Dua Hari Kemudian.
Zia yang baru menyelinap keluar dari rumahnya di hadang oleh David yang sudah menunggunya sejak tadi.
Zia membulatkan matanya melihat David yang sejak kejadian itu tidak lagi menemuinya, Tapi setelah Zia melupakan malam itu, David kembali muncul di hadapannya.
"Berraninya Kau muncul lagi di hadapan ku!"
"Kenapa tidak?" David terseyum smirk sembari mencengkeram lengan Zia.
"Seharusnya setelah kejadian itu Aku melaporkan mu ke polisi, Atau ke Papa ku agar Kau tidak berani lagi mengganggu ku!"
"Lapokan saja pada Papa mu Zia, Dengan itu Aku juga bisa mengatakan jika malam itu Kamu tidur dengan Sugar Daddy itu."
Zia tercengang mendengarnya, Ia tidak menyangka jika David mengetahui jika malam itu tidur di rumah Om Bryan.
"Heh! Kenapa Zia, Apa Kau takut?"
Zia menggelengkan kepalanya dengan tegang.
"Jangan Kau fikir selama ini Aku tidak menemui mu karena Aku takut, Aku tidak menemui mu karena Aku sedang mengumpulkan banyak bukti tentang hubunganmu dengan Sugar Daddy itu!" David menjeda ucapanya sembari menertawakan Zia yang terlihat ketakutan.
"Dan sekarang Aku sudah banyak bukti tentang hubungan mu dengannya." David memperlihatkan foto-foto Zia dan Om Bryan di berbagai tempat.
"Bagaimana jika Papa mu tau ini Zia?"
"Apa mau mu David?"
"Pertanyaan bagus."
David terseyum licik dan memasukkan ponselnya ke saku jaketnya.
"Dengarkan Aku, Jika Kau tidak ingin Papa mu tau tentang hubungan mu dengan Sugar Daddy itu, Maka tinggalkan Dia dan jadilah kekasihku."
"Itu tidak mungkin!" Zia melangkah membelakangi David.
"Kenapa tidak? Apa Kau lebih memilih Papamu tau dan menghajar Sugar Daddy itu, Lalu Kau kehilangan Dia selamanya?"
Zia merasa sedih dengan ancaman David.
"Aku lihat Sugar Daddy itu berkawan baik dengan Papamu, Tentu Kamu akan tau bagaimana jadinya jika orang yang begitu di percayai oleh Papa mu, Ternyata diam-diam mengencani putri remajanya."
"David tolong jangan katakan apapun pada Papa, Aku akan melakukan apapun untuk mu asal kamu tidak memintaku meninggalkannya."
"Tidak bisa Zia, Kau harus meninggalkannya dan jadilah kekasih ku!"
Zia terdiam bingung memikirkan keputusan apa yang harus Ia ambil.
"Jadi apa keputusan mu Zia?" tanya David penuh penekanan.
"Beri Aku waktu untuk memikirkannya."
"Aku tidak akan memberimu waktu sedetikpun, Memberi waktu padamu sama saja memberimu kesempatan untuk menyusun rencana bersama Sugar Daddy mu itu!"
"Tidak seperti itu David, Aku akan pergi ke luar kota berasama keluarga, Aku tidak akan ada kesempatan untuk menemui Om Bryan."
"Bohong! Sekarang saja kamu akan menemuinya kan?"
"David Aku..."
"Zia!" dari dalam mobilnya Faraz memergoki Mereka.
Zia dan David sama-sama tegang melihat Faraz turun dari mobilnya.
"Zia, Apa yang sedang Kamu lakukan?"
"Pa, Kami hanya tidak sengaja bertemu iya kan David?"
"Iya, Itu benar Om, Kami tidak sengaja bertemu."
Faraz menarik Zia ke sisinya dan mempertanyakan hubungannya dengan David.
"Zia kan sudah tau masa lalu Papa dan Mamanya David, Kenapa Zia berhubungan dengannya."
"Pa Zia hanya berteman, Tidak lebih."
"Lalu bagaimana dengan David, Lihatlah cara Dia menatapmu."
David merasa kesal melihat sikap Faraz, Meskipun Dia tidak begitu jelas mendengar semuanya tapi Dia tau betul pasti Faraz tidak menyukainya.
"Sekarang ikut dengan Papa,"
"Kemana?"
"Bantu Papa memilih sesuatu untuk Zayn."
Faraz langsung membawa Zia ke mobilnya, Sedangkan David hanya bisa melihat kepergian Mereka.
•••
Bryan yang sudah menunggu Zia merasa gelisah karena Zia tidak kunjung datang setelah membuat janji padanya.
Zia pun demikian, Zia tidak bisa menghubungi Om Bryan karena ada Papanya di sebelahnya.
Zia takut salah langkah jika memberitahu Papanya sebelum Ia membicarakannya pada Om Bryan tentang hubungan Mereka.
"Zia kenapa kamu terlihat gelisah?"
"T-t... Tidak Pa, Zia baik-baik saja."
"Apa David mengganggumu?"
"David... Dia...." Zia Inging mengatakannya namun berfikir ulang takut jika Papanya akan marah besar pada David dan David balik mengadukannya lalu akan mengirim ke pesantren sama halnya seperti Kakanya.
"David kenapa?"
"David tadi seperti ingin mengatakan sesuatu, Tapi sebelum Ia mengatakannya Papa sudah datang."
"Jangan sampai Dia mengatakan cinta padamu, Apa lagi Kamu mencintainya, Papa tidak ingin Kita memiliki hubungan apapun dengan keluarga Mereka."
Zia menganggukkan kepalanya.
•••
Ceklekkk...
Bryan mengukir senyum menoleh ke arah pintu, Namun senyumnya terhenti saat yang Ia lihat bukan Zia melainkan Anita.
"Untuk apa lagi Kamu datang kemari?" tanya Bryan kesal.
"Bella yang mengajaknya." ucap Bella yang muncul di belakang Anita.
"Bella.."
"Bella kesini mau minta uang sama Papah, Bella mau liburan sama Tante Anita."
"Kenapa liburan dengannya? Biasanya Bella liburan bareng temen-temen Bella?"
"Apa salahnya Pah, Kali ini Bella ingin liburan dengan Tante Anita.
Bella merasa nyaman, Tante Anita bisa jadi sahabat dan Mama buat Bella."
Bryan terdiam menahan kekesalan di hatinya.
"Pah, Kenapa sih sejak Papah berhubungan dengan anak kecil itu jadi sulit di mintain uang, Selalu saja banyak alasan."
"Bella ini tidak ada hubungannya dengan Zia."
"Tetap saja, Zia membawa pengaruh buruk buat Papah."
"Dia yang membawa pengaruh buruk padamu!" dengan kesal Bryan menunjuk wajah Anita.
"Bella sadarlah, Tante Anita cuma memanfaatkan mu, Berapa banyak uang yang selalu Papah kasih untuk mu dan di habiskan olehnya?
Kamu terlalu mempercayai nya sampai Kamu serahkan keuanganmu padanya! dan sekarang Kamu minta lagi, Padahal Papah selalu rutin mengirimi mu uang dengan jumlah yang tidak sedikit."
"Kamu terlalu sibuk dengan pekerjaan dan kekasih kecilmu sampai Kamu tidak tau pengeluaran apa saja yang Bella butuhkan," ucap Anita.
"Tutup mulutmu! Aku bilang jangan bawa-bawa Zia dalam hal ini, Aku telah membayar penuh biaya kuliah Bella, Rumah sewa dan kebutuhan bulanannya, Lalu apa lagi biaya besar yang Ia butuhkan?"
Bella terdiam melirik Tante Anita.
"Kamu tidak tau kebutuhan Anak remaja seusianya, Kamu..."
"Hentikan!" tegas Bella.
"Transfer sekarang, Aku ingin liburan dengan teman-teman ku." Bella langsung meninggalkan ruangan dengan kesal.
"Bella Sayang..." Anita ingin bergegas keluar tapi Brian langsung menariknya.
"Dengar! Aku sudah mengetahui semuanya jika selama ini Kamu menggunakan uang Bella untuk kepentingan mu, Jadi berhenti memanfaatkan putriku sebelum Aku menjebloskan mu ke penjara!" Bryan menghempas Anita dengan kasar.
Anita berlari mengejar Bella, Berharap Bella masih mau mempercayainya.
"Bella... Bella Sayang..."
Bella berhenti tanpa mau menatap Tante Anita.
"Bella apa kamu meragukan Tante?"
"Apa menurut Tante Papah yang berbohong?"
"Bukan begitu Sayang, Tapi..."
"Tapi yang dikatakan Papah ada benarnya juga."
"Sayang, Selama ini Tante rela bolak balik Jakarta-Semarang, Tante mengurus mu dengan baik, Menganggap mu sebagai putri Tante dan kamu sendiri yang mempercayakan keuanganmu pada Tante, Tapi kenapa Kamu sekarang mencurigai Tante?"
"Sudahlah Tante, Beri Bella waktu untuk memahami ini semua dan liburan Kita batal."
"Bella... Bella... Argh sialll... Anak itu sudah mulai terpengaruh dengan ucapan Papahnya."
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
🌹🌺gemini🌺🌹
smoga bella sdar
2022-12-10
2
Luluk Sugeng
hempaskan saja Anita si ular betina itu thor..
2022-09-05
0
Areum
Anita g sebaik yg Bella lihat dia hanya memanfaatkan uang Bella ,semoga Bella cepat sadar
2022-03-12
3