Putri Zoya segera mengangkat Niki dan membawanya ke kursi dan berusaha menyadarkannya. Sementara itu Pangeran Diaz tahu jika itu ulah ibunya setelah dia mencium aroma ibunya yang samar di sekitar ruangan itu.
Dia keluar dari kamar Orion dengan marah dan membuka pintu depan.
“Diaz... ! Kau mau pergi kemana ?” tanya putri Zoya yang segera berlari lalu menarik tubuh suaminya yang terlihat murka.
“Zoya jangan halangi aku ! Aku mau ke istana bulan dingin. Ibu yang melakukan ini semua. Aku harus mengambil kembali putri kita sebelum dia terekspos.”melepas tangan istrinya yang saat ini memeluknya dari belakang. Putri Zoya tahu suaminya marah. Dan sesuatu yang buruk pasti terjadi jika suaminya itu tak bisa mengendalikan amarahnya.
“Sayang... tenangkan diri mu. Jangan sampai kau di kuasai amarah mu. Ratu Bonita mungkin hanya rindu saja pada cucunya dan ingin bermain. Tak akan terjadi apa-apa pada Orion.” Putri Zoya membalik suaminya dan mencium bibirnya, namun sang pangeran tidak menanggapi ciuman itu yang menandakan bahwa dia benar-benar sedang marah.
“Diaz aku ikut dengan mu, sayang aku tak mau sesuatu terjadi pada mu.” ucap sang putri bersikeras mau ikut yang membuat sang pangeran semakin pusing.
“Zoya... kau di rumah saja. Kau tak boleh ikut bersama ku, atau kau akan terekspos dan oh... aku tak mau suatu hal buruk menimpa keluarga kecil kita.” ucap Pangeran Diaz dengan menghela nafas berat dan membelai rambut istrinya. Dia selalu mencegah terjadinya hal itu. Karena Zoya merupakan anubis dan Orion juga merupakan Saxion. Dan jika sampai identitas mereka terekspos serta banyak yang mengetahuinya akan timbul masalah baru dan itu tidak sederhana.
“Tapi sayang, aku mengkhawatirkan mu...”tambahnya lagi yang semakin tampak cemas.
“Percayalah padaku sayang, aku akan baik-baik saja dan membawa putri kita kembali.” jawabnya sambil memeluk istrinya dan mencium bibir istrinya yang sedang kehausan itu.
Beberapa saat kemudian Pangeran Diaz keluar dari rumah dan terbang melesat dengan cepat menuju ke istana bulan dingin.
Sementara itu Ratu Bonita yang sudah tiba di istana satu jam sebelumnya sedang memangku Orion kecil yang kini tak takut lagi padanya setelah Ratu Bonita berhasil mengambil hatinya dan membuatnya senang. Di sampingnya ada Raja Netra
Sang raja mengusap rambut putri kecil itu yang membuatnya menangis meski Raja Netra tersenyum pada putri kecil itu. Mungkin perasaan anak kecil lebih peka dan tahu isi hati orang yang sebenarnya.
Tak beberapa lama kemudian datanglah Raja Arkana, yang merupakan teman baik Raja Netra. Dan seorang pengawal masuk ke istana untuk menyampaikan hal itu pada sang raja.
“Lapor yang mulia Raja Netra, di luar ada Raja Arkana dari istana Hantu Perak ingin bertemu yang mulia.” ucap pengawal itu pada Raja Netra sambil membungkuk.
“Biarkan dia masuk.” jawabnya singkat.
Pengawal itu segera keluar dari istana dan menyampaikan titah sang baginda raja pada tamu tadi yang kemudian masuk ke istana.
“Selamat datang wahai Raja Arkana, teman baik ku. Aku sudah lama menunggu mu.” ucap Raja Netra berdiri dari singgasananya dan turun menemui sahabatnya itu.
“Bagaimana kabar mu kawan lama ?” balas Raja Arkana berbasa-basi sambil tersenyum.
Mereka lalu melanjutkan pembicaraan mereka sambil duduk untuk membicarakan kerja sama yang Raja Netra sebutkan sebelumnya.
Satu hari sebelumnya.
Raja Netra menyuruh ajudan setianya, yaitu menteri Ruben untuk datang menemuinya.
“Salam Yang mulia Raja Netra, ada apa Raja memanggil ku kemari...” ucap menteri itu seraya memberi hormat.
“Tolong sampaikan pada Raja Arkana bahwa aku mengundangnya ke sini besok pagi untuk membicarakan kerja sama di bidang kekuatan tempur.” ucap sang raja memberikan perintah.
“Baik Yang Mulia Raja Netra. Hamba akan meneruskan titah dari baginda Raja pada Raja Arkana sekarang juga. Hamba undur diri...” jawab menteri itu pamit lalu segera menuju ke istana Hantu Perak dan menyampaikan pesan itu.
Setelah menteri Ruben pergi, Ratu Bonita keluar dan menghampiri raja Netra.
“Sayang aku akan bawa putrinya Diaz besok sesuai permintaan mu. Tapi kau harus penuhi janji mu pada ku.”pinta Ratu Bonita sambil menatap serius suaminya.
“Hahaha... tentu saja sayang, aku akan penuhi janji ku pada mu. Apa pun permintaan mu aku akan turuti itu.” ucapnya sambil tertawa lantang dan menggema ke seisi penjuru istana.
Ratu Bonita lalu kembali masuk dan meninggalkan suaminya sendiri. Wajahnya tampak sedih karena melakukan hal yang membuatnya dilema.
Kembali ke Raja Netra dan Raja Arkana yang sekarang sedang berdiskusi membahas kerjasama mereka. Mereka serius membahas kerja sama itu sampai tidak memperhatikan sekitar.
Tiba-tiba Orion kecil yang suka main bola turun dari pangkuan Ratu Bonita untuk mengambil bolanya yang jatuh dan menggelinding di kaki Raja Netra.
“Bolaku...” ucap Orion kecil berjalan mendekati Raja Netra lalu mengambil bolanya itu dan kembali ke pangkuan Ratu Bonita.
Raja Arkana yang melihat anak kecil itu pun jadi melihatnya dan bisa merasakan aroma yang keluar dari tubuh anak kecil itu yang merupakan keturunan saxion.
“Saxion... siapa dia ? Kenapa bisa ada di sini dan terlihat akrab dengan Ratu. Bonita ?” tanyanya pada Raja Netra sambil melihat anak kecil itu.
“Umpan sudah termakan selanjutnya tinggal melihat saja pertunjukan bagus...” batin Raja Netra melihat Raja Arkana yang akhirnya mengetahui keberadaan Orion kecil.
“Ah itu sebenarnya dia adalah...” katanya terhenti saat melihat Pangeran Diaz yang berdiri di depannya menatapnya dengan amarah.
“Ayah dimana Orion ? Kembalikan dia padaku !” tanyanya pada Raja Netra dengan emosi memuncak. Tak menunggu jawaban, sang pangeran langsung berjalan ke tempat dimana Ratu Bonita duduk yang sedang memangku Orion kecil.
“Ibu... aku tahu ini semua adalah ide ayah. Tapi kenapa Ibu mau membantu ayah ?” tanya Pangeran Diaz membuat ibunya terpojok dan tak bisa berkata-kata.
Melihat ayahnya yang datang menjemput, Orion kecil langsung turun dari pangkuan Ratu Bonita dan berlari menghampiri ayahnya.
“Ayah...” ucap Orion kecil memeluk kaki Pangeran Diaz dan dia lalu menggendong putrinya itu.
Raja Arkana yang dari tadi melihatnya bisa menarik kesimpulan.
“Jadi... anak kecil saxion itu adalah putrinya Pangeran Diaz ? Hal itu kan di larang. Kita ini kaum terhormat, tak sepantasnya mempermalukan diri kita dengan mengotori garis keturunan kita, pangeran ?” ucap Raja Arkana mengutuk Pangeran.
“Maaf Raja Arkana, aku tidak ada urusan dengan mu. Tolong jangan campuri urusan ku.” ucap sang pangeran menatap tajam Raja Arkana dan membuatnya terdiam seketika karena dia tak mau membuat marah Pangeran Diaz yang akan membawa masalah untuknya.
“Orion sayang, ayo kita pulang. Ibumu menunggu mu di rumah dengan cemas.” pangeran Diaz membawa putrinya pergi begitu saja dari istana Bulan Dingin. Dia tidak menyapa Ayah-ibunya dan Raja Arkana yang ada di sana.
“Tunggu... !” teriak Ratu Bonita berlari mengejar pangeran Diaz yang membawa Orion. Namun sang pangeran sama sekali tidak menggubris panggilan dari ibunya dan melesat cepat kembali ke villanya.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Sugiati
seruu
2022-06-04
1
sandi akbar
ada tukang gosip sih
2022-03-29
1
lebah ganteng
trus gimana ya jadinya
2022-03-12
1