Ratu Bonita kembali ke istana bulan dingin. Entah apa yang ada di pikirannya saat itu tidak ada yang tahu. Setibanya di istana dia berpapasan dengan Raja Netra. Dia melihat istrinya itu lalu mengendus tubuhnya.
“Kau habis darimana ?” tanya sang raja menatap Ratu Bonita yang kelabakan melihat tatapan tajam dari suaminya. Ratu Bonita terlihat gugup dan bingung mau menjawab apa. Sedangkan aroma yang melekat di tubuhnya tak bisa di tutupi dan raja tahu aroma siapa itu.
“Aku... aku habis dari luar.” ucapnya lalu berlalu untuk menghindari pertanyaan lagi. Namun Raja Netra menarik tangan istrinya itu yang berniat kabur darinya.
“Dari luar ? Maksud mu dari villanya Diaz ? Kau habis dari sana kan ?” tanyanya lagi. Ratu Bonita tak berani menjawab dan memilih diam karena dia sudah tak bisa berkelit lagi dan hal itu sia-sia.
“Kau keras kepala sekali ! Ceritakan pada ku bagaimana kabar anak itu sekarang !” ucap sang raja dengan nada tinggi.
“Ah... Diaz dia baik-baik saja sayang.” jawabnya singkat sambil menundukkan kepala.
“Itu saja ? Lalu bagaimana hubungannya dengan wanita yang disebutnya putri dari kerajaan samudera dewata itu, apa hubungan mereka sudah berakhir ?” tanya nya sambil menaikkan dagu istrinya dengan jari tangannya.
Ratu Bonita tampak berkeringat dingin, dan Raja Netra melihat hal itu. Istrinya itu pasti mengetahui sesuatu tentang putra pertama mereka.
“Ehm... tidak. Putra kita punya anggota keluarga baru...” jawabnya pelan.
“Keluarga baru... maksud mu... jangan bilang kalau Diaz sudah punya seorang... !” ucapnya menebak kalau putra nya itu telah memiliki anak yang artinya memberinya cucu.
Wajahnya semakin merah melihat sang ratu yang mengangguk pelan. Dia semakin marah mengetahui kenyataan bahwa dia mempunyai seorang pewaris berjenis saxion yang merupakan keturunan campuran antara vampir murni dan seorang manusia. Dimana ras saxion merupakan kelas rendah yang akan mencemarkan reputasi kerajaan dan tak pantas masuk ke keluarga istana.
“Suami ku apa kau mau...” sang ratu tak melanjutkan perkataannya, karena apa yang ada di pikirannya mungkin saja akan terjadi.
“Ya, aku mau anak itu. Aku ingin melihat cucu kita itu. Bawa dia kesini. Ha...ha... ha...” ucapnya dengan wajah garang lalu tertawa membahana entah apa yang ada di pikirannya itu saat ini.
“Tapi...” Sang ratu curiga jika suaminya punya maksud buruk pada putrinya Diaz.
“Kau curiga pada ku ? Kau khawatir aku akan melenyapkan keturunan ku sendiri ?” tanya Raja Netra pada istrinya dan berhenti tertawa.
“Tentu saja tidak...” jawab sang ratu sekenanya meskipun dia bisa membaca rencana suaminya itu. Ratu Bonita lalu masuk ke ruangannya sambil memikirkan suatu rencana.
Sementara itu di villa jantung emas. Suara Orion yang menangis terdengar sampai ke lantai atas. Zoya yang mendengar itu segera turun dan mencari putrinya setelah ia tidak mencium aroma Ratu Bonita di sana.
“Sini ikut sama ibu, nak.” ucapnya lalu mengambil Orion dari tangan suaminya dan menggendongnya. Dia mengusap rambut putrinya itu dan menyanyikan sebuah lagu untuknya.
Beberapa saat kemudian tak terdengar suara tangisan dari anak kecil itu berganti suara tawa dan suaranya nyanyian mengikuti ibunya. Mereka bertiga kemudian duduk di kursi.
Satu jam berlalu dan tak ada suara yang keluar dari bibir mungil Orion. Pangeran Diaz melihat putrinya yang ternyata sudah tertidur.
“Sayang, Orion sudah tidur. Lebih baik kau bawa dia ke kamarnya.” ucapnya sambil mencium leher istrinya lalu beralih mencium bibirnya.
“Diaz jangan disini. Aku bawa Orion dulu ke kamarnya baru aku akan mengurus mu.” berdiri sambil menggendong Orion lalu masuk ke kamar putrinya itu dan membaringkan tubuh mungilnya di tempat tidur lalu keluar dari kamar itu dan menutup pelan pintunya.
Putri Zoya lalu berjalan menuju ke kamarnya. Begitu membuka pintu, sang pangeran langsung merengkuh tubuhnya dan membaringkannya ke tempat tidur.
“Sayang, bagaimana dengan Ratu Bonita... maksud ku ibu... apa ibu suka pada Orion, bukan... maksud ku apa dia akan melakukan sesuatu pada putri kita ?” tanyanya cemas sambil memeluk tubuh suaminya.
“Ssts... diam lah dulu... kita pikirkan itu nanti. Aku sudah haus sekali.” membekap mulut istrinya dengan ciuman agar diam. Tak perlu waktu lama, sekarang baju yang mereka kenakan sudah menjadi alas mereka. Darah mereka pun kembali bergejolak saat kulit mereka bergesekan. Sang putri yang masih ingin membahas perihal putrinya jadi lupa dan menikmati ritual mereka.
“Sayang...bagaimana menurutmu setelah aku berubah menjadi anubis ?” tanya sang putri mencium dada bidang suaminya itu dan terus menciumnya lalu berhenti di satu tempat dan menciumnya lembut yang membangkitkan kejantanannya.
Pangeran Diaz membalik langsung tubuh istrinya dan memegang kendali setelah dia naik ke tubuh istrinya.
“Kau luar biasa sekali Zoya...” membenamkan tubuhnya dalam-dalam sambil mencium bagian lain tubuh sang putri yang membuatnya terus mendesah karena merasa tak tahan.
Dua jam kemudian mereka tertidur dan masih berpelukan hingga tak terasa malam telah tiba. Saat mereka terbangun mereka kembali mengulangi kegiatan itu. Kembali terdengar suara erangan sang putri yang membuat sang pangeran semakin bersemangat dan tak ada lelahnya hingga mereka pun akhirnya benar-benar tertidur pulas.
“Sayang... aku masih haus...”ucap sang pangeran saat terbangun di tengah malam. Dan mereka pun kembali melakukan hubungan badan di balik selimut.
Pagi hari sekali Ratu Bonita kembali ke villa jantung. Dia menuju ke kamar pangeran Diaz dengan mengendap-endap. Dia membuka pintu sedikit dan melihat putranya yang masih tidur memeluk Putri Zoya di balik selimut. Setelah itu dia menutupnya pelan dan masuk ke kamar Orion.
Dia melihat Orion kecil yang masih tertidur dan mengangkat tubuhnya dari tempat tidurnya itu lalu menggendongnya dan segera keluar dari kamar.
Niki berjalan menuju ke kamar putri kecil dan melihat Ratu Bonita keluar dari kamar itu dengan membawa anak itu.
“Yang mulia Ratu Bonita, tolong jangan bawa Putri Orion pergi. Saat ini waktunya bagi putri untuk mandi. Nanti setelah mandi Ratu bisa bermain dengan sang putri.” bujuk Niki agar ratu menyerah kan kembali putri kecil padanya. Namun Ratu bersikeras tak mau menyerahkan sang putri padanya meski dia sudah memohon dan terpaksa dia merebut paksa dari sang ratu.
Orion terbangun dan menangis saat mendengar keributan kecil itu. Sang ratu lalu membekap mulut Orion agar tidak terdengar suara tangisnya dan menjatuhkan Niki dengan satu pukulan yang membuatnya tak sadarkan diri lalu segera berjalan cepat keluar dari villa itu menuju ke istana bulan dingin.
Putri Zoya merasa mendengar suara tangisan dan terbangun.
“Ada apa sayang ?” tanya pangeran ikut bangun.
“Aku seperti mendengar suara Orion menangis...” berdiri dan memakai bajunya.
“Sudah tak terdengar lagi suara tangisnya mungkin dia tak mau mandi. Nanti saja kita ke sana.” ucapnya menarik kembali istrinya dan menarik tali baju sang putri lalu kembali mendekapnya dan membaringkan kembali ke tempat tidur. Sesaat kemudian tempat tidur mereka berguncang hebat dan terdengar suara erangan sang putri yang menghiasi pagi itu.
Satu jam kemudian mereka keluar dari kamar setelah berpakaian dan menuju kamar Orion. Mereka melihat Niki yang tergeletak di depan kamar putrinya. Mereka bergegas masuk ke kamar Orion dan tidak melihat putri kecilnya di tempat tidurnya.
BERSAMBUNG.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Mentari.f.v
mampir kak,
jika berkenan mampir di karyaku 3 Serangkai 😁
terima kasih 🙏
2022-05-12
0
kawin terus, lecet lecet deh 😆
2022-04-26
1
sepatukaca
Siip deh
2022-04-01
1