Zia keluar dari gedung bioskop sebelum film berakhir,
Ia merasa benar-benar tidak tahan lagi melihat Om Bryan yang terus di gandeng mesra oleh Wanita di sebelahnya.
Namun beberapa menit Zia keluar, Om Bryan berdiri di belakang Zia dan mengagetkannya.
"Zia..."
Zia langsung menoleh ke belakang dan menatap Om Bryan dan Wanita di sebelahnya yang terus bergelayut manja di lengan Om Bryan.
"Apa Kamu juga merasa bosan dengan filmnya?" tanya Om Bryan.
"E-e ya, Aku merasa sangat bosan." ucap Zia yang terus melirik Wanita di sebelah Om Bryan.
"Om juga," ucapanya sambil tersenyum.
Sementara Wanita yang terus berglayut manja di lengan Om Bryan terlihat tidak mempedulikan obrolan Bryan dan Zia.
"Oh ya, Kenalin, Ini Bella, Putri Om."
"Hagh! Putri?" Zia yang tadinya buang muka langsung menoleh ke arah Mereka dengan terkejut.
Bryan menganggukkan kepalanya dan tersenyum lebar melihat ekspresi wajah Zia.
"Bella, Kenalin Ini Zia, Putri dari teman Papah."
Zia berinisiatif untuk terlebih dahulu mengulurkan tangannya, Meskipun harus menunggu lama, Akhirnya Bella mau menjabat tangan Zia.
"Udah yuk Pah, Bella bosan, Pengin cepet pulang." ucap Bella dengan manja.
"Tadi ngrengek minta di temenin nonton sekarang ngrengek pengin cepet pulang " keluh Bryan pada sang putri.
Zia menatap Ayah dan Anak itu yang terlihat lebih seperti sepasang kekasih.
"Ayolah Pah, Bella dah capek nih." rengeknya lagi.
"E-e... Zia, Kalau begitu Om duluan ya,"
Zia menganggukkan kepalanya dan menatap kepergian Mereka dengan perasaan sedikit lega.
Keesokan harinya 🍁
David menjemput Zia ke sekolahnya. Namun Zia yang sudah berencana mampir ke kantor Om Bryan menolak ajakan David untuk jalan dengannya.
Untuk kesekian kalinya David menahan kekecewaannya pada Zia. Namun sekuat hati David tidak menunjukan rasa kecewanya dan membiarkan Zia pergi meninggalkannya.
David melihat kepergian Zia dan membuntutinya.
David ingin mengetahui apa alasan Zia selalu menolak ajakannya, Padahal David sudah berkali-kali merencanakan kencan romantis untuk mengungkapkan rasa cintanya, Namun Zia tidak pernah memberinya kesempatan padanya.
David menghentikan mobilnya di sebrang jalan Kantor.
David melihat Zia yang berdiri di depan gerbang menghubungi seseorang.
David terus mengawasi gerak-gerik Zia hingga Seorang Pria dewasa keluar menemuinya.
David membuka kacamata hitamnya dan memperhatikan wajah Pria yang usianya lebih dari setengahnya.
"Jadi ini alasan Zia selalu menolak ajakan ku," batin David.
David bergegas menutup pintu mobilnya saat melihat Pria itu mengajak Zia masuk ke mobilnya.
Kemudian David kembali membuntuti kemana Pria itu membawa gadis pujaannya.
Pria itu berhenti di sebuah restoran tak jauh dari kantor kemudian membukakan pintu mobil dan mengajak Zia masuk bersamanya.
David ikut turun dan mencari tempat duduk tidak jauh dari Mereka dan terus menguping apa yang Mereka bicarakan.
Setelah memesan makanan, Om Bryan mulai mengajak bicara Zia dengan sangat hati-hati agar tidak melukai hatinya.
"Seharusnya Om mengatakan ini sejak dulu agar Zia tidak terus berharap pada Om," Bryan yang melihat ketegangan di wajah Zia menjeda ucapanya.
"Apa Om?" tanya Zia yang merasa sudah tidak enak hati.
"Sebenarnya Om sudah memiliki calon istri."
"Apa!" lagi-lagi Zia terkejut dan kembali patah hati.
Begitupun David yang tengah mengupingnya.
"Maafkan Om, Sebelumnya memang Om membuka diri untuk siapapun, Tapi sepertinya Om harus menutupnya karena Bella sudah menentukan pilihannya untuk Om."
"Apa Om mencintainya?" tanya Zia dengan tatapan tegasnya.
Bryan terseyum tipis mendengar pertanyaan Zia.
"Untuk seusia Om, Cinta bukan hal yang utama, Karena prioritas utama Om adalah kebahagiaan Bella, Selama ini Bella tidak menyukai Wanita manapun yang dekat dengan Om, Hanya Anita yang bisa merebut hatinya sampai Bella menginginkan pernikahan ini terjadi."
Zia yang mendengar pengakuan Om Bryan tidak mampu lagi menahan air matanya. Ia segera beranjak dari duduknya dan berlari meninggalkan Restoran.
Bryan mencoba berlari mengejarnya, Namun di cegah oleh David.
"Jangan berrrani mengejarnya!" dengan kasar David mendorong dada Bryan dan langsung berlari mengejar Zia.
Bryan hanya bisa melihat Zia berlari hingga menghilang dari pandangannya.
•••
David yang berhasil mengejar Zia langsung meraih tangannya dan menarik ke pelukannya.
Zia merasa terkejut dan menatap wajah David sekilas dan kembali membenamkan wajahnya ke dada David.
Zia menangis sesenggukan mengingat kata-kata Om Bryan.
"Tenang lah Zia, Semua akan baik-baik saja." dengan lembut, David membelai rambut Zia.
Dari kejauhan di dalam mobilnya Bryan melihat pemandangan itu.
Melihat Zia berada di pelukan Pria lain, Membuat hatinya terusik, Apa lagi melihat Zia di titah masuk ke mobil dan di bawa pergi olehnya.
Membuat Bryan semakin resah dengan perasaannya sendiri.
Setelah Zia merasa tenang, Di dalam mobil yang berjalan Zia menceritakan tentang perasaan pada Om Bryan pada David.
Mendengar hal itu hatinya berasa di tusuk-tusuk ribuan duri, Namun demi rasa cintanya pada Zia, David terus menahan diri dan tetap berusaha tenang mendengarkan keluh kesahnya.
"Terimakasih banyak David, Kamu sudah mendengarkan keluh kesah ku."
"Sama-sama Zia, Aku akan selalu ada untuk mu, Kapan pun Kamu butuh teman curhat, Hubungi Aku."
Zia terseyum menganggukkan kepalanya. Kemudian turun dari mobilnya.
"Sampai jumpa."
David mengangguk dan meninggalkan rumah Zia.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Yuliana Purnomo
hemmm berarti om Briayn sebetulnya ada rasa sih sm Zia
2025-01-02
0
Ita rahmawati
ini si om aneh,,klo gk cinta ngapain mau sm anita,,kan yg bkal hdup sm anita elu bkan ank elu aneh,,ank mah ntar juga pergi sm pasangany 🤦♀️🤦♀️🤦♀️
2022-12-08
2
Siti Aisyah
merasa kehilangan dan terusik setelah dia lari kepelukan pria lain...meskipun tidak begitu kenyataan nya..😖😖😔😔
2022-05-04
2