Setelah selesai sarapan Zayd mengetuk pintu kamar Zia.
Tok... Tok... Tok...
Tanpa menaruh curiga, Zia membuka pintu untuk kakaknya dengan senang hati.
"Kak Zayd, Masuklah."
Zayd masuk kamar Zia dan memperhatikan adik perempuannya tersebut.
"Kamu terlihat begitu bahagia."
"Ya, Hari ini Zia benar-benar bahagia," ucap Zia yang tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.
"Karena Om Bryan?"
Zia terkejut mendengar pertanyaan Zayd, Ia benar-benar tidak menyangka Zayd akan langsung mengetahuinya.
"Benarkan dugaan Kakak?"
"Kak Zayd, Please jangan kasih tau Papa."
"Apa yang Kamu fikirkan Zia, Kamu masih kecil dan Om Bryan sudah hampir kepala empat, Dia juga teman Papa, Bagaimana Kamu akan menjelaskan hubungan Kalian pada Papa?"
"Zia tidak tau Kak, Tapi yang jelas Zia sangat mencintai Om Bryan."
"Ini tidak bisa di biarkan, Kakak harus kasih tau Papa agar kalian tidak berhubungan terlalu jauh." Zayd bergegas keluar dari kamar Zia. Namun Zia kembali menarik tangannya.
"Kak Zayd, Zia mohon jangan kasih tau Papa, Zia baru mendapatkan cinta Om Bryan hari ini, Jangan hancurkan kebahagiaan Zia."
"Zia, Tapi Om Bryan lebih pantas jadi Papa mu,"
"Tapi Zia sangat mencintainya, Zia begitu nyaman dengan Om Bryan."
"Zia..."
"Kak Zayd, Jika Kakak nanti Kakak jatuh cinta, Kakak akan tau bagaimana perasaan Zia saat ini."
Zayd terdiam mengingat Alea, Demi rasa cintanya, Zayd memilih menempatkan Alea di apartemennya dan mengabaikan permusuhan antara keduanya orang tua Mereka.
"Kak Zayd."
Zayd tersadar dari lamunannya.
"Baiklah, Kakak tidak akan memberitahu pada Papa, Tapi berjanjilah, Jangan sampai melewati batas mu."
"Zia janji."
🍃 Pagi Hari 🌻
Bryan yang sudah duduk di meja makan bersama Faraz dan Alia merasa lega melihat kekasih kecilnya datang.
Bryan tak melepaskan pandangannya pada Zia yang kali ini terlihat begitu sangat cantik di matanya.
"Selamat pagi Om Bryan," sapa Zayd yang baru datang.
"E.. Selamat pagi Zayd," Bryan merasa sedikit gugup karena sapaan Zayd mengagetkannya.
"Selamat pagi Pa, Ma..."
"Pagi Zayd, Pagi Sayang." saut Faraz dan Alia.
Zayd pun duduk di sebelah Zia yang berhadapa dengan Om Bryan.
Zayd sengaja duduk di depan Om Bryan karena ingin melihat gerak-geriknya.
Dan benar saja, Zayd melihat Bryan yang tidak berhenti menatap Adik perempuannya dengan senyum yang tertahan di bibirnya.
Zayd pun melirik Zia yang juga terus menatap Om Bryan sampai lupa dengan roti tawar yang di tangannya.
Tidak cukup sampai di situ, Zayd merasa ada yang bergerak-gerak di bawah meja, Dengan fikiran yang menduga-duga Zayd menggeser kakinya di depan kaki Zia. Dan benar saja Om Bryan merayapi dengan Jari-jemari kakinya yang saat ini memang tengah mengenakan celana pendek.
Zia yang beranjak bangun dari duduknya membuat Bryan terkejut dan menyadari jika yang Ia sentuh bukanlah kaki Zia lagi, Melainkan kaki Zayd.
Zayd menaikan sedikit dagunya dan menautkan jari jemarinya dengan siku bertumpu di atas meja.
Bryan yang melihat tatapa tajam Zayd menundukkan kepalanya dan meminta izin menyudahi sarapannya.
"Pa, Ma, Zayd juga udah kenyang, Selamat menikmati," ucap Zayd yang bergegas menyusul Om Bryan.
"Kenapa Mereka terburu-buru, Ini kan hari libur," ucap Alia.
"Entahlah, Mungkin Mereka ingin memberi kesempatan untuk Kita agar sarapan dengan romantis," ucap Faraz tertawa.
•••
"Om Bryan." pekik Zayd menghentikannya.
Om Bryan menoleh ke belakang dan sedikit merasa canggung karena peristiwa di meja makan.
"Aku sudah tau hubungan Om dengan Adikku."
"Zayd, Om bisa jelaskan."
"Tidak perlu, Zia sudah menjelaskan semuanya, Aku hanya ingin memperingatkan Om. Jangan pernah sakiti Adik ku, Jangan pernah mempermainkan cintanya dan jangan pernah melewati batas."
"Tenang saja Zayd, Om tau batasannya dan Om juga akan memberitahukan pada Papamu jika Om benar-benar mencintai Zia, Tapi Om butuh waktu, Om memiliki Putri seusiamu jadi Om harus meminta izin padanya,"
"Baiklah, Akan ku ingat apa yang Om katakan, Jika Om membuat Zia mengeluarkan air mata setetes saja, Om akan berhadapan dengan ku."
Om Bryan menganggukkan kepalanya seiring kepergian Zayd.
Om Bryan menoleh ke belakang dan melihat Zia.
Kemudian Om Bryan menoleh ke area sekitarnya. Di rasa aman, Om Bryan langsung berlari menarik Zia masuk ke kamarnya.
"Om..."
"Zia, Apa-apaan sih Kamu, Kenapa Kamu meninggalkan meja makan?"
"Maaf Om, Tadi Zia kebelet pipis."
"Ziaaa..." mendengar kata itu membuat tubuhnya berdesir.
"Ada apa Om?"
"Zayd mengetahui hubungan Kita."
"Iya, Tapi Kak Zayd janji tidak akan memberitahu Papa."
"Ya untung saja, Bagaimana jika tidak?" Om Bryan menangkup wajah Zia untuk kembali menciumnya.
"Om..." Zia membuka sedikit mulutnya bersiap menyambut tautan bibir dari Om Bryan.
"Eummhhh, Eummm." setelah bercum'bu beberapa menit Bryan melesapkan tautannya dan mengusap bibir Zia yang basah karenanya.
"Keluarlah sebelum ada yang melihat mu lagi."
Zia memeluk Om Bryan dengan erat sebelum meninggalkan kamarnya.
Bersambung...
BUAT YANG SUDAH BACA DI TUNGGU AJA VERSI BARUNYA, SAYA TULIS ULANG UNTUK PEMBACA BARU YANG BELUM MEMBACA PERJALANAN CINTA SANG DUDA.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Yuliana Purnomo
sbgai kakak,, Tentunya Zayd,, kuatir terhadap adek kecil nya,, secara jatuh cinta dgn oria dewasa
2025-01-02
0
Qaisaa Nazarudin
MELEWATI BATAS? gak ngaca? kamu aja nyimpen cewek di apartemen kamu..😂😂
2024-10-07
0
Qaisaa Nazarudin
Diih Bryan udah kayak ABG aja
.🤣
2024-10-07
1