Di kota Seribu Hantu Pangeran Diaz tinggal bersama istri dan putrinya. Mereka jarang keluar dari bunker untuk menghindari seseorang menemukan mereka mengingat status mereka saat ini adalah buronan.
Meskipun itu hanyalah sebuah bunker, tapi untuk fasilitas dan isinya tidak kalah dengan fasilitas yang ada di villa jantung emas milik Pangeran Diaz.
Kota Seribu Hantu merupakan saksi peristiwa bersejarah bagi Pangeran Diaz dimana dia pernah memenangkan pasukan tempurnya sewaktu muda saat terjadi pertempuran melawan manusia serigala yang berniat menggulingkan ras amulet karena membalaskan dendam leluhur mereka dengan jumlah pasukannya yang hanya segelintir melawan pasukan werewolf yang berjumlah ribuan. Dan karena itu Pangeran Diaz mendapat julukan singa emas.
Di atas bunker itu ada banyak senjata mutakhir yang di gunakan oleh Pangeran Diaz saat itu. Dan sampai sekarang senjata itu masih aktif dan bisa di gunakan.
Kembali ke Dewan Konstitusi Vampir
Ketua Buana yang merasa geram telah di permainkan oleh Pangeran Diaz, kini dia mengeluarkan pengumuman resmi yang menyatakan bahwa Pangeran Diaz dan keluarganya merupakan buronan Dewan Konstitusi Vampir yang membuat semua warga amulet mengetahui hal itu.
Ketua Dewan Konstitusi Vampir itu setiap hari mengirim utusannya untuk mencari Pangeran Diaz dan keluarganya ke seluruh pelosok penjuru tanah air. Banyak utusan yang dia sebar setiap harinya mencari sampai ke tempat paling pelosok sekalipun namun belum membuahkan hasil sampai detik ini. Meskipun begitu Dewan Konstitusi Vampir tak menyerah begitu saja dan terus mengirimkan utusannya untuk mencari keberadaan Pangeran Diaz.
Sementara itu di istana bulan dingin tampak Ratu Bonita yang terlihat gelisah setelah mendengar putusan resmi dari Dewan Konstitusi Vampir yang menyatakan status Pangeran Diaz sebagai buronan kelas satu.
Saat itu Ratu Bonita sedang ada di kamarnya bersama Raja Netra. Raja Netra sedang melepas baju dan berganti baju piyama.
Ratu yang masih memikirkan nasib putranya itu kembali membahas hal itu dengan sang raja.
“Sayang apa kau sudah dengar putusan resmi dari Dewan Konstitusi Vampir yang menyatakan putra kita Diaz akhirnya resmi menjadi buronan kelas satu ?” tanya sang ratu duduk di tempat tidur menghadap ke arah lemari dimana sang raja masih membuka lemari pakaiannya itu.
“Ya... aku sudah dengar putusan itu. Ada apa ? Jangan bilang kau menyuruh ku untuk membantu anak itu.” ucapnya berbalik dan ikut duduk di tempat tidur di dekat Ratu Bonita setelah menutup pintu lemari pakaian miliknya.
Di kisahkan bahwa kedudukan Dewan Konstitusi Vampir ada di bawah kekuasaan kerajaan bulan dingin. Dimana aturan dan putusan yang di buat oleh Dewan Konstitusi itu bisa berubah oleh campur tangan penguasa kerajaan bulan dingin. Hal itu di karenakan Dewan Konstitusi Vampir itu di buat dan di dirikan oleh penguasa kerajaan bulan dingin sebelumnya.
Dulu Dewan Konstitusi Vampir bermarkas di istana bulan dingin, namun karena suatu hal akhirnya Dewan Konstitusi Vampir itu berdiri sendiri di luar kekuasaan istana bulan dingin untuk menunjukkan pada warga mereka bahwa Dewan Konstitusi Vampir berlaku adil pada semua ras amulet dan tidak tebang pilih dalam menjatuhkan hukuman bagi mereka. Namun tetap saja penguasa kerajaan bulan dingin tetap bisa ikut andil dalam suatu putusan.
“Sayang....biar bagaimanapun Pangeran Diaz adalah putra kita. Suatu saat dia akan menjadi penerus mu. Aku tidak tahu kenapa hanya karena kau tidak suka pada istri putramu itu dan kau menghukumnya seperti itu... ?” tanya Ratu Bonita menggeser duduknya mendekat pada sang raja.
Ratu Bonita lalu merayu suaminya itu. Dia tahu kelemahan Raja Netra adalah saat sang raja ada di atas ranjang. Diapun segera melancarkan aksinya.
Ratu Bonita menarik ikatan baju sang raja yang membuatnya terlepas.
“Sayang...” ucap Raja Netra yang menjadi tak tahan karena darahnya bergejolak. Dan dia pun akhirnya melucuti baju yang di kenakan Ratu Bonita.
Sang raja dengan cepat membalik tubuh istrinya dan membuat sang ratu berbaring di tempat tidur.
“Sayang... besok pergilah ke Dewan Konstitusi Vampir dan minta mereka membebaskan putra kita.” ucap sang ratu dengan berbisik di telinga Raja Netra yang membuatnya semakin tak tahan untuk segera menerkam sang ratu.
Ratu Bonita berguling di tempat tidur dan sekarang pada posisi tengkurap. Raja Netra naik ke tempat tidur dan membalik kembali tubuh sang ratu.
“Baiklah aku akan turuti permintaan mu itu kali ini. Tapi aku tak bisa membuat Diaz bebas dari hukuman. Apa kata warga amulet nanti jika tahu aku membebaskan putra kita ? Pasti mereka akan bilang hukuman itu tumpul bagi keluarga kerajaan.” ucapnya melihat raut wajah istrinya yang sedikit kecewa mendengar ucapannya.
“Itu lebih baik untuk Diaz dengan bantuan pengurangan hukuman, setidaknya dia tak terjerat hukuman berlapis.” batin sang ratu dengan tersenyum kecil lalu menarik tubuh Raja Netra mendekat dan memeluknya erat.
Beberapa hari kemudian para utusan kiriman yang di tunjuk oleh Dewan Konstitusi Vampir kembali melakukan penyisiran untuk melacak keberadaan Pangeran Diaz. Mereka berkumpul sebentar dan melakukan diskusi kecil di tengah perjalanan.
“Kita sudah menyisir semua daerah bagian barat sampai ke pelosok, tapi kita tidak menemukan pangeran di sana. Apa kau punya ide atau gambaran lain perihal kemungkinan keberadaan sang pangeran ?” tanya salah satu petugas pada dua rekannya.
“Kita sudah memeriksa semua villa pribadi milik Pangeran Diaz, namun lima villa yang kita periksa kosong. Aku punya dugaan Pangeran bersembunyi di tempat yang tak kita duga.” jawab salah satu petugas itu pada salah satu rekannya.
“Tempat yang tak terjangkau ya... hmm.... bagaimana menurutmu tentang kota Makam Tua, tempat Kakeknya Pangeran Diaz berada ?” jawab salah satu petugas.
“Tidak mungkin Pangeran Diaz berada di sana. Tidak mungkin pangeran mau membahayakan kakeknya. Pasti dia ada di tempat lain...” ucap salah satu petugas lainnya.
“Oh... bagaimana dengan kota Seribu Hantu ? Menurutku itu adalah tempat persembunyian yang tepat.” kata salah satu petugas lainnya.
Setelah mereka unjuk pendapat, akhirnya mereka memutuskan untuk mencoba melakukan pencarian di kota Seribu Hantu.
Tak lama kemudian mereka tiba di kota Seribu Hantu yang tampak seperti kota mati dan tak ada tanda-tanda kehidupan di sana.
Mereka bertiga menyisir tempat itu dan memutuskan untuk pergi setelah pencarian mereka tak membuahkan hasil. Namun mereka mencium aroma keberadaan amulet saat melewati sebuah bangunan tua tertutup.
“Apa kau juga mencium aroma amulet di sini ?” tanya salah satu petugas yang berhenti di depan bangunan itu.
“Ya aku mencium aroma kuat amulet disini. Lebih baik kita periksa saja.” ajak salah satu petugas pada rekannya itu.
Mereka bertiga lalu masuk ke bangunan itu.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
pena emas
aku panggilkan polisi
2022-03-03
0
si kuning
mengerikan
2022-03-03
0
leon
Q tidak takut
2022-02-26
0