Bryan yang sudah tidak tahan lagi karena sudah hampir dua minggu Zia benar-benar tidak lagi datang padanya, Memberanikan diri datang ke rumahnya.
Ting Tong...
Seorang Asisten rumah tangga menyambut kedatangan Bryan dan mempersilahkan masuk. Kemudian memanggil Tuannya.
"Hey Bryan." sapa Faraz sambilmenuruni anak tangga.
"Tuan Faraz." Bryan kembali berdiri untuk menyambutnya.
"Ayo lah Bryan, Berapa kali Aku bilang, Jangan panggil Aku Tuan di luar pekerjaan."
Bryan mengangguk pelan dan merasa canggung, Bagaimana mungkin Ia memanggil namanya saja, Sedangkan Dirinya menaruh hati pada Putrinya.
"Duduklah Bryan."
Bryan mengangguk dan duduk berhadapan dengan Faraz.
"Oh ya, Kemana Anak-anak, Kenapa terlihat sepi?" tanya Bryan yang sambil mencari-cari Zia ke dalam.
"Zayn sekarang berada di Pesantren, Zayd belum pulang dan..."
"Zia?" sambung Bryan yang sudah tidak sabar lagi mengetahui keberadaannya.
"Zia tadiiii... Nah itu Dia, Baru saja di omongin."
Seketika Bryan merasa hatinya begitu berdebar menatap kedatangan Zia.
Zia menatap Bryan dan menarik nafas dalam-dalam berusaha bersikap dingin padanya.
"Zia, Kemarilah beri salam pada Om Bryan," ucap Faraz yang melihat Zia hanya berdiri di depan pintu.
Zia mengangguk pelan dan melangkah menjabat tangan Om Bryan.
Bryan menatap Zia yang terus menundukkan pandangannya tanpa mau menatap wajahnya.
"Zia keatas dulu Pa," ucap Zia yang langsung naik ke atas.
Bryan mengangkat tangannya seakan ingin menghentikannya. Namun Ia mengurungkan niatnya karena mengingat Faraz ada di depannya.
"Selamat sore Tuan Bryan," sapa Alia sembari menyajikan teh dan makanan ringan.
"Ayolah Nyonya Alia, Jangan memanggilku Tuan."
"Lalu Aku harus memanggil Nama saja? Rasanya Itu tidak sopan," ucap Alia terseyum.
Bryan terdiam, Rasanya semakin sulit menjelaskan hubungannya dengan Zia."
"Oh ya, Bagaimana kabar Putri mu?" tanya Faraz mengagetkan Bryan.
"Putriku sedang liburan, Itu sebabnya Aku merasa bosan dan datang kemari, E.. Jadi kalau boleh Aku juga ingin menginap di sini."
"Ya tentu, Tidak perlu sungkan, Kamu bebas menginap di sini berapa hari pun Kamu mau."
Terimakasih banyak Tuan, E.. Maksudku Faraz."
•••
Malam Hari 🌙
Bryan yang melihat Zia lewat di depan kamarnya segera menyergap dan menariknya masuk ke dalam kamarnya.
JEBRETTT...!!!
"Om Bryan..." Zia menatap Bryan gugup.
Bryan mendorongnya ke dinding dan menatap lekat Zia yang kini berada di bawah kungkungannya.
"Kenapa Zia lakukan ini pada Om? Kenapa Zia benar-benar tidak lagi datang pada Om padahal ujian sudah selesai?"
"Bukankah ini yang Om inginkan, Bukankah Om tidak suka jika Aku datang?"
"Tapi kini Om sudah terbiasa dengan kehadiran mu, Selama hampir dua minggu ini Om begitu sangat merindukanmu, Tapi Om menahan diri sampai Kamu menyelesaikan ujianmu, Agar Kamu fokus belajar, Sekarang Om tidak bisa lagi menahan diri Zia, Om benar-benar merindukan mu." dengan nafas yang memburu Bryan menangkup wajah Zia dan mencoba meraih bibir ranumnya.
Namun Zia melepaskan diri dan melangkah membelakangi Bryan.
"Ada apa Zia, Apa Zia tidak lagi mencintai Om?"
"Apa itu penting?"
"Zia, Jangan bersikap seperti ini pada Om."
"Apa pengaruhnya, Bukankah Om tidak mencintai Zia?"
"Zia..!!!" Bryan kembali mendorong tubuh Zia ke dinding.
Zia yang tingginya hanya sebatas dada Om Bryan harus menengadahkan kepalanya ke atas agar bisa menatap kedua mata Om Bryan.
Bryan merasakan desiran dalam dirinya yang begitu kuat saat menatap dalam Zia yang jaraknya hanya beberapa centi.
"Lalu menurut Zia apa yang sedang Om lakukan disini?"
Zia hanya diam menatap Pria yang selama ini Ia kejar hingga mengabaikan harga dirinya.
Bryan mengangkat tubuh Zia dan membuat kedua kakinya melingkar di pinggangnya. Kemudian memeluknya dengan erat merapat ke dinding dan meraih bibir Zia yang sejak tadi begitu menggodanya.
"Eumm, Ohhhhh..." nafas gemuruh penuh gai'rah menguasai Bryan yang tidak bisa lagi memendam rasa cinta dan hasratnya.
Zia yang masih begitu polos dalam urusan bercum'bu tidak berkutik saat berada dalam tautan bibir Pria dewasa tersebut.
Dengan tidak melepaskan tautannya, Bryan membaringkan tubuh Zia ke ranjang, Kini tubuh mungil Zia berada di bawah kungkungan tubuh kekar Om Duda pujaan hatinya.
"I love you Zia," ucap Bryan mengusap kepala Zia penuh kasih sayang.
"Om..?" Zia menatap Bryan dengan tatapan tak percaya.
"Kamu sudah berhasil membuat Om tidak bisa tidur nyenyak, Kamu sudah berhasil membuat Om terseyum sendiri dan Kamu sudah berhasil membuat Om resah karena sikap dinginmu, Tolong jangan lakukan lagi Zia, Om sangat mencintaimu."
"Om..." dengan perasaan haru, Zia melingkarkan kedua tangannya ke leher Bryan dan membuat Bryan jatuh di ceruk lehernya.
Zia tidak pernah menyangka akhirnya usahanya selama ini tidak sia-sia.
Bryan mengankat kepalanya dan kembali menatap Zia.
Begitupun dengan Zia yang kini menatap Bryan dengan tatapan kebahagiaan. Seperti sama-sama menginginkan, Keduanya kembali menyatukan bibirnya.
Ciu'man penuh cinta dan nafsu antara remaja dan Pria dewasa yang sudah lama menduda membuat ciu'man Mereka terasa begitu panas menguasai diri masing-masing.
Bryan yang sudah begitu piawai membuat Zia melayang-layang merasakan ciu'man pertamanya.
Desa'han lirih lolos dari bibir Zia membuat Bryan semakin berga'irah. Namun aksi panas Mereka terhenti saat keduanya mendengar seseorang mengetuk pintu kamarnya.
Bryan dan Zia yang masih dengan posisinya saling menatap panik melihat pintu yang terus saja di ketuk
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Yuliana Purnomo
hadeeehhh,, untung ada yg kethok pintu,,coba gak bisa kebablasan om duda stau ini
2025-01-02
0
Qaisaa Nazarudin
Ngapain nginep di sini ,gak ada alasan yg jelas..bikin orang curiga..Makanya jangan munandak sok gengsi..
2024-10-07
0
OCHI
om duda😍😍😍
2023-01-27
0