Pangeran Diaz khawatir melihat kondisi istrinya yang sekarang lemas itu. Dia kembali mencium bibir wanitanya namun lagi-lagi tak ada respons.
“Oh tidak apa yang telah ku lakukan pada mu. Maafkan aku sayang, kau terlalu menggoda bagi ku dan aku tak bisa mengontrol diriku.” memeluk tubuh istrinya yang tergolek lemas di ranjang.
Tak lama kemudian dia segera berpakaian dan memakaikan baju sang putri lalu membawanya ke rumah sakit.
Setibanya di rumah sakit, wanita itu langsung di larikan ke ruang gawat darurat. Melihat kondisinya yang hampir sekarat, dokter memberinya enam kantong darah yang di berikan secara berkala untuk memulihkan kondisinya yang kehabisan darah.
Dua jam berikutnya Pangeran Diaz masuk ke ruangan tempat istrinya di rawat. Dia melihat sang putri masih tak sadarkan diri.
“Sayang bangunlah segera. Aku merasa bersalah pada mu. Karena diriku kau jadi menderita begini.” memegang tangan istrinya dan menciumnya. Dia tetap menunggu istrinya sadar meski dokter sudah memintanya menunggu di luar.
Satu jam berikutnya Putri Zoya belum juga sadar juga. Dua jam berikutnya sang putri masih belum sadar juga hingga Pangeran Diaz merasa ngantuk dan tertidur di kursi masih menggenggam tangan istrinya itu.
Tiga jam berikutnya putri Zoya bisa menggerakkan tangannya lalu membuka matanya. Dia melihat lelaki yang di cintanya tertidur di depannya dan masih menggenggam tangannya.
“Diaz... Diaz...”panggilnya lirih.
Telinga ras amulet cukup tajam dan bisa mendengar suara sekecil apapun meski dalam kondisi tertidur. Pangeran Diaz pun membuka mata karena mendengar suara sang putri yang memanggilnya.
“Zoya... sayangku akhirnya kau sadar juga. Aku khawatir sekali pada mu. Maafkan aku.... karena aku kau jadi seperti ini.” ucapnya lalu berdiri dan mencium kening istrinya yang sekarang tersenyum kecil menatapnya.
“Aku tak apa sayang. Aku sudah merasa baikan, ayo kita pulang sekarang. Aku rindu kamar kita dan aku sangat merindukan mu...” ucapnya merengek minta pulang.
“Sst...jangan ucapkan itu dulu. Yang lebih penting adalah dirimu sayang, aku bisa menahannya sementara waktu demi kebaikan mu sayang.” namun Putri Zoya menarik sang pangeran mendekat ke wajahnya dan mencium bibirnya.
“Diaz aku tahu kau sangat menderita saat kau bilang begitu, karena aku bisa memahami dirimu.” Pangeran Diaz memeluk tubuh istrinya.
Malam hari dokter menyatakan kondisi Putri Zoya sudah stabil dan memperbolehkannya pulang. Pangeran Diaz pun membawa istrinya pulang. Sesampainya di rumah mereka beristirahat di tempat tidur mereka dan melakukan obrolan kecil untuk mengalihkan pikiran mereka agar tidak melakukan hubungan badan dulu.
“Selamat malam, sayang.”ucap putri Zoya mengecup lembut bibir pangeran. Namun satu sentuhan dari sang putri itu kembali membangkitkan gairahnya yang terpendam.
“Sayangku... kau sudah kembali seperti dirimu yang biasanya.” ucap putri Zoya melepas pakaian suaminya itu. Dan mereka pun saling mendekap di balik selimut melakukan kegiatan rutin nya berulang kali, menikmati surga dunia yang sangat memabukkan dan membuat ketagihan.
Tiga bulan sudah berlalu dan sekarang waktunya bagi sang putri untuk melahirkan. Namun ternyata dia tak kunjung melahirkan juga. Bahkan sudah lewat dari tanggal kelahiran dan sang putri masih belum menunjukkan tanda-tanda persalinan.
Pangeran Diaz kembali membawa istrinya menemui dokter Bian untuk memeriksakan kondisi kehamilannya. Setelah melakukan pemeriksaan lengkap, dokter Bian memberitahukan memang belum saatnya bagi Putir Zoya untuk melahirkan. Karena tak ada tanda-tanda persalinan, sedangkan janin dalam perut putri juga dalam kondisi sehat.
“Mungkin karena putri adalah seorang manusia jadi periode kehamilannya juga menjadi lebih panjang. Namun tak ada salah nya untuk selalu siaga. Karena kapan saja bisa lahir terhitung mulai bulan depan.”ucap dokter Bian memberikan penjelasan panjang lebar pada mereka.
Setelah mendengar penjelasan dari dokter Bian, mereka berdua pulang dengan rasa gelisah mengingat sewaktu-waktu Putri Zoya bisa melahirkan.
Satu bulan berlalu, Putri Zoya masih sering keluar masuk rumah sakit seminggu dua kali untuk melakukan transfusi darah. Perutnya semakin tampak besar seperti usia kehamilan sembilan bulan meski usia asli kehamilannya masih empat bulan.
Suatu hari di sore hari saat suaminya keluar dan dia sendirian di rumah, dia merasakan perutnya sakit sekali.
“Aduh... ada apa ini ya...” ucapnya yang tengah duduk di sebuah kursi sambil memegang perutnya yang terasa sakit sekali. Perutnya terasa di tusuk dan di sayat. Saat dia berdiri darah mengalir membasahi lantai.
“Apa aku akan melahirkan ?” ucapnya panik. Saat seperti itu dia teringat pada ibunya dan merasa sedih. Seandainya saja ada ibu di sampingnya pastilah Ratu Arni akan membantunya saat mengalami kesusahan seperti ini.
Sementara itu di istana samudera dewata, Ratu Arni yang sedang mengupas apel tangannya terkena pisau.
“Hiss... ada apa... kenapa firasat ku tidak enak ya ? Entah kenapa tiba-tiba aku terpikirkan pada Zoya. Semoga saja tak ada suatu hal buruk yang menimpa putri kita. Aku akan mencarinya dan membawanya kembali ke istana.” ucapnya pada suaminya.
“Jangan selalu mengaitkan hal seperti itu dengan kejadian buruk. Itu hanya mitos. Tak usah pedulikan anak durhaka itu ! Kalau sampai kau membawa kembali Zoya ke istana ini, aku tak segan-segan akan memberimu hukuman.” balas Raja Agastya mengancam yang membuat istrinya ketakutan.
Kembali lagi ke villa jantung emas dimana Putri Zoya saat ini masih tergeletak di lantai. Dia berteriak memanggil pelayan wanita yang ada di sana.
“Niki... tolong datang kesini !” teriak Zoya sambil meraih tepi kursi untuk berdiri.
Beberapa saat kemudian pelayan wanita paruh baya itu datang dan kaget melihat kondisinya.
“Oh nyonya sepertinya bayi itu akan lahir. Tapi tuan muda belum kembali. Aku akan minta yang lain untuk mencari Pangeran Diaz.” ucap niki membantu Putri Zoya berdiri dan duduk di kursi. Lalu dia segera berlari memanggil pelayan laki-laki yang ada di villa itu dan memintanya mencari pangeran dan menyampaikan kondisi istrinya sekarang.
Pangeran Diaz yang saat itu ada di villa api abadi mengambil sesuatu yang tertinggal di sana mendapat kabar jika sesuatu terjadi pada istrinya dari pelayannya di villa jantung emas. Dia pun segera melesat kembali ke villa jantung emas.
“Zoya... !” panggilnya saat melihat istrinya yang sudah lemas dan hampir tak sadarkan diri. Sedangkan darah yang keluar semakin banyak. Dia segera melarikan istrinya ke rumah sakit.
Sementara itu di ruang persalinan, Putri Zoya merasakan sakit luar biasa saat melahirkan bayinya. Dia merasakan ada organ dalamnya yang terasa seperti di gerogoti dan tentu saja rasa sakitnya tak karuan.
Ternyata bayi dalam kandungan itu memakan hati ibunya tepat sebelum dia lahir. Tiga jam berikutnya setelah melalui proses yang menyakitkan lahirlah seorang bayi cantik ke dunia.
Pangeran Diaz langsung masuk ke ruang persalinan setelah mendengar suara tangis bayi.
“Sayang... bagaimana kondisi mu... ?” menjadi histeris setelah melihat kondisi istrinya yang sekarat dan koma setelah melahirkan putri mereka.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
hitamanis
ini kaya bella swan ya
2022-05-13
2
sandi akbar
ngeri jadi takut hamil
2022-03-29
0
lebah ganteng
sakit ya rasanya
2022-03-03
0