Akhirnya para petugas itu kembali dengan kemenangan setelah berkali-kali gagal menjalankan misi mereka menangkap Pangeran Diaz. Dan kali ini mereka datang dengan membawa buronan tingkat satu itu ke hadapan Dewan Konstitusi Vampir.
Tiga petugas itupun memasuki ruangan Ketua Dewan Konstitusi Vampir dengan membawa Pangeran Diaz berserta istri dan anaknya.
“Lapor Ketua Dewan Konstitusi, kami telah berhasil menjalankan misi kami hari ini.” ucap salah satu petugas utusan Dewan Konstitusi itu menunjukkan Pangeran Diaz dan keluarganya pada Ketua Buana.
“Bagus, kerja kalian bagus.” jawab Ketua Buana yang tersenyum melihat tiga sosok di depannya itu.
Ketua Buana lalu menghampiri mereka bertiga dan memerintahkan petugas itu melepaskan ikatan dari tubuh mereka bertiga.
“Lepaskan ikatan mereka sekarang !” para petugas itu pun segera melepaskan ikatan yang mereka buat lalu mundur.
Setelah ikatan itu terlepas, Putri Zoya bersama Orion kecil menghampiri Pangeran Diaz dengan ketakutan menunggu putusan yang akan di berikan oleh Dewan Konstitusi Vampir. Pangeran pun memeluk istri dan putrinya yang ketakutan itu untuk membuat mereka tenang.
“Pangeran Diaz... sebagai seorang pangeran kau telah memberikan teladan yang buruk pada warga amulet. Dan atas perbuatan yang kau lakukan itu kau terkena hukuman berlapis.” ucap Ketua Buana menatap serius Pangeran Diaz.
“Ketua Dewan Konstitusi... aku tahu bahwa aku telah melakukan kesalahan. Tapi jika semua itu di karenakan mitos leluhur yang tidak berdasar, aku sungguh sama sekali tidak setuju. Lihatlah apakah istri ku melakukan suatu hal buruk pada warga amulet ? Atau dia mengganggu warga amulet dan berbuat onar ? Lalu apa putriku menimbulkan suatu bencana dan malapetaka lainnya di negeri ini ?! Perhatikan luka yang ada di tubuh putri dan istriku ini... apakah itu adil bagi mereka menerima semua perlakuan ini ???” ucap Pangeran Diaz panjang lebar yang merasa mendapatkan perlakuan tak adil dan tak berdasar pada ketua Buana.
Ketua Buana menimbang perkataan Pangeran Diaz yang jika di nalar ada benarnya juga. Tapi dia tak bisa mematahkan tradisi leluhurnya terkait mitos itu begitu saja.
“Pangeran Diaz... aku tahu kau telah banyak berjasa pada seluruh warga amulet dalam menumpas manusia serigala. Selain itu meskipun yang kau ucapkan barusan itu tidak terbukti. Aku sebagai ketua Dewan Konstitusi Vampir akan menerapkan hukuman tanpa pandang bulu...” ucapnya sambil menghembuskan nafas berat.
“Aku bisa mengerti itu ketua Buana. Karena kau tak bisa menarik putusan mu. Aku minta pada mu biar aku yang menanggung sendiri semua hukuman berlapis itu dan bebaskan istri serta putri ku.” ucapnya pada ketua Buana dengan tegas sambil menahan rasa sedih yang menyesakkan dada.
Putri Zoya yang mendengar suaminya bersedia menanggung sendiri hukuman atas dirinya dan putrinya merasa shock dan tak bisa menerima keputusan sepihak suaminya itu.
“Sayang... kenapa kau mengambil keputusan sepihak tanpa bertanya pada ku ? Aku tidak mau kau menanggung hukuman itu sendiri...” ucapnya memeluk Pangeran Diaz sambil meneteskan air mata saat membayangkan dia tak akan bertemu dengan suaminya lagi seumur hidupnya.
“Ketua Dewan Konstitusi... tolong jangan limpahkan semua hukuman itu pada suamiku sendiri. Ku mohon jangan lukai suami ku sedikitpun. Aku akan melakukan apa pun asal kau membiarkan suamiku bebas dari hukuman itu.” ucapnya memohon pada ketua Buana agar mengabulkan permintaannya.
“Zoya...! Apa kau tahu apa yang kau ucapkan barusan ?” ucap sang pangeran sambil menarik sang putri dan kembali memeluknya. Dia tak bisa berkata-kata lagi dan hanya memeluk istrinya itu dalam kesedihannya.
Ketua Buana sebenarnya tak kuasa melihat kejadian mengharukan di depannya itu, tapi dia menahannya demi wibawanya sebagi ketua Dewan Konstitusi yang bermartabat. Dia melangkah mendekat lagi pada mereka bertiga sambil menarik nafas dalam-dalam.
“Pangeran Diaz... setelah aku mempertimbangkannya masak-masak. Aku sudah memutuskan hukuman yang sesuai untuk mu. Aku tidak akan mengambil nyawa istri serta anakmu. Tapi kalian tidak boleh bersama lagi setelah ini. Dan untuk Putri Zoya beserta Orion... kalian harus meninggalkan negeri amulet ini. Kalian tak di izinkan lagi tinggal di sini.” ucap Ketua Buana memecah keheningan yang mencekam kala itu.
Pangeran Diaz yang mendengar putusan itu sedikit lega setidaknya anak dan istri mereka masih hidup meskipun mereka tak bisa berkumpul lagi.
“Terima kasih ketua Dewan Konstitusi... aku tak akan pernah melupakan kebaikan dari ketua seumur hidup ku.” ucap Putri Zoya yang akhirnya tersenyum lega melihat Orion kecil yang tidak jadi di eksekusi hukuman mati. Namun dalam hatinya dia merasakan kepedihan yang mendalam karena tak bisa lagi bersatu dengan suaminya itu dan akan segera berpisah darinya.
Setelah putusan resmi keluar, Pangeran Diaz beserta anak istrinya segera meninggalkan tempat itu.
Ketua Buana memberikan waktu 1 x 24 jam pada Putri Zoya untuk segera meninggalkan negeri itu bersama putrinya.
Malam hari di villa jantung emas.
Putri Zoya sudah menyiapkan semua semua barang yang akan dibawanya besok. Malam ini dia menghabiskan sisa waktunya yang berharga dengan suami tercintanya itu.
Pangeran Diaz yang melihat istrinya berkemas merasakan perih yang teramat sangat menerima putusan pahit dari Dewan Konstitusi. Ingin rasanya dia menghentikan istrinya itu namun dia tak berdaya oleh putusan resmi itu.
“Sayang... tetaplah makan seperti biasa. Jaga dirimu baik-baik...jangan khawatirkan kami. Aku pasti bisa menjaga diriku dan putri kita.” ucap Putri Zoya yang selesai berkemas dan menarik sang pangeran untuk duduk di kursi panjang yang ada di ruangan itu
“Apakah ini akhir dari kebersamaan kita ?” tanya sang pangeran yang merasa tak terima di permainkan oleh sebuah putusan dari Dewan Konstitusi.
Putri Zoya menggeleng sambil menitikkan air mata melihat kesedihan yang tampak jelas di wajah suaminya.
“Satu hal yang perlu kau tahu. Sampai kapan pun kau adalah suami ku meskipun kita akan berpisah, itu tidak memutuskan ikatan suami-istri di antara kita. Hanya ada dirimu dalam hatiku...” ucap Putri Zoya lalu memeluk erat suaminya dan mencium bibirnya.
“Maafkan aku sayang yang telah gagal melindungi mu dan putri kita. Aku berjanji suatu saat kita akan bersama lagi. Bersabarlah dan tunggu aku...” mendekap erat tubuh sang putri dan terus mencium bibirnya.
Malam semakin larut dan mereka berdua menghabiskan malam yang tersisa itu di kamar mereka.
“Sayang... aku tak bisa hidup tanpa mu...” ucap pangeran Diaz yang menitikkan air matanya saat membuka lebar kaki istrinya dan mulai membenamkan tubuhnya dalam-dalam sambil terus mencium istrinya.
Putri Zoya pun tak kuasa menahan tangisnya yang akhirnya pecah melihat suaminya bersedih. Yang bisa dia lakukan saat ini hanyalah menghibur suaminya dengan dekapan hangatnya sampai pagi tiba.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
superman
Gantung saja
2022-03-05
0
hazelnut
Ku jatuh hukum a seumur hidup
2022-02-26
1
leon
Ku kira hukuman seumur hidup
2022-02-26
0