Setelah menjemput Kakak sulungnya di pesantren.
Zia dan keluarganya berlibur ke Pantai Menganti, Salah satu pantai di kebumen yang terkenal akan keindahan pantainya yang cantik dengan pasir putih berpadu hamparan laut biru Samudera Hindia, Serta Batu karang dan dibentengi bukit hijau.
Walau tak setenar pantai-pantai di Bali, Pantai Menganti Kebumen dijuluki sebagai New Zealand-nya Indonesia.
Pemandangan disajikan pantai eksotis bahkan mirip dengan pesona pantai di Selandia Baru.
Zia menolak untuk berkeliling dengan Papa dan Mamanya dan memilih untuk mengabadikan momen kebersamaan Kakak kembarnya yang sudah sekian lama tidak terlihat bersama karena Zayn yang harus mengenyam pendidikan di pesantren.
Dengan penuh semangat, Zia memotret Mereka menggunakan ponselnya.
"Kak Zayn, Kak Zayd liat sini." pekik Zia.
Zayn dan Zayd menghadap ke Zia dan berpose beberapa kali
Zia terseyum bahagia melihat satu persatu hasil jepretannya.
Namun alangkah kagetnya Zia ketika seseorang menarik tangannya menjauh dari jembatan merah Ia berdiri.
"Hah!" Zia menoleh ke samping dan melihat Om Bryan yang menariknya.
"Om, Ngapain ikutin Zia kesini? Semua keluarga sedang berkumpul, Bagaimana kalau Mereka tau,"
"Ini seperti sebuah tantangan Zia, Ternyata main kucing-kucingan sangat menyenangkan," ucap Om Bryan yang langsung menarik pinggang Zia merapat ke tubuhnya.
"Om jangan disini, Bagaimana kalau ada yang lihat."
"Kalau begitu ikut dengan ku."
Om Bryan Membawa lari Zia ke atas bukit yang tampak menghijau seolah menyelimuti Pantai.
Dengan nafas yang terengah-engah Mereka duduk di gubuk yang langsung menghadap ke laut.
"Om benar-benar nekat, Bagaimana kalau ketahuan?"
"Kalau ketahuan enak dong biar sekalian di nikahin" ucap Om Bryan tertawa.
"Ya kalau di nikahin, Kalau Zia di masukin pesantren gimana?"
"Om akan menunggu Zia sampai kapanpun." Om Bryan menangkup wajah Zia untuk meyakinkan.
Cinta yang tengah merekah di hati keduanya tidak dapat mereka tahan untuk melupakan perasaannya masing-masing.
Om Bryan laki-laki dewasa dengan segala pengalamannya membuat Zia kembali bergelora menikmati setiap sentuhan yang Om Bryan berikan padanya.
"Om.." Zia mengalungkan kedua tangannya dan membuat Om Bryan terbenam di ceruk lehernya.
Seolah dunia milik berdua Om Bryan membaringkan tubuh Zia di gubuk tersebut dan mencumbu kekasih kecilnya dengan penuh gai'rah.
"Eummm... Akhhh..." Nafas memburu dari keduanya di tengah-tengah lum'atan nya semakin membuat tubuh mereka memanas.
Percintaan yang sembunyi-sembunyi seolah menjadi sensasi tersendiri untuk Mereka berdua. Apalagi dengan suasana yang begitu sepi dan semilir angin yang menyapu tubuh, Membuat suasana terasa kian romantis untuk dua insan yang tengah di mabuk cinta.
Zia merasa melayang-layang dengan sentuhan-sentuhan Om Bryan yang penuh gai'rah dan kasih sayang hingga membuatnya lupa jika hari sudah semakin sore.
Sedangkan semua orang sudah khawatir dan berpencar mencari keberadaannya, Ponselnya yang sejak tadi bergetar juga tidak terdengar oleh Zia yang tengah di mabuk cinta oleh sang duda.
Hingga teriakan seseorang memanggil namanya membuat Zia dan Om Bryan terperanjat kaget.
"Ziaaaa..." suara itu semakin mendekat sehingga membuat Zia dan Om Bryan panik.
"Ziaaa..."
"Bagaimana ini Om?"
Om Bryan memegangi kepalanya dan berfikir apa yang harus Ia lakukan.
Faraz mendekati gubuk di mana Zia dan Om Bryan berada di sana.
Kemudian Faraz melihat ke bagian depan gubuk dan terkejut melihat Zia berada di sana.
"Zia!"
"Zia, Kamu tertidur di sini?" Faraz membangunkan Zia yang pura-pura tidur di dalam gubuk.
"Papa." Zia mengusap-usap mata layaknya orang mengantuk.
"Bisa-bisanya sih tidur di sini, Kalau Papa nggak nemuin gimana?"
"Tadi Zia kecapean Pa, Terus Zia tiduran, Eh malah tidur beneran."
"Ya udah, Pulang yuk dah sore."
Zia menganggukan kepalanya dan melirik ke belakang.
Om Bryan yang bersembunyi di samping gubuk mengacungkan jempol dan menganggukkan kepalanya.
Setelah melihat Zia dan Faraz pergi, Om Bryan duduk bersandar di gubuk. Ia terseyum menggelengkan kepalanya mengingat apa yang Ia dan Zia lakukanlah demi bisa bertemu secara sembunyi-sembunyi.
"Aku tidak pernah menyangka di usia ku sekarang akan berpetualang dalam cinta seperti ini lagi." ucapnya terseyum.
•••
Setelah sampai hotel Zia masih melakukan panggilan telepon dengan Om Bryan. Mereka sepakat untuk tidak bertemu malam ini karena hari ini sudah cukup menguji adrenalin Mereka.
Mereka terus tertawa mengingat saat Faraz menemukan Zia di gubuk itu dengan pura-pura tidur sesuai ide yang Om Bryan berikan.
"Sungguh menegangkan bukan?" tanya Om Bryan tertawa.
"Sangat, Ha-ha-ha, Dasar Om gadun."
"Dasar gadis nakal, Sukanya Om-om."
Mereka kembali tertawa merasakan cinta yang terasa begitu menggebu-gebu di hatinya.
"Zia ku..."
"Iih ngaku-ngaku."
"Memang gak mau di akuin?"
"Ya mau lah."
"Cepat selesaikan sekolah mu, Om sudah tidak sabar menikahi mu."
Zia terseyum bahagia mendengarnya.
Rasanya Zia juga sudah tidak sabar ingin terus bersama Om Bryan tanpa kucing-kucingan dari semua orang.
Bersambung...
Gak lama lagi masuk BAB baru, Author kebut nih 🤣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
🌹🌺gemini🌺🌹
baperrrrrr
2022-12-10
0
Nur Cahya
wah... gelo aq.. pas diajak suami ke sana ga ikut...
2022-08-04
0
Nyoman Larasati
ya Allah...kayak liat film beneran jd ikut gemesss
2022-07-30
0