Bianca menjalani rutinitasnya sehari harinya dengan sangat padat. Bianca hanya tidur beberapa jam dalam sehari.
Lahir dari seorang Papah yang berprofesi sebagai pengusaha tidak serta merta membuat semua kebutuhan Bianca terpenuhi. Mungkin sebaliknya, Bianca harus bekerja siang malam hanya untuk membiayai kehidupan nya sehari harinya. Papahnya tidak akan peduli apakah Bianca sudah makan atau belum, terlebih lagi Sang Papah yang selalu diam saat Bianca di perlakuan kasar oleh anak dan istrinya.
Bianca adalah seorang gadis yang cantik, bahkan bisa di katakan sangatlah cantik. dengan kedua mata berwarna coklat yang mampu membuat siapa saja tenggelam dalam tatapannya, Namun kecantikan Bianca tertutupi dengan penampilannya yang terlihat lusuh bagaikan seorang gelandang.
Bianca lebih suka terlihat seperti itu, Karena dengan penampilannya Bianca tidak akan terlihat mencolok dan semua itu cara bianca untuk melindungi dirinya dari mata laki-laki orang yang menatap nakal ke arah nya.
Terlebih lagi mengingat kejadian yang telah lalu, Saat Kakak tiri Bianca berusaha melecehkan dirinya dan berakhir dengan kakak tiri Bianca yang masuk ke dalam rumah sakit, Lantaran Bianca memukul kepala sang kakak dengan sebuah vas bunga untuk melindungi dirinya.
Bianca menatap bayangan dirinya di cermin seraya menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Bunda do'akan Bianca. Agar hari ini Bianca lalui dengan lancar dan tanpa hambatan sama sekali."Ucap Bianca seraya menatap selembar foto mendiang ibunda Bianca yang telah tiada saat melahirkan dirinya.
Bianca kembali menyimpan foto tersebut di dalam lemarinya dan berjalan keluar dari kamarnya.
"Heh Culun..."Bianca mempercepat langkahnya saat Agnes memanggil dirinya.
Bianca tahu bahwa kakak tirinya hanya ingin mencari gara gara dengan Bianca dan ujung ujungnya Bianca yang akan terkena masalah dari permasalahan yang telah di buat oleh Agnes.
Di pagi hari Bianca mengantarkan susu ke beberapa rumah, dan itu tidak membutuhkan waktu yang lama. Karena semakin Bianca bergerak cepat mengayuh sepeda maka semakin cepat pula pekerjaan Bianca akan berakhir.
"Bianca..."Panggil Nyonya Merry pemilik dari peternakan sapi tempat Bianca bekerja.
"iyaa Nyonya Merry."Bianca menghentikan langkahnya saat dirinya merasa di panggil.
"Mulai Minggu depan tugasmu akan bertambah. Karena Ketty mengundurkan diri
Karena beberapa Minggu lagi dia akan menikah."Titah Nyonya Merry.
"Benarkah? Kapan Kak Ketty mengundurkan diri Nyonya?"Timpal Bianca yang tidak mengetahui informasi tentang teman seprofesinya.
"Beberapa hari yang Lalu. Sepertinya saat kau tidak masuk kerja."
"Sayang sekali aku tidak bertemu dengan Kak Ketty."Bianca mencebikkan kedua bibirnya.
"Bisakah kau menggantikan tugas Ketty untuk mengantarkan botol susu ke beberapa rumah, Sebelum aku menemukan pengganti nya?" Tanya wanita itu dengan nada yang menuntut begitu pun dengan tatapan matanya.
"Bianca bisa Nyonya. Apakah Bianca akan mendapatkan Gaji tambahan?" Tanya Bianca dengan penuh harap dengan mengerjabkan kedua matanya.
"Iyaa, Gajimu akan naik empat puluh persen bulan ini."Jawab Nyonya Merry dengan nada penuh paksaan .
Walaupun terkesan galak dan sombong, Nyonya Merry adalah bos Bianca yang paling baik di antara bos bos Bianca lainnya. Dia adalah salah satu orang yang peduli dengan Bianca, Meskipun wanita itu tidak memiliki hubungan darah sekali pun dengan Bianca.
Bianca tidak mempunyai teman karena Bianca tergolong orang yang pendiam dan introvert. Tidak ada satupun orang yang ingin berteman dengan Bianca, Seorang gadis miskin yang tidak tahu asal usulnya. Bianca mempunyai seorang ayah, Akan tetapi Bianca selalu mengaku bahwa dirinya anak yatim piatu dan berasal dari panti asuhan.
Bianca menjalani kehidupan nya apa adanya, Tidak asa satupun mimpi ataupun harapan yang wanita itu punya. Bianca hanya sekedar menjadi hidupnya saja.
Setelah semua susu Bianca antarkan kepada pemiliknya. Bianca segera ke tempat kerjanya yang kedua yaitu di sebuah restoran. Pekerjaan Bianca di bagian dapur dan mencuci peralatan piring-piring dan peralatan dapur lainnya.
"Bianca...."Panggil Seorang laki laki dengan tangan yang membawa sebuah keresek membuat wanita itu menghentikan langkahnya.
"Iyaa Paman, Ada apa?"
"Ini makanan untuk mu..."Katanya dengan mengulurkan plastik kresek itu kepada Bianca.
"Terima kasih Tuan Dion."Ucap Bianca seraya menerima bungkusan kresek tersebut.
Makanan ini adalah jatah makan Bianca dari restoran untuk makan siang wanita itu, Setidaknya Bianca dapat menghemat pengeluaran Nya.
Senja mulai menyapa di langit cakrawala. Sang Surya sudah nampak meninggalkan tempat peraduan Nya dan burung-burung berterbangan memenuhi langit yang berwarna jingga.
Jam sudah menunjukkan pukul enam sore, Sudah waktunya Bianca untuk mengakhiri pekerjaanya dan berlalu untuk melakukan pekerjaan yang ketiga yaitu menjaga kasir di sebuah supermarket.
"Bianca kenapa kau masih ada disini?
Bukankah waktu kerja mu sudah berakhir lima belas menit Lalu?"Seru seorang laki laki parubaya yang merupakan chef utama di restoran tempat Bianca bekerja.
"Benarkah Paman?"Bianca menatap jam tangan yang melingkar di tangannya.
"Astaga Tuhan.."Pekik Bianca sembari membersihkan cucian piring kotor dan setelah itu Bianca pun membuka sarung tangan dan membuka celemek yang melingkar di pinggang Nya.
"Bianca pergi Paman..."Pamit Bianca berlalu pergi meninggalkan ruangan itu.
"Hati-hati di jalan Bianca..."
Bianca berjalan dengan tergesa-gesa sehingga Bianca tidak sadar bahwa ada orang yang ada di depan Nya.
"Aww..."Ringis Bianca saat tubuhnya terhempas beberapa meter saat menabrak sebuah tubuh yang begitu kokoh dan keras.
"Astaga bokong ku sakit sekali!"Lirih Bianca seraya mengelus bokongnya yang terasa nyeri.
Sebuah tangan membuat atensi Bianca teralihkan. Kedua manik madu itu mengerjab dan terlihat binar di kedua matanya saat melihat maha karya Tuhan di hadapan Nya.
"Anda baik baik saja Nona?"Suara berat dan bass itu mampu membuat tersadar akan pemikiran liarnya.
"Tidak apa-apa Tuan..."Jawab Bianca sembari menerima uluran tangan dari laki laki itu.
"Terima kasih Tuan."
"Maafkan saya Tuan, Saya terburu buru sehingga saya tidak melihat bahwa Anda ada di hadapan Saya."Ucap Bianca dengan nada penuh penyesalan.
"Tidak apa apa Nona. Mungkin saya juga yang Kurang berhati hati karena terlalu fokus dengan handphone saya. Apakah masih ada yang sakit? Atau perlu saya antarkan anda ke rumah sakit?"Tanya laki laki itu dengan menatap Bianca dengan tatapan penuh ke khawatiran.
"Tidak perlu Tuan, Anda tidak perlu khawatir seperti itu, saya baik baik Saja."Tolak Bianca dengan hati hati dan sesekali wanita itu menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Edward Cepatlah kau kemari. Laura sudah ada di parkiran...!!"Seru Seseorang di sudut ruangan membuat atensi Bianca dan Edward teralihkan.
"Benarkah..?"Bianca dapat benar keterkejutan di manik laki laki yang ada di hadapannya. Namun Bianca tidak berkomentar lebih dan menatap nya sekilas.
"Ambilah kartu Nama saya, Jika terjadi sesuatu kepada Anda, Maka teleponlah Nomor saya yang ada di dalam kartu Nama ini."Imbuh Edward seraya pergi meninggalkan Bianca dengan tergesa-gesa.
Bianca menatap punggung kekar itu yang semakin menjauh darinya. Dan kedua manik matanya menatap sebuah kertas yang ada di tangannya.
"Edward O'deon..."Ujar bianca dengan seulas senyuman di sudut bibirnya.
_
_
_
Tangan yang saling bertautan dengan senyuman yang tidak luntur dari wajah keduanya. Laura tidak pernah menyangka akan tiba hari ini, Hari dimana dirinya akan di lamar oleh seorang Edward O'deon.
Dahulu Laura berpikir bahwa hubungan nya dengan Edward tidak akan pernah naik ke jenjang yang lebih serius. Akan tetapi malam ini Edward mematahkan semua persepsi yang selalu berkecamuk di dalam pikirannya.
Makan malam yang begitu romantis dan di akhiri oleh lamaran yang begitu membuat perasaan Laura membuncah. Dan semua itu tidak berakhir dari sana, Edward lagi lagi memberikan kejutan kepada Laura dengan mendatangkan seluruh keluarga dan teman teman Laura dan berarti acara lamaran itu di saksikan oleh keluarga dan teman teman mereka.
"Ya Tuhan, Aku berharap semua ini tidak akan cepat berlalu. Entah mengapa aku merasa akan ada badai yang akan datang menghantam hubungan kami. Ya Tuhan jika memang itu hanya perasaan takut ku saja, Maka hilangkanlah semua prasangka buruk itu."Batin Laura seraya menatap Edward yang sedari tadi tidak lepas dari dirinya.
"Jangan melihat ku seperti itu..!!"Cetus Edward tanpa mengalihkan pandangannya. "Jika kau masih menatap ku seperti itu, Maka Aku tidak bisa menahan sampai malam pernikahan kita sayang."Seru Edward dengan mengedipkan matanya genit.
Laura pun segera mengalihkan pandangannya saat dirinya tertangkap basah menatap sang kekasih.
"Siapa yang melihat mu..!!"Elak Laura tanpa menatap Edward. Bibir wanita itu mengerucut membuat Edward terkekeh Karenanya.
"Benarkah..?"Edward memegang wajah Laura untuk menatap ke arah dirinya. Wajah mereka begitu dekat sehingga hidung mereka saling bersentuhan, bahkan Edward dapat merasakan hembusan nafas Laura.
"Edward jangan seperti itu! Banyak orang disini..!! Laura mendorong dada Edward akan tetapi Edward dengan cepat merengkuh pinggang Laura membuat jarak dia antara mereka begitu intim.
"Mengapa? Biarkan saja mereka tahu bahwa kita ini pasangan kekasih yang saling mencintai. Lagi pula sebentar lagi kita akan menikah."Jawab Edward membawa Sang kekasih ke dalam rengkuhan Nya dan sesekali mengecup pucuk kepala Sang Kekasih.
"Woi..!! Jangan memperlihatkan kemesraan kalian di depan umum."Sargah seseorang di belakang Edward membuat tautan di antara mereka terlepas dengan paksa.
"Kenapa? Kau iri melihat ku bermesraan? Maka carilah wanita yang akan kau pacari." Pungkas Edward dengan menatap laki laki yang ada di hadapannya dengan penuh arti.
"Dasar jomblo..!!"Cetus Edward dengan tersenyum menyeringai.
"Sialan kau Edward..!!"Pekik laki laki sembari menendang kaki Edward sehingga membuat laki laki itu memekik karenanya.
Acara makan malam pun berakhir dan menyisakan sekumpulan pria yang akan melepaskan penatnya ke sebuah Club malam terkenal itu kota itu. Untuk merayakan pesta lajang kepada Edward sebelum laki laki berganti status.
"Bagaimana Edward? Apakah kau menyetujui rencana ku?"Ujar salah satu teman dengan tersenyum penuh arti kepada Edward.
"Terserah kalian semua Saja."Jawab Edward tanpa menatap para teman temannya.
Jangan lupa Like Comment Rate dan Vote
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Jayna
Lanjut
2022-09-22
1
Jayna
Lanjutttt Thorrr
2022-09-22
1
Jayna
Udah Vote Nih Thor supaya makin rajin Update nya
2022-09-22
1