Malam Hari 🌙
Bryan yang seharian tidak mendapat kabar dari Zia pergi mendatangi rumahnya. Kemudian Bryan mencoba menelfon Zia dari dalam mobilnya. Namun Zia mengabaikan panggilan Om Bryan karena Zia kembali mendapat pesan dari David untuk tidak berhubungan dengan Om Bryan kalau tidak ingin foto-fotonya di kirim ke Papanya.
Zia yang merasa bingung hanya memandangi layar ponselnya hingga Faraz memanggilnya.
"Sayang Kamu sudah siap?"
"Ya Pa."
"Cepatlah Papa tunggu di luar."
Dengan berat hati Zia mematikan ponsel dan keluar dari kamarnya.
Di luar Bryan yang melihat Faraz dan Zia keluar merasa panik dan sedikit menurunkan duduknya sambil terus mengawasinya.
Bryan semakin penasaran melihat Faraz dan Zia memasukkan barang-barangnya ke bagasi mobilnya.
"Mau kemana Mereka?" batin Bryan yang kembali terkejut melihat Alia dan Zayd keluar dengan menarik kopernya.
"Apakah Mereka akan liburan, Tapi kemana, Kenapa Zia tidak memberitahu ku sama sekali?" batinnya.
"Om Bryan, Zia akan sangat merindukan Om," batin Zia yang memang belum sempat memberitahu Bryan karena keburu di hentikan oleh David.
"Sayang Masuklah." titah Faraz.
Zia masuk ke kursi belakang bersama Mama dan Papanya, Sedangkan Zayd duduk di depan samping Supir.
"Zia, Kenapa Zia tidak memberi kabar pada Om sama sekali." batin Bryan yang semakin gundah melihat mobil Faraz meninggikan rumah.
Saat Ia akan membuntuti, Mobil lain mendahuluinya.
Bryan yang sudah tidak tahan lagi dengan perasaannya tanpa berfikir panjang mengikut mobil Mereka.
"Sebenarnya mau kemana Mereka, Apakah Mereka akan keluar kota?"
Batin Bryan yang terus mengikuti sampai mobil Faraz meninggalkan Jakarta, Karena merasa sudah kepalang tanggung, Bryan terus mengikutinya dari kota ke kota lainnya.
Setelah separuh perjalanan tepatnya di kota Cirebon Faraz dan sekeluarga menghentikan mobilnya di sebuah restoran untuk mengisi perut yang terasa lapar.
"Zia mau ke toilet dulu gak?" tanya Alia.
"Gak Ma."
"Masih lama loh Sayang, Ntar kebelet di jalan repot." sambung Faraz.
"Ya udah Papa sama Mama duluan, Ntar Zia nyusul,"
"Baiklah, Kalau udah langsung ke restoran cari Mama Papa ya?"
Zia menganggukkan kepalanya dan membiarkan kedua orang tuanya pergi.
Zia yang merasa sendirian turun dari mobil dengan malas-malasan.
Kesempatan ini di ambil oleh Bryan yang langsung membungkam mulutnya dan menyeret ke mobilnya.
"Mmmm... Mmmm..." Zia mencoba memberontak kerena tidak tau Om Bryan yang membekap mulutnya.
Bryan langsung membopong tubuh Zia dan memasukannya ke jok belakang. Setelah pintu mobil di tutup, Zia terkejut melihat Om Bryan yang ada di depannya.
"Om Bryan?" ucap Zia tak percaya.
"Sayang..." Bryan mencoba menyentuh wajah Zia namun di hentikan olehnya.
"Sedang apa Om di sini?"
"Seharian Kamu tidak menghubungi Om, Kamu juga mengingkari janji untuk menemui Om, Ada apa dengan mu Sayang?"
"Zia sibuk Om," Zia beranjak dan mencoba untuk keluar. Namun Bryan kembali membuat Zia duduk di tempatnya.
"Zia! Ada apa dengan mu, Kenapa Zia bersikap seperti ini pada Om, Apa kesalahan Om?"
"Om, Setelah Zia pikir-pikir, Om terlalu tua untuk Zia, Om benar, Seharusnya Zia mencari yang seumuran dengan Zia."
"Zia! Itu masa lalu, Bukankah Sekarang Kita saling mencintai?" tanya Bryan yang tak percaya dengan apa yang baru saja di katakan oleh kekasih kecilnya.
"Tidak Om, Saat itu Zia..."
Tanpa membiarkan Zia selesai bicara, Bryan langsung mendorong tubuh Zia dan melu'mat bibirnya.
"Eummhhh Akhhhhh..."
"Kamu tidak bisa mempermainkan Om seperti ini Zia," ucap Bryan yang semakin ganas melu'mat bibir Zia seolah memberi hukuman untuk Zia yang telah membuat hatinya terluka karena perkataannya.
"Jangan pernah katakan cinta kita adalah kesalahan, Om benar-benar sangat mencintaimu," ucapnya di sela-sela luma'tan nya.
Zia yang terus mendapat serangan kenikmatan dari Om Bryan melupakan rasa takutnya pada David dan memilih menikmati luma'tan yang semakin lama semakin dalam.
"Om... Akhhhhh." desa'hnya lirih.
Bryan yang mendengar lenguhan Zia menghentikan lum'atan nya dan menatap kekasih kecilnya yang telah kembali berga'irah dan tidak lagi dingin seperti sebelumnya.
Zia menjadi sedih dan memeluk Om Bryan.
"Ada apa Sayang, Ceritakan pada Om?"
Zia yang ingin menceritakan masalahnya, Mengurungkan niatnya melihat Papanya yang keluar dari restoran.
"Om, Kayaknya Papa nyariin Zia."
"Tapi Sayang, Kamu belum jelasin..."
Tanpa mempedulikan Om Bryan, Zia langsung turun dan menyelinap kembali ke mobilnya.
Bersambung...
BUAT YANG SUDAH BACA DI "PERJALANAN CINTA SANG DUDA" SKIP SAJA.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Tobeli Hiatus 💞
weh super dupeer om nya🙈
2022-06-06
4
A'is Royhan Rasyid
meskipun sampk bab ni uda kebaca d cerita papa mamnya ttp q kasih laek kok semangat lanjut trs sampk end d tunggu bab" berikutnya
2022-03-17
2
Areum
Next kak 💪🥰
2022-03-12
1