Bryan memberikan secangkir kopi untuk Zia.
Dengan tangan yang mulai gemetar Zia langsung menyeruput Kopi Arabika Gayo Aceh yang Om Bryan bikin.
Baju seragam yang basah terkena hujan, Membuat Zia begitu merasa kedinginan, Jas milik Bryan pun sudah tidak mampu menghangatkan tubuhnya karena ikut basah terserap oleh seragam sekolahnya.
Bryan yang melihatnya mematikan AC ruangan dan membuka kemejanya lalu memberikannya pada Zia.
"Pakailah, Ini lebih baik daripada kamu kedinginan dengan seragam mu yang basah." ucap Bryan mengulurkan kemeja putih kepada Zia.
Zia mengangkat kepalanya dan melihat tubuh Om Bryan yang terlihat begitu sempurna, Lebih sempurna dari tubuh Papanya, Batin Zia.
"Zia jangan menatap Om seperti itu, Tidak baik." ucap Bryan yang bicara seperti kepada Anaknya.
Zia menundukkan kepalanya dan beranjak dari duduknya.
"Gantilah di kamar mandi."
Zia mengangguk dan pergi ke kamar mandi. Sedangkan Bryan memakai jas yang tadi di kenakan oleh Zia tanpa mengancingnya.
Beberapa menit kemudian Zia keluar dengan kemeja panjang yang kedodoran hingga tangannya tak terlihat, Sedangkan panjang kemeja sebatas lutut memperlihatkan kakinya yang jenjang nan indah.
Bryan terseyum menggelengkan kepalanya.
"Kalau Papa Faraz tau Zia disini gimana?" tanya Bryan.
"Zia mohon Om, Jangan kasih tau Papa, Papa gak tau kalau Zia suka sama Om."
Bryan kembali tertawa, Zia begitu blak-blakan mengungkapkan perasaannya tanpa rasa jaim maupun malu.
•••
Sore Hari.
Om Bryan melihat ke luar jendela dan melihat hujan masih tidak juga reda. Kemudian melihat Zia yang terlihat sudah tidur di sofa.
posisi tidur yang miring membuat lekuk tubuh Zia terlihat begitu sempurna, Apa lagi kemeja yang Ia kenakan tertarik ke atas hingga memperlihatkan sebagian paha mulusnya membuat Pria normal manapun akan menelan salivanya. Namun Bryan segera menepis pikiran kotornya dan melangkah mendekatinya, Dengan lembut Bryan mengusap kepala Zia.
"Zia..." ucapnya lembut.
"Zia bangun yuk,"
Perlahan Zia membuka matanya, Samar-samar Zia menatap Om Duda pujaan hatinya.
"Zia, Om antar pulang yuk?"
Zia beranjak duduk dan merenggangkan kedua tangannya yang membuat dadanya membusung hingga membuat Bryan mengalihkan pandangannya.
"Nggak Om, Nanti ketahuan Papa."
"E-e Om antar sampai gang."
"Tapi Om janji ya, Zia masih boleh menemui Om lagi?" Zia memegang pergelangan Bryan hingga lutut Mereka menyatu.
"Ya." jawab Bryan singkat.
"Kalau begitu Zia ganti baju dulu ya, Gak mungkin kan Zia pake kemeja Om sampai rumah."
Bryan mengangguk dan melihat Zia yang langsung berlari ke kamar mandi.
•••
Zayd yang baru pulang dari kantor menghentikan mobilnya di gang perumahan. Zayd menyandarkan kepalanya menunggu mobil itu pergi. Namun seketika itu juga Zayd langsung membelalakkan matanya melihat gadis menggunakan seragam turun dari mobil tersebut.
Zayn terus memperhatikan mereka dengan mengusap-usap kaca mobilnya untuk memperjelas penglihatannya.
"Zia." lirih Zayd begitu melihat dengan jelas jika gadis berseragam itu adalah Adiknya.
"Dengan siapa Zia malam-malam begini," gumam Zayd yang melihat Bryan turun dan mengusap kepala Zia, Kemudian masuk ke mobil dan meninggalkannya.
Zia melangkah masuk ke perumahan di tengah rintik hujan yang masih tersisa, Zayd segera menyusulnya dan menghentikan mobil di depannya dengan membunyikan klakson."
"Zia masuklah," pekik Zayd membuka kaca mobilnya.
"Kak Zayd." Zia menjadi tegang takut Zayd melihat dirinya dan Om Bryan.
"Apa yang Kamu lihat, Cepet masuk."
Zia mengangguk ragu dan masuk ke mobil Kakaknya.
Tidak sampai sepuluh menit Mereka sampai di depan rumahnya.
Zia merasa lega karena Zayd tidak bertanya apa-apa padanya dan segera membuka pintu mobil. Namun Zayd langsung menghentikannya.
"Zia tunggu."
Zia menoleh ke Kakanya dengan perasaan tegang.
"Dengan siapa tadi?"
"Tadi..." Zia merasa ragu untuk mengatakannya.
"Ziaaa..."
"E-e tadi hanya temen Kak,"
"Temen?"
"Ya,"
"Dia terlihat jauh lebih dewasa Zia, Dia tidak terlihat seperti teman sebayamu."
"Iya, Dia memang bukan teman sekolah Zia dan memang usianya bukan sebayaku, Tapi Dia hanya teman saja Kak."
"Zia, Kakak tidak mau Kamu pacaran sebelum menyelesaikan sekolahmu, Kamu harus bisa menjaga diri, Jangan sampai membuat Papa sama Mama malu, Kamu mengerti kan maksud Kakak?"
Zia menganggukkan kepalanya.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
wari
zyad usia 18 kan kk... udah ngantor aja 😬
2023-04-06
3
Endang Werdiningsih
zayd kereennn ya,,,umur 18thn sdh kerja kantoran...
sayang bgt sama adek'a...
2022-12-24
1
Tobeli Hiatus 💞
aceh gayo kak 🏃🏻♀️
2022-06-05
3