Hady berjalan memasuki ruangan Dewan Konstitusi Vampir dan mencari keberadaan ketua dewan vampir. Dia melihat ketua dewan sedang memeriksa berkas laporan masuk lainnya yang harus segera di tangani.
“Ketua Buana...maaf ada yang mau ku sampaikan pada ketua.” ucapnya sopan saat menghampiri ketua dewan konstitusi itu.
Ketua Buana yang selalu duduk lama memeriksa tumpukan berkas itu pun menaruh sebentar berkas yang ada di tangannya dan beralih menatap Hady.
“Kau sudah kembali ?” ucapnya sambil berdiri dari kursi yang dia duduki.
“Apa kau sudah mendapatkan informasi yang ku minta ?” tanyanya lagi masih menatap anggota dewan itu.
“Sudah ketua Buana.” jawabnya singkat dan mendekat pada ketua dewan direksi itu.
“Hahaha... kau memang bisa di andalkan Hady. Sekarang laporkan padaku apa saja yang sudah kau temukan tadi.” perintah Ketua Buana sambil tersenyum puas menatap anggota dewan yang selalu bisa diandalkan dalam menjalankan misi yang di embannya.
“Lapor ketua Buana. Berita simpang siur itu benar adanya bukan isapan jempol semata bahwa ada keturunan saxion di tempat tinggal Pangeran Diaz. Anak itu berjenis kelamin perempuan, berusia sekitar lima bulan dan bernama Orion.” jelasnya pada ketua dewan yang terlihat kembali tersenyum mendengar laporannya.
“Ketua bisa melihat sendiri bukti yang ku bawa apakah anak itu benar keturunan saxion atau bukan.”
Hady maju menghampiri ketua Buana lalu mengulurkan tangan kanannya. Dj sana masih tertinggal aroma dari Orion yang sempat memegang tangannya tadi.
Ketua Dewan menyentuh tangan Hady yang sekarang terbuka itu dan benar saja dia merasakan aroma kuat saxion dari tangan salah satu anggota kepercayaan dewan itu.
“Cukup Hady... bukti sudah ada. Laporan itu akan masuk padaku dan aku akan segera memprosesnya sesuai aturan dan hukum yang berlaku di sini.” ucap ketua Buana pada anak muda di depannya itu.
Hady pun segera pergi setelah melaporkan hal itu pada ketua Buana dan melakukan tugas lainnya yang belum dia selesaikan.
Sementara itu ketua Hady memproses laporan yang masuk itu dan menganggapnya sebagi laporan resmi karena dengan adanya bukti yang kuat itu.
Satu minggu kemudian di villa jantung emas. Semuanya berjalan normal seperti biasanya. Pagi hari saat terbangun dari tidur Putri Zoya menarik kembali suaminya yang akan memakai baju itu kembali ke tempat tidur menemaninya.
“Sayang jangan pergi dulu aku masih...”menarik tali baju sang pangeran yang membuatnya terbuka lagi. Sang pangeran pun mencium bibir istrinya lalu terus menciuminya sampai ke ujung kaki. Dia lalu membuka lebar kaki sang putri dan naik ke atas tubuhnya sambil mendekap erat tubuh molek istrinya saat. Seketika terdengar erangan dan rintihan membahana di ruangan itu yang membuat Pangeran Diaz semakin kencang mendekap tubuh istrinya itu.
Semetara itu di luar mereka kedatangan tamu.
“ding dong....” sua bel berbunyi dari pintu depan.
Niki yang mendengar ada yang menekan bel di rumah itu segera keluar untuk melihat siapa tamu mereka.
Orion mengikuti Niki berjalan menuju ke pintu. Setelah pintu terbuka, mereka melihat seorang pemuda berdiri di depan mereka.
“Maaf... aku mau bertemu dengan Pangeran Diaz, apa bisa ?” ucap pemuda itu menyampaikan maksud tujuannya.
“Kakek... kakek penjual lolli...” ucap Orion kecil menarik baju pemuda itu.
Pemuda itu hanya tersenyum menatap Orion kecil. Dia tidak tahu kenapa anak kecil itu bisa mengenalinya meski dia sudah tidak dalam wujud kakek tua penjual lollipop itu.
“Putri jangan panggil tamu kita yang masih muda dengan sebutan kakek begitu.” ucapnya pada sang putri kecil lalu menggendong anak itu.
“Maaf atas perkataan nona muda barusan, tuan. Tolong jangan di masukkan dalam hati.” ucapnya yang di angguki oleh pemuda itu sembari tersenyum.
“Ya tak masalah, hanya seorang anak kecil.”ucapnya kembali.
“Nona tolong sampaikan pada Pangeran Diaz. Aku Hady dari Dewan Konstitusi Vampir. Ada yang ingin ku sampaikan pada pangeran.” ucapnya tenang yang membuat Niki seketika terkejut dan gemetar mengetahui tamu itu dari Dewan Konstitusi Vampir.
“Ah baik tuan, tolong di tunggu sebentar.” ucap Niki cemas dan segera berjalan cepat menuju kamar sang pangeran.
“tok... tok...tok....” Niki mengetuk pintu tergesa-gesa. Pikirannya kalut memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.
“Ya Niki... ada apa ?” tanya pangeran Diaz segera memakai baju.
“Tuan... ada petugas dari Dewan Konstitusi Vampir yang datang berkunjung. Dia bilang ingin menemui tuan dan membicarakan suatu hal.” jawabnya semakin takut.
Zoya yang sudah selesai berpakaian menyusul suaminya ke pintu dengan cemas.
“Sayang ada apa Dewan Konstitusi Vampir ke sini ?” tanya putri Zoya yang juga ikut cemas.
Pangeran Diaz membuka pintu dan melihat Niki menggendong Orion kecil.
“Sayang bawa Orion dulu, kalian berdua jangan keluar sampai aku kembali, mengerti ?” ucapnya mengambil Orion kecil dari gendongan Niki dan menyerahkan anak itu pada Zoya yang langsung membawa masuk ke kamar dan menutup pintu rapat-rapat.
Sementara itu Pangeran Diaz keluar bersama Niki dengan wajah menahan emosi. Dia tidak tahu kenapa bisa sampai petugas Dewan Konstitusi itu datang ke rumahnya.
“Siapa yang telah melaporkan hal ini pada ketua Dewan Konstitusi Vampir?” tanyanya dalam hati yang bertambah kesal.
Beberapa saat kemudian mereka tiba di ruang tamu dan menemui petugas Dewan Konstitusi itu. Niki segera pergi dan kembali ke belakang melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai.
Sementara itu Pangeran Diaz tidak mempersilahkannya masuk dan menghampiri pemuda itu.
“Pangeran Diaz... maaf aku hanya menyampaikan tugas dari ketua Dewan Konstitusi Vampir saja pada Pangeran.” ucapnya sopan sambil memberi hormat pada Pangeran Diaz.
“Tidak usah basa-basi anak muda, katakan saja apa maksud tujuan mu kesini.” ucap sang pangeran yang tampak semakin emosi.
“Baik pangeran. Ini ada surat dari ketua Dewan Konstitusi Vampir untuk pangeran. Silahkan di baca.” Hady menyerahkan surat panggilan itu pada Pangeran Diaz.
Setelah menyerahkan surat panggilan itu Hady pamit dan meninggalkan tempat itu. Sementara itu Pangeran Diaz membuka surat yang diterimanya tadi dan membacanya. Raut mukanya berubah menakutkan dan dia meremas surat itu lalu melempar sembarangan ke rumah itu.
“Dewan Konstitusi sialan ! Beraninya dia memanggilku dan mengusut kasus ku !” teriaknya marah dan meluapkan emosinya itu dengan mengepalkan tangan lalu memukulkannya ke tembok.
“Tak akan kubiarkan kalian mengambil anak dan istriku.” ucapnya marah lalu pergi dan berjalan kembali ke kamarnya.
“Sayang... apa yang membuat mu sampai marah seperti itu ?” tanya Zoya segera menghampiri suaminya yang masuk ke kamar dengan raut wajah yang masih menahan emosi.
“Aku mendapat surat panggilan dari Dewan Konstitusi Vampir.” ucapnya geram.
“Apa... !?” Putri Zoya langsung gemetar ketakutan mendengar apa yang di ucapkan oleh suaminya barusan.
BERSAMBUNG.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
sandi akbar
mudah sejkali buat suratnya
2022-03-29
0
Titan
Dok dok
.. Datanglah
2022-02-26
0
azzam
malah resmi mngglnya
2022-02-20
0