Tak berapa lama kemudian mereka tiba di depan rumah pribadi yang terletak agak jauh dari istana bulan dingin namun masih dalam satu area. Rumah itu adalah rumah yang di huni khusus oleh Pangeran Diaz. Mereka berdua segera masuk ke rumah bercat serba putih itu dan duduk di berdekatan di sebuah kursi panjang di ruang tamu.
Putri Zoya yang masih merasa sedih masih meneteskan air mata kesedihannya itu. Sementara Pangeran Diaz memegang pinggang sang putri dan menyandarkan kepalanya di bahunya.
“Sudahlah Zoya... jangan terus bersedih. Ingat sekarang kau sedang hamil. Anak kita bisa merasakan kesedihan mu. Aku tak mau dia ikut bersedih dan menanggung penderitaan kita.” ucap pangeran itu menenangkan kekasihnya sambil menghapus air matanya. Sang putri bukannya malah tenang namun malah semakin menjadi. Air mata membanjiri pipi mulusnya itu.
Pangeran Diaz yang sudah hafal menghadapi kekasihnya yang melow itu tak berucap sepatah katapun. Ia langsung mendekap sang putri dan memeluknya. Tiga puluh menit kemudian Putri Zoya sudah tenang, air matanya sudah kering dan tak ada yang menetes lagi.
“Apapun yang terjadi kita akan tetap bersama. Kita akan mencari solusinya.” memegang wajah sang putri lalu mendekatkan bibirnya dan mencium bibir merekah sang putri, dan mereka pun larut dalam ciuman romantis mereka.
“Dong... dong...” bunyi jam dinding berdetak 12 kali. Dari jendela terlihat bulan purnama penuh dengan warna merah darah.
Seketika Pangeran Diaz seperti hilang kesadaran. Matanya berubah merah, kulitnya sedingin es dan taringnya memanjang.
“Diaz....” ucap putri memanggil kekasihnya itu. Pangeran Diaz menyibak rambut hitam panjang sang putri dan mulai menelusuri leher jenjang sang putri dengan bibirnya.
“Argh... Diaz... sayang...”teriak sang putri menahan rasa sakit saat kekasihnya itu menancapkan taring di lehernya dan menghisap darahnya.
Saat bulan purnama penuh para vampir akan berubah ke wujud aslinya. Mereka hilang kesadaran dan menghisap darah lawan jenisnya tanpa sadar, meskipun darah yang mereka hisap hanya sedikit dan tak sampai membuat yang di hisap kehabisan darah.
“Diaz... sayang ku sadarlah...” putri Zoya melepaskan pelukan kekasihnya itu dan menutup semua tirai jendela di ruangan itu agar kekasihnya tak melihat bulan purnama penuh. Dia lalu menarik kekasihnya itu masuk ke kamar pribadi yang biasa mereka pakai bermalam bersama.
“Diaz... sadarlah...” membawa kekasihnya merapat ke dinding kamar. Tiba-tiba mata lelaki itu berubah kembali ke warna coklat. Ia membelai rambut kekasih cantiknya itu dan balik merapatkan tubuh kekasihnya ke dinding.
“Zoya...sayang....aku sangat rindu pada mu..” ucapnya memegang wajah sang putri lalu kembali mencium bibir wanitanya itu. Suhu tubuh mereka berdua pun semakin panas hingga mereka tak bisa menahannya lagi.
Pangeran Diaz membaringkan tubuh sang putri di tempat tidur. Dia mencium seluruh tubuh putri sambil melepas satu persatu baju yang membalut tubuh indahnya itu. Dia pun kembali mendaratkan ciuman ke bibir sang putri. Putri Zoya menyambut belaian hangat kekasihnya itu dan tanpa sadar tak ada sehelai benang pun yang menghalangi tubuh mereka berdua.
Pangeran Diaz menghujamkan tubuhnya merapat ke tubuh putri Zoya. Tanpa sadar mereka saling menyenangkan pasangan bahkan tanpa sadar Diaz membawa tubuh kekasihnya itu melayang di udara di atas ranjang mereka.
Pagi hari Zoya bangun dari tidurnya. Dia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang sedikit terlihat.
“Kau sudah bangun, sayang ?” ucap pangeran Diaz mengecup kening putri Zoya yang terlihat bangun dengan wajah berseri. Putri Zoya hanya tersenyum dan memeluk erat tubuh kekasihnya itu seakan enggan meninggalkannya.
“Apa semalam aku menyakiti mu ?” tanyanya sambil membelai rambut Putri Zoya.
“Tidak sayang, kau luar biasa sekali...” jawabnya sambil mencubit hidung Pangeran Diaz. Pangeran itu melepaskan tangan kekasihnya dari hidungnya lalu mencium bibir gadis itu. Sesaat kemudian hawa di sekitar mereka memanas lagi dan mereka kembali bergumul di balik selimut putih yang menutupi tubuh polos mereka.
Dua jam berikutnya mereka menarik selimut itu dan memakai baju mereka lalu duduk di kasur empuk alas mereka tadi.
“Aku akan mengantar mu pulang setelah ini. Bicaralah baik-baik dengan ayah mu.” ucap pangeran Diaz memeluk gadis itu dari belakang dan mencium telinganya.
“Tidak.... tidak... aku tak mau pulang kembali ke sana. Aku tahu sikap ayah yang tegas dan tidak akan pernah merubah keputusannya apa pun yang terjadi.” jawabnya sambil melepas tangan kekasih yang mendekap tubuhnya lalu berdiri.
Pangeran Diaz ikut berdiri dan kembali memeluk kekasihnya itu. Dia membesarkan hati Putri Zoya dan membujuknya agar mau pulang.
Satu jam kemudian hati sang putri terbuka dan dia mendengar perkataan pangeran Diaz. Ia sadar bagaimanapun juga sebenci apapun dia pada ayahnya, tetap dia harus menjaga hubungan baik mereka di tengah keluarga. Apalagi dirinya adalah seorang putri yang menjadi panutan kaumnya.
Siang hari mereka pergi ke istana Samudera Bersama, Pangeran Diaz mengantarnya sampai ke depan pintu masuk istana.
“Kau bilang akan menemaniku masuk, sayang ?” menarik tangan Pangeran Diaz yang melepaskan genggaman tangan darinya.
“Aku akan menunggu mu di sini. Selesaikan urusan mu dengan keluarga mu. Apa pun yang terjadi aku selalu siap untuk membantu mu.” memberikan kecupan kecil di dahi kekasihnya lalu menghilang setelah melihat Putri Zoya masuk ke dalam istana.
Singkat cerita gadis itu bertemu dengan ibunya, Ratu Arni yang senang melihatnya kembali. Lalu mereka bicara empat mata di kamar putri Zoya.
“Persiapkan diri mu nak, besok kau akan melangsungkan pertunangan dengan Pangeran Biantara.” ucap ibunnya Zoya sambil mengelus rambut putrinya. Putri Zoya langsung memeluk erat ibunya. Dia menumpahkan tangisnya pada ibu tercintanya itu.
“Ibu tolong bantu aku untuk membujuk ayah agar membatalkan acara pertunangan ku dengan pangeran Biantara. Aku tidak mencintainya ibu...” jelasnya masih dengan menangis.
“Kau pertimbangkan lagi keputusan mu itu nak. Ayah mu memilihkan mu suami terbaik. Dia adalah kandidat tepat sebagai suami mu dari berbagai sisi. Dengan bersatunya istana Samudera Dewata dan istana Bukit Selatan, maka kita akan jadi kerajaan besar.” jelas Ratu Arni yang membuat putrinya semakin bersedih setelah mengetahui bahwa semua yang di lakukan karena masalah materi.
“Tolong ibu... dengar lah aku... aku tidak bisa menikah dengan pangeran Biantara. Aku hamil sekarang...” perkataan putri barusan itu membuat Ibunya merasa shock begitu juga dengan ayahnya yang sedari tadi berdiri di depan pintu kamar putri dan mendengar percakapan mereka.
Raja Agastya langsung masuk menerobos ke dalam kamar dan menari putrinya.
“plak...” suara tamparan di wajah sang putri.
“Dasar kau anak tidak berbakti dan malah membawa aib bagi keluarga istana. Sampai kapan pun aku tak akan pernah menyetujui hubungan mu dengan pangeran Diaz itu ! Mulai detik ini kau bukanlah anak ku lagi...!!” teriaknya yang akan kembali menampar putrinya namun di halangi oleh istrinya. Dia segera keluar dari kamar itu untuk menghindari emosinya yang kian meledak.
Putri Zoya segera berlari keluar dari kamarnya. Dia berlari keluar dari istana. Ratu Arni mengejarnya namun ia tak menemukan putrinya di luar istana.
“Diaz... keluarlah...” panggil sang putri masih terisak. Pangeran Diaz menampakkan dirinya. Dia segera memeluk kekasihnya yang masih menitikkan air mata itu lalu dalam sekejap mata mereka menghilang dari istana Samudera Dewata.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Rika_Faris
pengecut banget pangeran diaz nya.... masa biarin si ceweknya yg berjuang sendiri.
2023-05-06
0
Fenny {Hiatus}
semangat thor!
2022-03-22
0
leon
Sedih Nya
2022-02-26
0