Keesokan harinya setelah pulang sekolah Zia kembali ke kantor Om Bryan. Tidak seperti kemarin, Kali ini Satpam langsung mengizinkan Zia masuk ke dalam.
Dengan langkah riang Zia langsung ke ruangan Om Bryan.
"Om..." lirih Zia sembari membuka pintu secara perlahan.
"Zia, Kau..." Bryan yang baru menutup ponselnya merasa panik melihat Zia yang sudah ada di ruangannya.
Bryan langsung beranjak dari duduknya dan mendekati Zia.
"Zia kenapa tidak bilang dulu kalau mau kemari?"
"Kemarin Zia sudah bilang kan sama Om?"
"Iya, Tapi seharusnya Zia bilang lagi, Om akan ada Meeting dengan Papa mu."
"Apa!"
Bryan menganggukkan kepalanya.
"Sama Papa?"
"Iya sama yang lain juga."
"Jadi Om mau pergi ke kantor Papa?"
"Papa mu yang mau ke sini."
"Apa!"
"Ya, Sekarang jangan banyak tanya, Kamu pulang dulu ya, Lain kali Kita bertemu lagi."
"Tapi Om..."
"Zia ingin bertemu dengan Om lagi kan?"
Zia menganggukkan kepalanya seperti anak yang penurut.
"Kalau begitu sekarang Zia pulang, Om antar keluar ya."
Tidak membantah lagi, Zia menuruti perintah Bryan dengan berjalan di depannya.
Begitu sampai di lantai dasar tiba-tiba Bryan mendorong tubuh Zia merapat ke dinding.
"Om ad.."
"Husssttt...." Bryan menempelkan jari telunjuknya di bibirnya sendiri sembari melihat-lihat ke arah pintu masuk.
"Ada apa Om?"
"Diam lah Zia, Papa mu sudah datang." lirih Bryan.
"Hagh!"
"Husssttt..." Bryan membungkam mulut Zia sambil terus melihat Faraz yang semakin berjalan mendekat ke arah Mereka berdiri.
Tidak memperdulikan kepanikan Bryan, Zia terus menatap Om Duda pujaan hati yang jaraknya kurang dari satu jengkal.
Melihat Bryan dari samping membuat Zia semakin terhipnotis dengan hidung mancung yang Bryan miliki.
"Dia begitu tampan dari sisi manapun." batin Zia yang langsung di kagetkan oleh Bryan yang semakin menyembunyikan tubuh kecilnya di balik tubuh kekarnya.
Kini wajah Zia tepat berada di dadanya, Bahkan detak jantung Bryan bisa dapat Zia rasakan.
Faraz melewati Mereka tanpa melihat Bryan yang membelakanginya dengan menyembunyikan Putrinya di balik tubuh tingginya.
Bryan menoleh ke kiri dan melihat punggung Faraz yang semakin jauh dari pandangannya.
"Hhhhuuuuuffff..." Bryan menghelai nafas lega dan melepaskan Zia dari dekapannya.
"Untung saja Om mengantar mu, Jika tidak, Papa Faraz pasti melihat mu ada di kantor Om."
Zia masih terdiam menatap Bryan.
"Sekarang Zia pulang lah, Nanti Papa Faraz nyariin Om."
Zia menganggukkan kepalanya dan melangkah keluar.
"Dengar Zia, Lain kali kalau mau kesini, Kabari Om terlebih dahulu."
Zia menganggukkan kepalanya dan kembali melangkah meninggalkan kantor Om Bryan.
•••
Hari telah berganti.
Hari ini Zia memutuskan tidak akan menemui Om Bryan seperti biasanya, Ia memilih menerima ajakan teman-temannya jalan ke mall untuk menonton film. Namun tidak di sangka Zia malah melihat Om Bryan jalan bersama seorang Wanita muda bergelayut manja di lengannya. Seketika itu juga Zia merasa patah hati melihat pemandangan di depannya.
"Zia apa yang Kau lihat?" tanya Hani sahabat Zia.
"E-e, Tidak, Ayo Kita masuk." ucap Zia yang langsung menarik Hani masuk ke gedung bioskop dan di ikuti teman-teman yang lain.
Zia duduk di bangku penonton dan menahan kesedihannya mengingat Om Bryan dengan Wanita lain.
Namun kesedihannya berubah menjadi rasa terkejut ketika melihat seorang Pria yang baru datang duduk di samping kirinya menggandeng seorang Wanita bersamanya.
"Om Bryan." lirih Zia hingga suaranya tidak terdengar oleh Bryan yang tengah fokus mengobrol dengan Wanita yang duduk di sisi kirinya.
Kini Bryan duduk di tengah-tengah Zia dan Wanita yang datang bersamanya
Hingga lampu di matikan dan Film akan di mulai, Bryan tidak menyadari jika Zia duduk di sampingnya.
Sebuah film romantis pun terus berjalan hingga memperlihatkan ke-dua pemeran utama bercum'bu dengan penuh gai'rah hingga membuat Zia menelan salivanya dan tanpa Ia sadari mencengkeram lengan Bryan.
Bryan yang merasa lengannya di cengkraman dengan kuat menoleh ke sisi kanannya dan begitu terkejut melihat Zia duduk di sampingnya.
"Ziaaa..." lirih Bryan dengan wajah condong ke depan Zia.
"Om." sontak Zia melepaskan cengkeramannya dan merasa gugup.
Belum sempat Bryan mengajak bicara Zia, Wanita yang di sebelahnya menarik tangan Bryan ke sisinya dan bersandar manja di pundaknya.
Bryan menatap Zia yang juga terus menatapnya dengan tatapan sendu.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Yuliana Purnomo
patah sepatah nya gak siih guys,,Zia??
2025-01-02
0
Novianti Ratnasari
patah hati dech
2022-06-03
0
Sweet Heart
ternyata putri om Brayen...
2022-05-05
2