Part 10

Bianca membolakan kedua matanya saat melihat segerombolan Anak muda yang baru saja memasuki pintu masuk restoran. Untuk sejenak bianca mematung di tempatnya untuk menetralkan gemuruh yang ada di dalam dirinya saat melihat seorang laki-laki yang begitu familiar bagi wanita hamil itu.

"Tu-tuan Edward...!!"Lirih bianca dengan membolakan kedua matanya.

"Untuk apa Tuan Edward kesini?"Pertanyaan bodoh itu tiba tiba saja keluar dari mulut wanita hamil itu.

"Kenapa kau diam mematung seperti itu Bianca! Cepat kau antar makanan ke meja pelanggan!"Titah wanita itu kembali membuat Bianca tersentak dalam lamunannya.

"Ba-baik K-kak..."Ucap bianca tanpa beralih dari tempatnya karena Edward dan teman teman nya sedang berjalan ke arah dirinya.

Bianca bisa bernafas lega karena Edward dan teman-temannya tidak menyadari keberadaan Bianca.

"Kenapa kau diam mematung seperti orang bodoh saja Bianca..!!"Seru wanita itu penuh dengan penekanan saat Bianca tidak beranjak sedikit pun dari tempatnya.

"I-iya kak..."Jawab Bianca.

dengan langkah yang tergesa-gesa Bianca meninggalkan wanita itu dan berjalan ke arah meja pelanggan.

"Ya Tuhan apa yang harus Bianca lakukan?"

Guman bianca dengan helaan nafasnya.

dengan menutup wajahnya dengan kedua tangannya Bianca berjalan melewati meja yang di tempati oleh Edward dan teman temannya.

Bianca tidak tahu apakah Edward mengetahui dirinya bekerja disini apakah tidak. Akan tetapi Bianca tahu, Bianca dapat membuat marah sekaligus malu saat laki-laki itu menyadari kehadiran Bianca.

"Edward..."

"Edward...!!"Cetus Salah satu teman Edward yang Bianca ketahui bernama Marvin anak dari perusahaan real estante terbesar di negara ini.

"Ya, Enggaklah..!!"

"Emang gue si Edward, Cewek hotel aja di pake."Kata Marvin Seketika itu juga suara tawa Menggema di meja bernomor Tujuh belas di dalam restoran tersebut.

Bianca tersenyum kecut saat wanita hamil itu mengetahui bahwa dirinya menjadi bahan olok-olokan teman-teman Edward.

"Apakah semua itu tidak menjijikkan Edward? Senakal dan sebejatnya Gue, Gue gak akan pernah memakai perempuan hotel seperti itu!"Sahut Kevin dengan kekehan di akhir kalimatnya.

"Iya, Apakah kau tidak merasa jijik saat kau memasuki nya?"Kelakar Axel membuat suara tawa kembali menggema di meja tersebut.

"Gue gak nyangka bahwa kriteria lo serendah itu Edward...!!"

"Apakah memiliki Laura tidak cukup bagi Lo, Sehingga membuat Lo memakai perempuan menjijikkan itu untuk menyalurkan Bira** mu!" Timpal Kevin menggoda Edward.

Namun sang empu hanya diam tanpa menghiraukan semua perkataan-perkataan dari teman-temannya.

Bianca meremat ujung baju yang dia kenakan. Mendengar perkataan-perkataan teman- teman Edward yang begitu menghina dan merendahkan harga dirinya sebagai seorang wanita.

"Serendah itukah dirinya di hadapan Edward dan teman-temannya? Namun, Apakah kesalahan Bianca, Sehingga Bianca begitu banyak mendapatkan kebencian dan hinaan dari orang-orang terdekat Tuan Edward?" Tanya Bianca kepada dirinya.

Wanita hamil itu berusaha menahan cairan bening yang entah kapan menumpuk di kedua dari pelupuk matanya.

"Sudah sudah berhenti menggoda Edward, Jika kalian tidak ingin usaha kalian gulung tikar!"Tukas Gabriela dengan kekehan di akhir kalimatnya.

Sudut mata Edward menatap wanita yang tidak asing di penglihatannya yang tengah menatap ke arah dirinya dengan tatapan penuh luka.

"Bianca...!!"Guman Edward.

"Untuk apa wanita sialan itu ada di sini? " Tanya Edward tanpa mengalihkan pandangannya dari arah Bianca.

Gabriela mengikuti kemana arah mata Edward dan sudut bibirnya tertarik saat melihat sebuah objek yang sedari tadi Edward tatap.

"Wanita itu? Bukankah itu wanita yang kini menjadi istri Edward? Sepertinya akan ada pertunjukan yang besar sebentar lagi."Batin Gabriela berseru dan menatap ke arah Bianca dengan tersenyum menyeringai.

Gabriela tiba tiba saja bangkit dari duduknya sehingga membuat teman-temannya mengerutkan keningnya melihat apa yang akan di lakukan oleh wanita itu.

"Apa yang akan di lakukan oleh Gaby?"Tanya Axel berbisik di telinga Kevin.

"Entahlah..."Ucap Marvin menggidikan bahunya acuh

"Kita lihat saja apa yang akan di lakukan oleh Gaby."Ucapnya dengan acuh seraya meminum orang juice yang dia pesan.

"Ckck wanita itu! Selalu saja membuat masalah...!!"Decak Alex dengan mendecakan kedua bibirnya.

Bianca menundukkan kepalanya saat melihat Gabriela berjalan ke arah dirinya. Dan dengan cepat Bianca membalikkan badannya, Namun gerakan Bianca terhenti saat Gabriela memanggil dirinya.

"Pelayan...!!"Seru Gabriela dengan tersenyum penuh arti ke arah Bianca.

Dan dengan terpaksa bianca membalikkan badannya dan menatap Gabriela dengan tersenyum paksa.

"Ada yang bisa saya bantu nona?"Tanya bianca dengan suara yang bergetar dan tidak berani mengangkat pandangannya.

"Dasar wanita bodoh...!!"Desis Edward melihat Bianca berhadapan dengan Gabriela.

"Lihatlah siapa yang ada di hadapan kita!" Pekik Kevin seraya mengulum senyuman seringainya.

"Edward Apakah kau tidak memberikan wanita itu uang? Ataukah kau sudah jatuh miskin Sehingga kau membiarkan ISTRIMU berkerja menjadi pelayan restoran?"Kata Axel dengan menekan kata istri ke arah Edward dan tidak lupa senyuman mengejek laki-laki itu sematkan ke arah Edward.

Edward menyimpan sendok nya dengan kasar, Sehingga menimbulkan suara yang sedikit nyaring membuat teman-temannya menelan Savilanya nya dengan susah payah.

"Bisakah kalian tenang?"Tutur Edward penuh dengan penekanan sehingga membuat teman temannya merasa terintimidasi begitu pun dengan Gabriela dan Bianca.

Bianca pun berjalan meninggalkan Edward dan teman temannya, Saat Gabriela telah memberikan tahukah apa yang ingin dirinya pesan.

"Edward, Kau benar-benar jatuh miskin sehingga memberikan istri mu yang sedang hamil itu bekerja sebagai pelayan restoran?"

Ejek Gabriela setelah duduk di kursinya.

"Bisakah tutup mulut mu! Sebelum Aku membuat mulut mu tidak berbicara lagi!" Pungkas Edward dengan sarkasme dan Axel seketika itu juga membungkam mulutnya mendengar apa yang di ucapkan oleh Edward.

Sementara di tempat lain di waktu yang bersamaan, Wanita hamil itu membolak- balikkan badannya dan raut wajahnya menyiratkan sebuah kekhawatiran.

"Kak Jo..."Panggil Bianca kepada Jonathan saat laki laki berjalan di sampingnya.

"Ada apa Bianca?"

"Bisakah kak Jo saja yang mengantarkan pesanan meja nomor Tujuh belas."Pinta Bianca dengan memelaskan wajahnya.

"Tidak bukankah itu tugas mu..!!"Tolak laki-laki yang bernama Jonathan itu dengan tegas membuat wanita hamil itu mengerucutkan bibirnya.

"Please kak Jo, Bantu bianca ya kak. Kasian ibu hamil ini sedari tadi bolak balik saja, Apakah kak Jo tidak merasa kasihan kepada wanita hamil ini?"Kata Bianca dengan penuh harap bahkan tanpa segan Bianca mengatupkan kedua tangannya.

"Sudah tahu sedang hamil, Masih saja bekerja..!!"

"Apakah suami mu itu tidak memberikan mu uang? sehingga membiarkan istrinya yang sedang hamil di biarkan bekerja..!!"Sargah kak Jo membuat Bianca terhenyak di tempatnya.

"Kak Jonathan..."

"Baiklah, biarkan Bianca saja yang mengantarkan nya kak. Maafkan karena Bianca telah merepotkan kak Jo..."Lirih Bianca sembari mengambil nampan yang berisi pesanan Gabriela.

"Bukan begitu maksud kakak Bianca...!" Timpal kak Jo melihat perubahan wajah Bianca.

Namun wanita hamil itu hanya diam dan akan berlalu dari hadapan laki-laki itu.

"Sini, biarkan Kak Jo saja yang membawa pesanan ini."Ucap kak Jo sembari mengambil nampan di tangan Bianca.

"Tidak perlu kak Jo! Biarkan Bianca saja. Bianca tidak ingin kembali merepotkan Kak Jonathan."Tolak Bianca dengan menepis tangan kak Jo yang berusaha mengambil pesanan Gabriela di tangan Nya.

Bianca menghembuskan nafasnya dengan kasar seraya berjalan meninggalkan kak Jo yang mematung di tempatnya untuk mengantarkan pesanan Gabriela.

"Silahkan di nikmati Nona."Ucap Bianca seraya menaruh satu kopi cappucino dan sepiring kentang goreng di meja tersebut.

Dan Entah sengaja atau tidak, Gabriela menyenggol kopi yang akan Bianca taruh di atas meja, Sehingga kopi panas itu tumpah mengenai tangan Bianca dan mengenai kakinya.

"Aww....!!"Pekik Bianca saat rasa panas menjalar ke tangan dan pahanya.

"Upss sorry...!!"Ucap Gabriela seraya menutup mulutnya dengan salah satu tangannya dan menatap Bianca dengan tersenyum penuh kemenangan.

"Panas ya..."Ejek Gabriela.

"Astaga permainan apa yang di lakukan oleh wanita itu..!!"

Bianca memandang Gabriela sejenak lalu tanpa sepatah katapun Bianca pergi meninggalkan meja itu. Karena bianca tahu bahwa Gabriela sengaja membuat masalah dengan dirinya.

Bianca tersentak saat tangannya di tarik paksa dan belum pulih keterkejutan Bianca, sebuah tangan melayang mengenai pipinya dengan keras sehingga membuat wajah Bianca berpaling ke arah samping karena saking kencangnya tamparan Gabriela.

PLAK..!!

"Tidak sopan sekali saat seseorang berbicara kepada mu kau pergi begitu saja! Apakah kau tidak di ajari sopan santun oleh kedua orang tua mu?!"Pekik Gabriella memenuhi restoran membuat beberapa pelanggan mengalihkan pandangannya ke arah mereka.

"Wanita seperti dia mana tahu sopan santun dan tata Krama..!!"Timpal Kevin yang sedari tadi bungkam untuk melihat permainan yang di lakukan oleh Gabriela.

Sudut mata Bianca menatap Edward yang sedang duduk manis tanpa menghentikan ataupun menegur apa yang telah teman- temannya lakukan kepada dirinya.

"Apa yang kau pikirkan bianca! Kau pikir laki- laki itu akan berubah Sampai kau menangis darah pun, laki laki kejam itu tidak akan melembutkan hatinya kepada mu! Pemikiran Kau sungguh konyol bianca...!!"Batin Bianca dengan tersenyum getir.

"Kenapa? Kenapa kau melihat Edward seperti itu? Kau berharap Edward membantu mu Heh" Senyuman seringai terlihat di sudut bibir Gabriela.

"Kau berpikir Edward akan membantu mu setelah apa yang kau lakukan kepada nya Ja'ang! Ataukah kau berpikir dia akan memberikan mu belas kasihan, karena kau mengandung anaknya..!!"Tutur Gabriela dengan bersedekap di dadanya.

"Cuihhh.... Bahkan Edward pun muak akan kehadiran mu dan anak haram mu itu...!!" Seketika itu juga sebuah tangan melayang ke wajah cantik Gabriela.

"Kau boleh menghina ku sepuasnya. Injak- injaklah diriku serendah rendahnya sampai kau merasa puas, Tapi...."Bianca mengacungkan jari nya di depan wajah Bianca."Jika kau menghina anakku Sampai ke ujung dunia pun akan ku cari kau..!!"Sambung Bianca penuh dengan penekanan.

"****** sialan..!!"Pekik Gabriela dengan memegang pipinya yang kena tamparan Bianca dan Gabriela pun siap melayangkan kembali tamparan ke bianca.

"Beraninya kau mengangkat tangan kotor mu itu ke wajahku..!!"

Bianca menangkis tangan Gabriela sebelum mengenai wajahnya dan dengan cepat Bianca memutar tangan Gabriela, sehingga Gabriela memekik kesakitan, Bianca tidak peduli kini dirinya menjadi pusat perhatian yang terpenting kini dirinya akan membalas Gabriela karena telah menghina anak yang ada di dalam kandungannya.

"Lepaskan aku sialan..!!"Pekik Gabriela seraya berusaha melepaskan cengkraman Bianca.

"Tidak sebelum kau meminta maaf dan menarik semua kata-kata mu kepada ku..!!" Sahut Bianca dengan nafas yang memburu.

"Minta maaf? Sampai kapanpun aku tidak akan meminta maaf kepada mu. Terlebih lagi apa yang aku ucapkan adalah kebenaran, Bahwa anak yang ada di dalam kandungan mu adalah anak haram..!!"Seru Gabriela dengan suara meninggi sehingga semua orang menatap ke arah Bianca dan membicarakannya.

"Benar kau tidak ingat meminta maaf..?"

Cetus Bianca seraya semakin mengeratkan cengkraman nya di tangan Gabriela.

"Akhhh...!!"Jerit Gabriela.

"Lepaskan aku sialan..!!"Pekik Gabriela yang merasa kesakitan saat tangannya semakin di cengkraman kuat oleh Bianca.

"Edward kenapa kau diam saja? Suruh istri mu melepaskan Gabriela..!!"Titah Axel yang melihat Edward diam saja melihat perdebatan antara Bianca dan Gabriela.

Edward pun bangkit dan tanpa banyak bicara laki-laki itu segera melepaskan cengkraman Bianca dan menarik paksa wanita hamil itu untuk keluar dari restoran.

"Lepaskan aku..!!"Pekik bianca seraya meronta- ronta dari cengkeraman Edward.

"Diamlah...!!"Seru Edward dengan suara yang memberat dan menatap tajam Bianca.

"Kenapa? Kau menghentikan ku, Apakah kau tidak ingin aku melukai teman-teman mu yang telah jelas jelas menghina anak kandung mu..?!"Pekik Bianca yang kini berdiri di hadapan Edward dengan nafas yang memburu.

"Sudah ku katakan berapa kali..!! Bahwa aku meragukannya anak yang ada di dalam kandungan mu itu adalah milikku."Sargah Edward dengan kilatan amarah yang tercekat jelas di wajahnya.

"Terserah Anda saja Tuan Edward...!! Yakinlah jika memang itu yang Tuan Edward yakinkan. Namun jika suatu saat Tuan Edward menyadari bahwa yang Tuan Edward lakukan selama ini salah. Bianca berharap bahwa semua itu tidak terlambat."Seru Bianca seraya meninggalkan Edward dengan berjuta luka yang menggores di hatinya yang rapuh.

Edward menatap punggung ringkih bianca yang semakin menjauh dari penglihatannya, Entah mengapa melihat punggung Bianca yang bergetar karena menahan tangisannya rasanya hati Edward tersentil melihat Bianca yang berjuang dengan keras membela anaknya.

"Shitt...!!"Umpat Edward menendang apapun yang ada di hadapan Nya.

Jangan lupa Like Comment Rate dan Vote

Terpopuler

Comments

SecretLuna

SecretLuna

lanjut Thor

2022-10-20

0

SecretLuna

SecretLuna

BIANCA OH BIANCA! KNP KAMU LEMAH BANGET JADI PEREMPUAN

2022-10-20

0

Nana

Nana

Ngeselin Tahuuu

2022-09-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!