Bryan dan Zia yang masih dengan posisinya saling menatap panik melihat pintu yang terus saja di ketuk
"Om..." lirih Zia yang suaranya nyaris tak terdengar.
"Husssttt... Tenanglah, Om lihat dulu siapa yang datang," ucap Bryan yang beranjak bangun dari atas tubuh Zia.
Kemudian Zia beranjak bangun dan berlari ke balik pintu.
Dengan tegang Bryan membuka sedikit pintunya.
Ceklekkk...
"Selamat malam Tuan." sapa Bi Asih.
"Malam." Bryan dan Zia bernafas sedikit lega
"Tuan Faraz menunggu Anda untuk makan malam bersama."
"Baiklah, Aku akan segera datang."
"Baik Tuan kalau begitu Saya permisi."
Bryan mengangguk dan kembali menutup pintu.
Kemudian Bryan menatap Zia yang berdiri di belakang pintu dan mendekatinya dengan tatapan penuh cinta.
Bryan memegang rahang bawah Zia dan kembali memagut bibirnya sekilas.
"Setelah Om mengatakan hubungan Kita pada Bella, Om akan mengatakan pada Papa Faraz."
"Apa Papa Faraz dan Bella akan setuju?" tanya Zia ragu.
"Om tidak tau, Tapi Om akan berusaha meyakinkan Mereka."
"Om..." Zia langsung menyusup masuk ke pelukan Bryan.
Bryan membalas pelukan Zia dengan erat.
Meskipun akan banyak halangan yang akan Mereka hadapi, Bryan siap menghadapinya daripada harus menahan perasaannya pada Zia.
"Sekarang Kita keluar, Papa Faraz sudah menunggu Kita untuk makan malam."
Zia menganggukan dan nengurai pelukannya.
Dengan penuh kasih sayang Om Bryan kembali mengecup kening Zia sebelum Zia keluar dari kamarnya.
Zia membalas dengan mencium kedua pipi Om Bryan dengan menarik kedua pundak Om Bryan agar mencondongkan tubuhnya.
Kemudian Zia meninggalkan kamar Bryan dengan perasaan yang sangat bahagia.
Zayd menghentikan langkahnya melihat Zia keluar dari kamar tamu dengan senyum sumringahnya. Belum juga terjawab rasa penasarannya. Zayd kembali terkejut saat melihat Bryan juga keluar dari kamar yang sama dengan terus merapikan pakaiannya.
Zayd yang baru pulang dan berdiri di sisi lain, Membuat ke-duanya tidak melihat keberadaannya.
"Sayang, Darimana saja, Kok tadi Mama cari di kamar tidak ada?"
"Masa sih Ma, Zia dari tadi di kamar terus kok," ucap Zia dengan melirik Om Bryan yang baru sampai.
"Di kamar siapa, Kalau Zia di kamar...."
"Selamat malam Om." sapa Zia mengalihkan pertanyaan Mamanya.
"Malam Zia," saut Om Bryan dengan senyum tipisnya dan duduk di depan Zia.
"Selamat malam Tuan, E-e.. Faraz, Nyonya Alia." sapa Bryan dengan sedikit gugup.
"Malam Bryan, Malam Tuan Bryan." saut Faraz dan Alia.
Zayd kembali ke meja makan dengan terus memperhatikan Om Bryan dan Zia.
"Eh Zayd, Katanya mau mandi dulu kok balik lagi?" tanya Faraz.
"Tiba-tiba perutku sangat lapar Pa, Zayd ingin makan dulu."
"Baiklah, Kalau begitu duduklah."
Zayd mengangguk dan duduk di sebelah Om Bryan dan terus memperhatikan Keduanya penuh kecurigaan.
"Kak Zayd, Kenapa hidung Kakak lebam?" tanya Zia.
"Kakak habis menghajar orang," ucap Zayd dengan tatapan dinginnya sambil melirik Om Bryan.
Zia dan Om Bryan menatap Zayd dengan tegang. Namun ketegangan Mereka langsung mencair saat Faraz mempertanyakan jawaban Zayd.
"Loh tadi bilang sama Papa katanya katanya gak sengaja nabrak tiang, Kok di tanya Zia beda lagi?"
"E-e... Aku hanya bercanda Pa, Ya, Ini memang tak sengaja menabrak tiang," Zayd memegangi hidungnya yang terasa masih sangat nyeri.
Om Bryan dan Zia menarik nafas lega mendengar jawaban Zayd.
"Bikin khawatir Papa aja," ucap Faraz menggelengkan kepalanya.
Zayd terseyum tipis dan kembali memperhatikan gerak-gerik Zia dan Om Bryan.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Ita rahmawati
akn byk aral melintang pasti dlm hubungan mreka 🤔🤔🤔
2022-12-08
2
Ifan Richaniyah
om bryan emg meresahkan bgt
2022-12-08
0
Nur Cahya
oalah thor...
ternyata semua karyamu udah masuk daftar fav ku to.. selain yg baru on going..
baru ngeh aq..🤭🙏🙏
2022-08-04
1