Satu petugas menangkap Pangeran Diaz dan dua petugas lainnya menggeledah isi rumah mencari keberadaan istri dan putri sang pangeran. Tapi mereka tidak menemukan mereka.
“Apa yang kalian lakukan di rumah ku ?Keluar kalian semua dari sini ! Beraninya kalian mengobrak-abrik isi rumah ku !!” bentak Pangeran Diaz dengan amarah tingkat tinggi saat melihat dua orang itu masuk ke kamar pribadinya juga membuat isi rumah berantakan.
“Pergi kalian semua dari rumah ku !!!” bentak Pangeran Diaz lalu memukul petugas yang menangkapnya dan mengejar dua orang lainya yang masuk ke rumahnya.
“Buk... bak... buk... !!”
Suara baku hantam terjadi di rumah itu antara Pangeran Diaz dan tiga petugas kiriman Dewan Konstitusi Vampir. Sang pangeran yang marah dan merasa harga dirinya di injak-injak menghajar tiga petugas itu dan membuat mereka babak belur.
“Pangeran Diaz... tolong menurutlah dan ikut bersama kami. Agar pangeran tidak terjerat hukuman berlapis dari Dewan Konstitusi Vampir.” ucap tiga petugas yang kewalahan menghadapi Pangeran Diaz.
“Aku mau memenuhi panggilan Dewan Konstitusi Vampir jika kalian berhasil melangkahi mayatku ! Bermimpi saja kalian !” teriak Pangeran Diaz yang terus menghajar tiga petugas itu dan menendangnya keluar dari rumahnya.
Tiga petugas yang babak belur itupun akhirnya kembali daripada nyawa mereka melayang di tangan Pangeran.
“Keparat... ! Mereka sudah tak segan lagi padaku. Mereka anggap aku ini siapa ? Ini tak bisa di biarkan terus berlanjut.” ucapnya masih marah sambil menggebrak meja.
Pangeran Diaz diam sejenak, berpikir dan dia akhirnya membulatkan tekad untuk ikut kabur bersama anak dan istrinya.
Tak menunggu lama, dia pun segera meninggalkan villa itu dan menyusul keluarga kecilnya di kota Seribu Hantu. Sekarang villa miliknya itu kosong tak berpenghuni, hanya ada beberapa pelayan saja yang tinggal di sana. Dan sang pangeran kembali mengingatkan para pelayan di villa nya itu agar tak memberitahukan keberadaannya sekarang, apapun yang terjadi.
Beberapa saat kemudian Pangeran Diaz tiba di kota Seribu Hantu itu. Sesuai dengan namanya, kota itu tak berpenghuni di karenakan lokasinya yang sangat jauh dan terpencil. Selain itu suasana di sana mencekam, mungkin karena sepi jadi akan terdengar suara-suara menggema di malam hari yang terdengar seperti tangisan hantu.
“Ayah... !” ucap Orion kecil memanggil ayahnya yang masuk ke ruangan itu dan berlari menghampirinya.
“Ayah rindu pada mu, nak...” ucapnya lalu menggendong putrinya itu. Putri Zoya tahu ada suatu masalah yang barusan terjadi, karena tak biasanya suaminya itu datang di siang hari seperti ini.
“Sayang ada apa, apa sesuatu yang buruk terjadi ?” bisiknya lirih di telinga sang pangeran agar Orion kecil tidak mendengarnya dan menjadi ketakutan.
Pangeran Diaz menggeleng dan mencium kening istrinya. Namun perasaan sang istri lebih peka dan tahu kalau suaminya menyembunyikan suatu hal darinya.
“Nanti aku ceritakan padamu saat putri kita sudah tidur, sayang...”balas pangeran berbisik lirih di telinga istrinya kemudian menciumnya.
Satu jam kemudian setelah lelah bermain dengan Ayahnya, Orion kecil tertidur dan Pangeran Diaz membaringkannya ke salah satu kamar yang ada di sana.
Putri Zoya menggiring sang pangeran masuk ke kamar lainnya lain menutup pintu agar suara mereka tak membangunkan Orion kecil.
“Jadi apa yang sebenarnya terjadi, sayang ?” tanya sang putri mengajak suaminya duduk di tempat tidur. Pangeran Diaz lalu merebahkan kepalanya di pangkuan sang istri. Amarahnya dan ketegangannya seketika hilang saat bertemu istrinya.
“Zoya... mulai sekarang aku akan menemani kalian berdua di sini. Kita hidup bertiga. Dewan Konstitusi Vampir mulai bergerak dan mau menyeret ku ke meja hijau. Sekarang sudah tak aman lagi jika aku tinggal di villa jantung emas.” ucapnya yang membuat istrinya itu tampak khawatir sekaligus sedih mendengar cerita sang pangeran.
“Tenang sayang, aku tak apa-apa, kau tak perlu khawatir. Bersabarlah aku akan menuntaskan masalah ini.” ucapnya bangun dari pangkuan sang putri lalu mulai menciumi seluruh tubuh sang putri dan seketika Pangeran sudah berada di atas tubuh sang putri.
“Ah...sayang...” Pangeran Diaz membekap bibir istrinya dengan ciuman agar suara erangan itu tak terdengar dan membangunkan Orion kecil. Dan kini sang putri hanya menggeliat di bawah tubuh sang pangeran tanpa bersuara.
Beberapa hari berlalu dan beralih ke istana bulan dingin. Berita tentang penangkapan yang di lakukan oleh petugas kiriman Dewan Konstitusi Vampir akhirnya sampai juga ke telinga Raja Netra dan Ratu Bonita. Saat itu Raja Netra dan Ratu Bonita sedang duduk di ruang makan berdua.
Biar bagaimanapun juga Ratu Bonita turut merasa sedih mengetahui kondisi putranya yang sekarang menjadi buronan Dewan Konstitusi Vampir.
“Sayang apa kau tak ingin membantu putra mu, Diaz keluar dari masalah ini ?” tanya Ratu Bonita pada suaminya sambil mengambil tisu dan mengelap bibirnya.
“Aku ?Membantu Diaz ? Kenapa ? Biar anak itu tahu rasa dulu dan merasakan jadi buronan sampai dia memohon padaku barulah aku mau membantunya.” jawab Raja Netra tenang sambil menghabiskan segelas anggur dan tanpa rasa bersalah sama sekali.
“Kaulah penyebab Diaz sampai menjadi buronan seperti itu. Kau ayah yang buruk !” ucap Ratu Bonita kesal akan sikap keras kepala suaminya itu dan segera pergi dari ruang makan itu.
Dalam hati dirinya merasa menyesal telah membantu suaminya mencelakai putranya sendiri. Karena merasa bersalah, sang ratu pun pergi ke villa jantung emas untuk menemui Pangeran Diaz.
Sesampainya di sana, ratu mendapati villa itu kosong. Dia bertanya pada setiap pelayan yang ada di situ, namun tak satupun dari mereka yang memberitahukan keberadaan putranya.
“Niki apa kau tahu dimana Pangeran Diaz beserta istri dan anaknya berada sekarang ? Aku sangat merindukan mereka, terutama Orion... ” tanyanya dengan memelas pada pelayan itu.
“Maaf Yang Mulia Ratu Bonita... aku sama sekali tidak tahu kemana Pangeran Diaz dan Putri Zoya pergi. Pagi hari saat kami bertugas, villa ini sudah kosong...” jawab pengasuh Orion itu tak berani mengungkap keberadaan sang pangeran.
Ratu Bonita akhirnya pulang setelah mengambil bola milik Orion yang saat itu ada di lantai dan menaruhnya ke kursi lalu pergi dari villa itu dan kembali ke istana bulan dingin.
Sementara itu tiga petugas yang pulang dengan tangan kosong dan babak belur kembali menghadap ketua Dewan Konstitusi Vampir. Mereka berjalan tertatih memasuki ruangan dewan itu.
“Apa yang terjadi pada kalian bertiga ? Lalu dimana Pangeran Diaz ?” tanya ketua Buana berdiri dari tempat duduk dan menghampiri utusannya itu.
Ketiga petugas itu saling menatap dan salah satu dari mereka akhirnya angkat bicara.
“Maaf ketua Buana, kami bertiga gagal menangkap Pangeran Diaz dan keluarganya. Dan kami kalah telak dari Pangeran Diaz.” jawab salah satu petugas itu.
“Berani sekali Pangeran Diaz mangkir dari panggilan Dewan Konstitusi Vampir serta melakukan penyerangan. Aku akan menjeratnya dengan hukuman berlapis kali ini !” ucap ketua Buana sangat geram dan marah yang membuat salah satu sisi tembok di ruangan Dewan Konstitusi Vampir itu retak.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
si kuning
jadilah warga yg taat hukum
2022-03-03
0
leon
Jangan coba kabur
2022-02-26
0
Titan
Pergi lari
2022-02-26
0