Anto yang sangat bingung dan di saat yang bersamaan juga bersemangat tetap memperhatikan data itu dengan cermat. Anto melihat sekali lagi semua data itu dengan serinci mungkin, tapi hasinya ialah kebanyak petinggi penting dan kriminal yang tinggal di daerah sekitar rumahnya. “Kenapa Ayah dan Ibu membangun rumah disini?” Tanya Anto yang masih penasaran karena terlalu banyak peringgi dan ktiminal di area perumahan sana. Setelah beberapa saat, Anto berhenti memikirkannya dan teringat mungkin orang yang memiliki paket batu itu akan datang meyelidikinya dulu, sebelum mengambil paket miliknya. Anto teringat dengan Paman Roger yang tinggal di dekatnya. Anto merasa harus meminta batuan padanya meski agak ragu karena tingkahnya akan membuatnya kesulitan. Tapi demi keamanannya sendiri, Anto terpaksa keluar rumah larut malam begitu.
Saat sampai di luar rumah, Anto lihat sana sini dulu mencari sesuatu yang mencurigakan. Namun karena tidak menemuan apa pun, Anto langsung menuju gerbang rumahnya. Saat di luar gerbang, Anto tertutupi oleh bayangan tembok gerbang rumahnya yang gelap. Anto melihat dari sebrang rumahnya ke rumah Roger yang masih menyala lampu rumahnya. Anto yang merasa lega saat melihat rumah Roger masih menyala, yang mungkin Roger masih bangun. Anto kemudian jalan ke rumah roger dengan pelan, namun Anto terhenti saat melihat orang mengendap-edap di rumah yang cukup juah. Anto belum bisa melihat dengan jelas siapa orang itu, namun itu pasti bukan pertanda yang baik. Anto segera masuk ke gerbang rumahnya sebelum orang itu sampai di bagian rumahnya.
Anto bergegas masuk ke dalam rumah dengan mengunci semua pintu dan terdiam sebentar dalam rumahnya. "Tenang... tenang... tenang... tenang...!" Anto terus menahan takutnya supaya tidak menjadi halangan bagi dirinya untuk melakukan sesuatu. Anto langsung masuk lagi ke dalam rumahnya lalu naik cepat ke kamarnya. Sesampainya di kamar Anto langsung naik kasur lalu tidur di sana dengan penuh takut dan terus membuka matanya di kamarnya yang gelap. Di kamar yang gelap, Anto melihat ke balkon dengan berusaha tenang, namun tiba-tiba jendela balkon terbuka oleh sesuatu yang tidak terlihat. Anto tetap diam di tempat tidurnya dan tidak menyangka kalau rumahnya yang jadi sasaran dari orang yang tidak di ketahuinya sama sekali.
Anto mengintip dari tempat tidrunya dan melihat di samping kasurnya ternyata berdiri sosok hitam pekat sedang melihat ke arahnya. 'Ding...!' tangan kiri dari sosok hitam itu berdring dan bergetar membuat Anto dapat mendengarnya. Sosok hitam itu langsung mengangkat tangannya, kemudian menekan tombol yang ada di gelangnya itu. Sosok dengan topeng aneh muncul dari layar di depan sosok hitam itu. "Apa kamu sudah sampai?" tanya suara yang familiar di dengar oleh Anto.
"Ya. Saat ini dia sedang tidur." Jawab oleh sosok hitam dengan suara berbeda dan terdengar halus. Anto yang mendengar itu jadi curiga dengan sosok hitam. Sosok hitam itu mulai melepas penutup kepalanya dan Anto melihat dia seorang Gadis remaja berusia 14 atau 15 lebih tua darinya. "Apa dia yang akan ku jaga?" Tanya gadis itu sambil tersenyum.
"Ya. Jaga dia sampai kami kembali. Mungkin kami tidak akan pernah kembali lagi. Dia akan sering sedih, tapi ku harap kamu menjaganya dengan baik. Kami akan mengirim uang setiap bulan dan kamu gunakan padanya dan dirimu untuk membeli makanan dan juga sekolahkan dia." Minta sosok di layar.
"Tenang saja. Serahkan padaku. Kalian telah merawatku selama ini, jadi serahkan padaku urusan ini padaku." Dengan sopan membalas sosok topeng itu. Anto yang tahu sosok topeng karena suara hanya bisa tenang dan diam dengan terus mengintip. Setelah itu layarnya mati tanpa berpamitan sama sekali, gadis itu melihat lagi ke Anto yang sedang di anggapnya tidur. "Anak ini sepertinya cukup tampan. Aku penasaran kalau dia dewasa akan jadi setampan apa nantinya...!" Dengan tersenyum melihat ke Anto. Anto kemudian bergerak sedikit lalu gadis itu segara menghilang dengan cepat.
Anto yang melihat itu tetap diam di tempat tidurnya dengan terus pura-pura. "Ayah... Ku kira akan di tinggal sendiri. Terima kasi Ayah telah mengirim seseorang untukku." Anto senang meski tidak bisa di ungkapkannya. Tapi di saat yang bersamaan Anto mulai merasa ada sesuatu yang ingin di lakukannya sebelum tahu gadis tadi mengahui dirinya yang sebenarnya. "Mungkin iseng sedikit tidak papa kan!" Dengansenyum dalam kegelapan Anto akan memylai rencannya. Anto perlahan mengusap matanya lalu perlahan bangun dengan wajah lesu dan sedih, meski hanya ekting saja. Anto melihat sana sini dengan lesu sekali. "Ayah, Ibu!" Anto langsung turun dari kasurnya kemudian cepat lalu keluar dari kamarnya, Anto yang pura-pura haya tersenyum saja saat lari karena gadis itu tidak dapat melihat lihat ekspresi senang di wajahnya.
"Aku bisa iseng sekarang saja, nanti aku akan sedih lagi karena kepergian orang tuaku. Maaf ya!" Anto dengan tenang dalam hati mengatakannya sambil turun tangga. Saat sudah di bawah, Anto mengubah raut wajahnya dengan lesu dan berharap. Saat di bawah sana, Anto melihat ke bayangan hitam sedang lewat di bawah kakinya. Anto yang yang tahu apa itu hanya diam saja, pura-pura tidak memperhatikan. Anto kemudian jalan dengan pelan ke tempat biasa Anto selalu masuk duluan. Anto jelan ke ruang makan dengan sedikit cepat.
Sesampainya di sana Anto tidak menemukan apa dan hanya tempat kosong saja. Anto juga melihat sekilas bayangan itu bergerak di dekatnya menuju bayangan di meja. "Ayah, Ibu." Anto mengataknya dengan raut wajah sedih dan lesu. Setelah itu Anto berbalik jalan meninggalkan ruang makan. Anto jalan ke ruang keluarga dengan tetap menjaga ekpresinya supaya tidak berubah sama sekali. Anto melihat bayangan itu menyelinap ke bayangannya dan menganggap dirinya sama sekali tidak tahu. Anto tetap tenang dan tidak berkata apa-apa meski dia sadar.
Sesampainya di ruang keluarga, Anto langsung ke sopa dan duduk sendiri di sana dengan ekpresi sama. Dia melihat ke TV dengan tatapan kosong. Bayangan itu tetap di bayangan Anto dengan diam dan tidak pindah sama sekali. Anto kemudian mengambil remot TV dan menyalakan. Anto menonton dengan tenang, dan tidak melakukan apa pun. "Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Anto dengan terus menonton di sana dengan mulai mengubah posisinya, dengan memperhatikan Gadis itu meski dia tidak tahu kalau sudah ketahuan dari awal.
Selama beberapa lama Anto terus menonton, tapi tidak ada gerakan apa pun dari Gadis itu. Anto mulai merasa bosan karena Gadis itu tidak melakukan gerakan apa pun. "Lama... mau sampai kapan aku harus pura-pura?" tanya Anto yang sudah lelah matanya menonton TV. "Sepertinya harus mencari cara lain!" Anto merenungkannya dengan serius bahkan sampai tidak sadar ekpresinya sangat berubah jadi kosong sekali. Anto kemudian mematikan TV nya lalu tediam lagi. Saat diam Anto merasa ingin kencing dan di saat yang bersamaan dia langsung mendapat ide itu.
Anto turun dengan pelan dari sopan lalu jalan. Sesaat hendak jalan, bayangn itu langsung masuk ke bayangannya mengikuti dari bayangannya. "Kali ini apa yang akan kamu lakukan?" tanya Anto lagi dengan terus jalan ke kamar kecil. Sesampainya di sana Anto langsung belok ke kamar mandi dan tidak jadi ke kamar kecil. "Sekalian saja mandi, sebentar lagi juga akan pagi." Anto yang ingat dirinya begadang seharian. Anto masuk kamar mandi dan tenyata Gadis itu ikut masuk juga, Anto kemudian mengambil handuk lalu melepas pakaiannya di luar. Setelah itu masuk ke dalam ruang mandi. Anto melihat bayangan itu keluar dari bayangannya dengan cepat ke luar pintu saat ikut masuk ke ruang mandi. "Takut basah rupanya!" Anto tersenyum kecil melihat itu.
Setelah itu Anto mulai mandi menyirami dirinya sendiri. "Sebaiknya ku sudahi saja. Dia juga tidak melakukan apa pun meski coba ku jahili." Anto terus mandi dengan tenang dan merasa kesedihanya mulai kembali karena gagal mmembuat keisengan pada Gadis itu.
***
Setelah beberapa lama mandi Anto selesai dan langsung keluar. Anto kemudian jalan hendak memakia pakaiannya, namun terhenti saat melihat sebuah lubang di dekat pintu masuk ruang mandinya. Anto tahu kalau Gadis sepertinya terlalu lama menunggu dan mungkin saja tertidur di dalam bayangannya sendiri. Anto kepikiran lagi membuat iseng. Anto kemudian cepat-cepat bergegas ganti pakaiannya lalu mendekat ke lubang itu dan melihat ke dalamnya yang gelap. “Hm... Apa ini?” tanya Anto pura-pura penasaran dengan bayangan di bawahnya itu sambil melihat ke dalamnya. "Gelap sekali!" Anto kemudian memasukan tangannya tanpa ragu sama sekali, lalu menariknya lagi. "Tidak ada dasarnya." bicara Anto dengan jelas sekali.
Anto kemudian mengambil air dari kamar mandinya seember, lalu keluar dan mendekat ke lubang itu. Anto kemudian langsung menumpahkan air ke lubang itu tanpa ragu sama sekali. Anto kemudian melihat lagi setelah menuangkannya. Anto melihat cukup lama tapi tidak ada apa pun. "Sepertinya masih kurang!" Anto pun kembali lagi ke dalam kamar mandi dan mengambil lagi seember air. Namun saat sudah di isi masih sama saja. "Seperti ini membutuhkan banyak air!" Anto melihat dengan serius pada lubang itu, meski hanya untuk menjahili orang di dalamnya. Anto kemudian mengambil air dengan embernya tanpa lelah sama sekali untuk memenuhi lubang itu.
***
Setelah cukup lama memasukkan air, lubang itu penuh dan bisa di lihat air dari permukaannya. "Penuh juga!" Anto yang merasa lelah dengan terus menerus menuangkan air ini. "Lubang apa ini? kenapa bisa susah isinya?" tanya Anto sambil terus melihat dengan tajam ke air yang sedikit mengeluarkan gelembung. "Sepertinya dia membutuhkan napas!" Anto yang menyadari itu langsung bangun perlahan lalu masuk lagi ke kamar mandi. "Sebaiknya aku segera mencari sesuatu untuk mengukurn kedalamannya." ucap Anto dengan keras sambil mendengar gelombang air keluar. Anto pun segera berbalik dan melihat sudah ada genangan di lantai. Anto hany tersenum mengetehui kalau gadis itu sudah mengambil napas.
Anto keluar lagi melihat ke lubang itu. Anto terus melihat ke dalamnya cukup lama. "Sepertinya ada ikan." Anto melihat lagi ke lubang bayangan itu dengan tenang. "Hm!" Sesuatu mengambang keluar dari lubang itu. “Apa ini?” Tanya Anto melihat kain hitam keluar dari air. “Kain?” Anto yang masih pura-pura bingung, sambil membolak balikan kain itu, lalu menaruh kembali ke bayangan itu. Anto tahu kain itu merupakan penutup wajah yang di gunakan oleh Gadis yang di lihat di kamarnya. "Mungkin ada sesuatu di dalamnya." Ucap Anto sambil berjalan keluar kamar mandinya. "Sepertinya akan menarik." Anto segera keluar dari kamar mandinya. Tapi dia tidak keluar jauh, dia jalan ke sebuah pintu di dekat kamar mandinya.
Saat di buka ternyata di dekat kamar mandinya adalah gudang yang sangat terawat sekali. Di sana ada pistol, senapan, pedang dan senjata lainnya yang pernah di lihat Anto dalam komik. "Meski aku tahu ruangan ini, tapi tidak ku sangka isinya hal seperti ini!" Anto jadi menikmatinya dan sedikit lupa. Anto teringat lagi lalu melihat sana ini dan mencari sebuah benda. Anto melihat ke sebuah tombak yang terlihat tajam dan juga kecil. Anto jalan ke sana lalu mengambilnya lalu keluar membawanya. Anto menutup kembali pintu gudangnya dan melihat di bawah kakinya ada lubang lagi. Anto pun melihat dengan ekpresi heran meski semua itu hanya ekting saja. "Kenapa lubang ini ada di sini?" tanya Anto saat melihat sudah kering. "Ini bukan lubang yang tadi, airnya saja tidak ada." Anto meyakinkan dirinya dengan tenang.
Setelah itu Anto masuk lagi ke kamar mandianya, namun herannya saat sudah di dekat pintu ruang mandinya, malah lubang dan genangan air itu hilang. Anto melihat lubang di dekat pintu masuk gudangdan kamar mandinya. Anto segera melihat ke lubang di luar itu dengan cepat, dan saat melihat Anto lubang bayangan itu sudah berpindah. "Apa lubang ini bergerak?" tanya Anto sambil melihat ke dalam lubangnya. Anto kemudian melihat ke dalam dengan serius. "Baiklan. Jangan pikirkan lagi. Sebaiknya kita lihat apa isi dari lubang ini!" Anto kemudian bersiap dengan tombaknya.
Setelah itu Anto menusuk beberapa kali ke dalam bayangan itu. Tapi Anto merasa tidak mengenai apa pun di dalamnya. "Rasanya dalam dan tidak berujung. Mungkin ini lubang aneh!" Anto pun menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Apa mungkin harus di tambahkan air?” Tanya Anto yang diam sebentar melihat ke dalam lubang itu. Setelah lama melihat jalan ke ruang mandi untuk mengambil air lagi sambil menaruh tombok di dekat pintu masuk. Setelah itu Anto mengisi lagi lubang bayangan itu hanya untuk iseng saja karena tidak ada kegiatan yang di lakukannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 322 Episodes
Comments
DNK • SLOTH SINN
next.
2022-02-17
0