Warning...!!
yang belum cukup umur lebih baik skip aja..
Walaupun merasa sedikit Aneh saat segerombolan pria itu tiba tiba saja membubarkan diri. Setelah perdebatan yang cukup lama dengan Bianca tidak menyurutkan niat Bianca untuk membantu laki-laki yang kini tengah ada di rangkulannya.
Bianca menyengritkan kedua alisnya saat merasakan keanehan pada diri Edward. laki-laki itu terlihat begitu gelisah dan sesekali Bianca mendengar suara desisan dan geraman yang keluar dari mulut Edward.
"Tuan.. Tuan.."Bianca menepuk wajah Edward agar laki laki itu tersadar.
Namun Edward hanya membuka sedikit matanya saja dan menatap sekilas Bianca sebelum kembali menutup matanya.
"To-tolong saya..."Ucap Edward dengan lirih.
"Iya saya akan menolong Anda Tuan..."
Jawab Bianca dengan terengah-engah.
"Tolong...."
"Akan tetapi saya tidak mengetahui dimana Alamat rumah Anda Tuan."Sahut Bianca dengan bersusah payah membopong tubuh besar Edward .
Bianca tidak tahu apa yang mendasari dirinya membantu Edward, Karena memang Bianca tipikal orang yang tidak peduli dengan keadaan di sekitarnya. Bahkan kini Bianca dapat merasakan ada seseorang yang mengikuti mereka dan berniat jahat kepada dirinya.
"Handphone saya..."
Bianca mematung di tempat saat mendengar ucapan Edward, Kenapa tidak sedari tadi dia memikirkan hal itu. Mungkin saat ini Bianca tidak perlu menuntun Edward dengan susah payah tanpa tujuan yang jelas.
Bianca pun berusaha mencari keberadaan ponsel Edward, namun belum Bianca mencari keberadaan ponsel Edward. Seseorang memanggil nama Edward dan membuat Bianca mengharuskan untuk menghentikan langkahnya.
"Tuan Edward..."Panggil seseorang di belakang mereka.
Wanita itu menelisik penampilan Edward dari atas sampai bawah dan menatap Bianca dengan penuh arti.
"Maaf Nona, Apakah Anda mengenal laki-laki ini?"Tanya Bianca seraya menatap wanita yang ada di hadapan nya.
Entah mengapa perasaan Bianca tiba-tiba saja resah dan gelisah melihat senyuman wanita itu dan bianca merasakan niat buruk dari wanita itu yang terlihat jelas di sorot matanya. Namun Bianca berusaha menyangkal apa yang ada di dalam pikirannya.
"Benar Nona..."
"iyaa.."
"Tuan Edward adalah pemilik perusahaan tempat saya bekerja."Kata wanita itu bersungguh-sungguh membuat Bianca sedikit menghilangkan rasa curiga kepada wanita yang ada di hadapannya.
"Berarti Anda mengetahui dimana Rumah Tuan ini."Sahut Bianca dengan cepat.
"Saya tidak tahu Nyonya..."Jawab wanita itu membuat Bianca menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Tapi saya tahu malam ini Tuan Edward menginap hotel yang ada disana."Tunjuk wanita itu kepada salah satu hotel mewah yang ada tempat itu.
"Bagaimana Anda bisa mengetahui bahwa Tuan ini menginap di hotel itu? Bukankah Anda tadi mengatakan bahwa Anda tidak mengetahui rumah Tuan ini? Apakah kau benar benar mengenal laki laki ini. Ataukah Anda hanya ingin mempermainkan saya?!" Pungkas bianca dengan bertubi-tubi membuat wanita itu menelan Savilanya dengan susah payah. Namun wanita itu dengan cepat mengubah ekspresinya agar Bianca tidak semakin mencurigai Nya.
"Tidak Nona, Saya benar-benar mengenal Tuan Edward karena dia adalah bos Saya."
Elak wanita itu dengan menatap Bianca dengan bersungguh sungguh.
"Benarkah..?"Cetus bianca dengan menaikkan salah satu alisnya dan menatap wajah wanita itu penuh selidik.
"Jika memang anda tidak mempercayai saya, Anda bisa melihat tanda pengenal saya."Kata Wanita itu seraya memberikan sebuah tanda pengenal kartu ke tangan Bianca.
Bianca pun menerima dan membacanya dengan seksama dan Bianca memindai wanita itu dengan seksama dan tidak lama kemudian terdengar helaan nafas dari mulut Bianca.
"Maafkan saya mencurigai Anda Nyonya." Ucap Bianca penuh penyesalan dan tanpa Bianca sadari sebuah seringai di sudut bibir wanita tersebut.
"Tidak apa apa Nona."Jawab Wanita itu dengan menyematkan senyumannya.
"Sekali lagi saya minta maaf Nona..."
"Mari Saya bantu membawa Tuan Edward Nona."Imbuh wanita itu seraya membantu Bianca untuk menuntun Edward.
Dan mereka pun berjalan sembari memapah Edward menuju kamar Edward yang tempati di hotel mewah tersebut.
Setelah Bianca sampai di kamar hotel yang Edward tempati, wanita itu tampak membaringkan tubuh Edward dengan sedikit kasar karena sudah tidak kuat lagi menahan bobot tubuh Edward yang dua kali lebih besar daripada dirinya.
"Ya Tuhan...! Anda berat sekali Tuan."Gerutu Bianca melihat Edward yang tengah berbaring dengan wajah yang sangat gelisah.
"Jika suatu hari Saya bertemu kembali dengan Anda. Saya akan meminta imbalan atas apa yang telah saya lakukan kepada Anda malam ini Tuan Edward O'deon."Tutur Bianca dengan kekehan di akhir kalimatnya.
Namun Bianca merasa ada sebuah kejanggalan di dalamnya dan Bianca pun mengedarkan pandangannya ke segala arah dan penjuru kamar tersebut.
"Dimana wanita itu?!"Pekik Bianca saat menyadari tidak ada wanita yang membantu Edward.
Perasaan gelisah kembali menyeruak di dalam diri wanita itu, terlebih lagi Bianca melihat pintu kamar itu yang tertutup rapat seakan-akan tidak ada orang yang melewati nya.
Dengan langkah yang tergesa-gesa Bianca berjalan menuju pintu kamar hotel itu, Namun nihil pintu di kunci dari luar.
"Ya Tuhan... bagaimana ini?!"Bianca panik terlebih lagi dirinya berada satu kamar dengan laki-laki yang dirinya ketahui asal usulnya.
"Siapapun Tolong buka pintu ini."Suara bianca begitu memekik di sertai dengan tangannya yang memukul pintu.
Namun Bianca melupakan suatu hal bahwa di hotel sebesar dan semegah ini pasti setiap kamarnya yang kedap suara.
"Sialan..!!"
"Benar dugaan ku, bahwa wanita itu berusaha menjebak diriku!"Suara Bianca bergetar memikirkannya kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan menimpa dirinya.
Grep. Bianca menelan Savilanya nya susah payah saat sepasang tangan membelit pinggang Nya dengan erat. Terlebih lagi hembusan nafas yang sangat memburu di tengkuknya.
"Tu-tuan..."Lirih Bianca dengan terbata bata dan tanpa aba aba Edward mengangkat tubuh Bianca dan membantingnya di atas kasur lalu menindih tubuh mungil bianca dengan tubuh besar miliknya.
"Tuan..!!"
"Diamlah...!!"Seru Edward tanpa menghentikan aktivitas nya di tubuh Bianca.
"Akhh...."Pekik Bianca dengan memejamkan matanya saat Edward terus-menerus menciumnya dengan sangat brutal.
"Saya mohon lepaskan saya Tuan."Bianca memberontak untuk melepaskan Kungkungan Edward. Namun apalah daya tenaganya tidak sebanding dengan tubuh besar Edward.
"Tu-tuan, Apa yang Anda lakukan?"
Bianca membungkam mulutnya namun dengan kasarnya Edward menggigit bibirnya sehingga lidah Edward dengan mudah menerobos masuk ke dalam rongga mulutnya.
"Hmmm... Hmmm...."Bianca berusaha memberontak Namun nihil tenaga Edward lebih besar dari dirinya.
"Tu-tuan A-apa yang Anda lakukan akhh...." Bianca memekik saat Edward merobek pakaian yang dia kenakan, sehingga kini Bianca hanya mengenakan pakaian dalamnya Saja.
"Tu-tuan, Saya mohon hentikan Tuan..."Lirih Bianca di sertai cairan bening yang tidak henti hentinya keluar dari kedua pelupuk matanya.
"Diam..!!"Satu kata yang keluar dari mulut laki laki itu.
Di dalam setitik kesadaran Edward mengetahui apa yang dirinya lakukan adalah salah. Akan tetapi efek dari obat perangsang itu mampu membuat Edward tidak bisa berpikir jernih.
Edward tidak mempedulikan air mata Bianca, bahkan tangan laki laki itu sudah menyentuh dan menjalar ke bagian-bagian sen**tif di atas tubuh Bianca.
"Akhh... Hmpp..."Edward mer**as bagian atas Bianca dengan kencang bahkan Bianca tidak mengetahui kapan Edward membuka b*a yang dia kenakan.
Bianca memberontak dan Semakin memberontak saat Edward melebarkan pahanya dengan tangan Edward meluncur masuk ke dalam celana nya, terlebih lagi tangan Edward sudah meluncur dan memutar mutar di bagian bawahnya untuk mencari celah untuk laki-laki itu masuki.
"Hhhmmpp....!!"Tangan mungil Bianca memukul dan mencakar punggung Edward yang masih berbalut kemeja dan tanpa segan menggigit bahu tegap laki laki itu.
Plakk..!!
Plakk..!!
Edward menampar wajah Bianca karena penolakan yang di lakukan oleh wanita itu. Tanpa berkata Edward membuka dasinya dan mengikat tangan Bianca ke ranjang sehingga membuat wanita itu semakin memberontak karena rasa takut yang semakin menjalar di sekujur tubuhnya.
"Diamlah..!! Sebelum aku melakukan kekerasan yang tidak pernah kau bayangkan dalam hidupmu...!!"Desis Edward seraya membuka sisa pakaian di tubuh Bianca dan dirinya sehingga kini dirinya dan Bianca benar benar dalam keadaan polos bagaikan bayi yang baru lahir.
Edward menatap penuh gairah tubuh polos Bianca dan kembali menindihnya. Bibirnya kembali mencium dan ******* bibir Bianca dan tangan yang tidak henti hentinya me****as bagian atas Bianca, tidak ada kelembutan yang di lakukan oleh laki laki itu hanya kekerasan yang dia lakukan Edward kepada wanita malang itu.
"Saya mohon jangan Tuan..!!"Jerit Bianca saat Edward menggenggam miliknya dan menuntun nya untuk masuk ke dalam inti tubuhnya.
Bianca semakin memberontak melihat hal tersebut, sehingga tangan yang terikat itu lecet dan mengeluarkan darah.
Tubuh Bianca bergetar saat merasakan milik Edward menggesek disana dan berusaha menerobos masuk ke dalam intinya. Hingga perlahan Edward mengarahkan ke dalamnya.
"Aaaakhhh...!"Bianca menjerit sekencang kencangnya saat milik Edward masuk ke dalam dirinya dalam sekali hentakan dan merobek sesuatu yang selama ini Bianca jaga untuk suami masa depannya.
Hancur sudah...
Hancur sudah masa depan dan kehidupan Bianca. Kini hanya penyesalan yang dapat Bianca lakukan. Seandainya Bianca tetap pada pendiriannya untuk tetap acuh terhadap keadaan sekitarnya dan tidak menolong Edward mungkin keadaan nya tidak akan seperti ini. Mungkin Bianca kini sudah terlelap di atas kasur lusuh Nya.
Dan lagi lagi takdir Tuhan tidak berpihak kepada Bianca. Sungguh Tuhan begitu tidak adil kepada wanita malang itu, sehingga Tuhan terus menerus memberikan kesakitan dan penderitaan Kepada wanita malang itu.
"Kenapa Tuhan? Kenapa kau begitu jahat kepada hamba mu yang lemah ini? Kenapa kini kau memberikan aku kesakitan untuk kesekian kalinya lagi Tuhan..?!"Batin Bianca menjerit di iringi air mata yang keluar dari kedua pelupuk matanya.
"Oh shitt..!!"Umpat laki-laki itu saat dirinya merasakan sesuatu yang menghalangi jalan nya dan keluar dari inti tubuh wanita yang ada di bawah Kungkungan dirinya
"Kau masih perawan...?!"Desis Edward seraya memejamkan matanya saat merasakan sensasi panas saat dirinya ada di dalam tubuh Bianca.
"Tuan sudah..."Pinta bianca dengan lelehan air mata yang tidak henti hentinya keluar dari kedua pelupuk matanya.
Edward tidak berhenti. Laki laki itu kembali ******* dan menyesap bibir Bianca dan mengerakkan perlahan sesuatu di bawah sana membuat Bianca mengejang di tempatnya
"Aakh... Sa-sakit Tuan."Hentakan demi hentakan Bianca merasakan kesakitan yang sangat luar biasa Kesakitan yang tidak pernah Bianca rasakan selama ini.
Tetapi Edward tidak mengindahkan perkataan maupun permohonan dari wanita yang ada di bawah Kungkungan nya. dia menghentakkan nya begitu kasar tidak mempedulikan air yang dan kesakitan wanita itu.
Jangan lupa Like Comment Rate dan vote
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Jayna
Lanjuttttt lagi Thorrr
2022-09-23
0
Jayna
Kasiaaasnnnn
2022-09-22
0
Jayna
Pokoknya lanjuttttt Thorrrr💪💪🙏
2022-09-22
0