Beberapa saat kemudian mereka muncul kembali di rumah pribadi pangeran Diaz, villa api abadi. Putri Zoya masih bersedih atas ucapan ayahnya barusan yang sudah tidak menganggapnya sebagai bagian dari keluarga lagi. Hatinya terasa hancur berkeping-keping menyadari dirinya bukan seorang putri lagi dan tak ada tempat baginya untuk bernaung. Air mata tak henti bercucuran membasahi pipinya.
Pangeran Diaz yang saat itu membawanya masuk ke ruang baca nya mengajak sang kekasih duduk di kursi panjang lembut berwarna putih.
“Sudahlah sayang jangan bersedih terus-menerus. Kau masih punya aku. Dan sebentar lagi kita akan menjadi bertiga. Tak usah kau pikirkan ucapan ayah mu itu. Mulai sekarang kita akan hidup bersama...” menggenggam tangan sang putri untuk menenangkan hatinya. Sang putri pun duduk di pangkuan kekasihnya dan mengalungkan kedua tangannya pada leher pangeran Diaz.
“Iya... hanya kau satu-satunya yang bisa mengerti aku...” ucapnya membelai pipi sang pangeran.
“Lalu bagaimana hubungan kita selanjutnya ?Bagaimana dengan anak kita, beberapa bulan lagi pasti perutku akan tampak besar dan semua pasti tahu perihal kehamilanku ini...” tanya sang putri memperjelas hubungan mereka yang selama ini masih berstatus sebagai pasangan kekasih. Mereka sudah tiga tahun menjalani hubungan kasih itu.
Raut muka pangeran Diaz tetaplah tenang di tengah situasi yang menghimpitnya seperti itu. Bahkan dia menyunggingkan senyum berkilau di wajahnya yang membuatnya tampak semakin tampan dan matang.
“Aku akan menikahi mu. Kita akan segera menikah secepatnya setelah mendapat restu dari orang tuaku.”
Jawaban dari pangeran Diaz bagaikan air yang menyiram kaktus di tengah gurun pasir yang tandus. Putri Zoya menjadi tenang dan lega mendengar jawaban dari kekasihnya itu. Kini tangisnya telah reda dan berganti dengan senyuman yang merekah di bibir manisnya.
“Ya sayang kau memang lelaki ku yang bisa di andalkan...” ucapnya sambil mencium leher pangeran Diaz yang membuat pangeran itu darahnya bergejolak dan kembali memanas.
“Zoya kau membuat ku.....” tidak melanjutkan ucapannya dan langsung beraksi pangeran Diaz mencium bibir ranum kekasihnya itu. Suasana di sekitar mereka kembali memanas dan bergelora. Sepasang kekasih itu kembali meluapkan rasa cinta mereka yang menggebu-gebu dalam nikmatnya surga cinta beralaskan udara di ruangan itu.
Dua hari berikutnya ada acara perjamuan keluarga di istana Bulan dingin yang di hadiri oleh kelurga inti di malam hari. Pangeran Diaz berencana memperkenalkan Putri Zoya pada orang tuanya sekaligus meminta restu dari orang tuanya untuk menikahi wanita yang di cintanya. Putri Zoya pun bersiap untuk acar perjamuan makan malam itu.
Malam harinya mereka berjalan bergandengan tangan memasuki istana Bulan Dingin. Di sana sudah menunggu Raja Netra yang merupakan ayah pangeran Diaz dan juga Ratu Bonita yang merupakan ibunya pangeran Diaz dan juga dua saudara pangeran Diaz, Pangeran Asoka dan Putri Yasmin yang merupakan adiknya.
Putri Zoya yang memakai gaun merah dan terlihat menawan duduk di sebelah Pangeran Diaz. Meskipun dia tersenyum pada keluarga pangeran itu sebenarnya dia merasa cemas sekali, karena baginya itu adalah pertemuannya pertama kali dengan keluarga pangeran Diaz.
Pangeran Diaz yang tahu kalau kekasihnya merasa grogi menggenggam erat tangan putri Zoya.
Keempat orang lainnya saling bertatapan melihat kedatangan Pangeran Diaz bersama seorang wanita cantik. Bau manusia tercium kuat dari tubuh wanita yang duduk di samping pangeran Diaz yang membuat mereka berempat penasaran pada sosok gadis itu yang merupakan mangsa ataukah kekasih dari pangeran Diaz.
“Ayah ibu... perkenalkan ini adalah Putri Zoya, kekasih ku. Zoya ini adalah Raja Netra dan Ratu Bonita. Sedangkan ini adalah adikku pangeran Asoka dan Putri Yasmin.” ucap pangeran Diaz memperkenalkan keluarganya pada Zoya.
Gadis itu memberi salam pada mereka berempat namun dia merasa mendapat sambutan yang aneh. Bagaimana tidak, keempat keluarga Pangeran Diaz itu menatapnya seakan mau memangsanya dengan hidup-hidup. Taring mereka berempat terlihat dan seolah bersiap menyantapnya.
Pangeran Asoka menyambut hangat tangan putri Zoya dan memegangnya. Adik Pangeran Diaz itu menempelkan taringnya ke tangan sang putri, merasakan kuat aroma manusia dan menghirup aroma itu yang menjadikannya semakin liar. Sedangkan putri Zoya merasa merinding mendapatkan sambutan perkenalan yang seperti itu.
“Hentikan Asoka... jaga sikap mu ! Kau tidak sopan sekali pada calon kakak ipar mu !” bentak Pangeran Diaz dan seketika Pangeran Asoka melepaskan tangan Putri Zoya.
Perkataan yang barusan di lontarkan oleh putra pertamanya membuat Raja Netra tersedak saat meminum anggur merah di depannya.
“Apa katamu ? Kau berniat menjadikan istri dari ras manusia ini sebagai istri mu ? Apa kau sadar akan apa yang kau ucapkan ?” tanyanya dengan raut muka serius dan tampak marah terlihat dari alisnya yang menekuk kencang.
“Kenapa kau tak menjadikan gadis ini sebagai mangsa mu saja daripada menjadikan dia sebagai istri mu? Atau kau jadikan pelayan mu saja ? Kau tahu sendiri kedudukan ras manusia itu lebih rendah dari ras kita, ras amulet.” tambah Ratu Bonita, ibunya Pangeran Diaz.
Mendengar sambutan dari kedua orang tua pangeran Diaz yang sepertinya tak menyetujuinya, wajah putri Zoya berubah menjadi sedih.
“Ayah ibu dengarkan aku. Maksud kedatangan ku kemari untuk memberitahukan pada kalian dan menyampaikan pada kalian bahwa aku akan segera menikah. Tak lama lagi kalian akan punya cucu.” ucap pangeran Diaz menatap wajah putri Zoya yang masih ketakutan bercampur rasa sedih.
Kata yang di ucapkan oleh pangeran Diaz bagai petir yang menyambar di siang hari dan membuat orang tua pangeran Diaz itu kebakaran jenggot. Tak hanya mempermainkan perasaan mereka, namun putranya itu memberikan mereka aib, menampar wajah mereka dengan memberikan keturunan campuran.
“Aku tidak setuju... !!” ucap ayah dan ibu Pangeran Diaz bersamaan.
"Hentikan itu sebelum terlambat !” tambah Raja Netra yang semakin tampak geram.
“Tidak ayah, ibu. Aku akan tetap menikah dengan wanita pilihan ku ini meski tanpa restu kalian berdua. Keturunan campuran bukanlah sesuatu yang hina. Dia lebih kuat daripada ras amulet.” jawab pangeran Diaz mempertegas lagi bahwa pendiriannya tak akan goyah.
Putri Zoya yang mendengar perkataan orang tua Pangeran Diaz memberikan salam lalu berpamitan dan pergi dari acara malam itu dengan perasaan sedih karena tak mendapat restu untuk pernikahan mereka.
“Zoya... tunggu... !” teriak Pangeran Diaz berlari mengejar kekasihnya.
“Diaz... tunggu ! Jika kau tetap mengejar wanita itu, aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada mu !” gertak Raja Netra menakut-nakuti Pangeran Diaz agar tidak berhenti mengejar gadis itu. Pangeran Diaz berhenti dan berbalik lalu menatap ayahnya.
“Maaf ayah... aku tidak bisa. Ini sudah pilihanku. Aku akan terima jika ayah mau menghukum ku.” ucapnya lalu berbalik lagi dan mengejar putri Zoya.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Author yang kece dong
aku udah mampir ya kak,oh Btw untuk para kakak author lainya dan reader mampir di Novel baru aku yuuk The Power of Ice Girl,bercerita tentang gadis tangguh bertemu dengan pria hemophobia,ceritanya sangat seru lho makaci,semoga kak author tambah sukses dan semangat menulisnya 😍💪🙏
2022-03-23
1
leon
Jgn jadi pghalang
2022-02-26
0
tairen
syok aku
2022-02-20
0