya sudah dibekap oleh Delavar.

“Diamlah, ini rahasia kita berdua. Harga diriku mau ditaruh di mana? Ada Marvel di sini!” bisik Delavar di telinga Dariush. Dia tak mau sepupunya tahu jika saat ini dirinya masih gagal mendekati Amartha—mantan kekasih Marvel.

Dariush melepas paksa tangan Delavar saat melihat ada seorang wanita yang datang ke dalam restoran itu bersama seorang pria yang sudah cukup tua. “Ada Amartha,” lirihnya berbisik di telinga kembarannya seraya menunjuk orang yang dimaksud menggunakan sorot mata.

...*****...

...Jadi, masa lalu Amartha dan Marvel itu ada di novelku yang judulnya Mine di aplikasi sebelah. Enggak bisa flashback di sini karena cerita itu udah kontrak eksklusif di sana....

...Aku ceritain intinya aja. Jadi Amartha itu dulunya pacar Marvel tapi cuma dimanfaatin aja sama Marvel buat nutupin perasaannya pada Deavenny. Padahal Amartha itu baek bukan cewe yang jahara. Ya intinya dia adalah sadgirl dicerita Mine....