Saat Anto sampai di dekat Ayahnya dia lansgung bersembunyi di balik kaki Ayahnya dengan sangat ketakutan sekali. “Ayahhh..! patung itu bergerak?” Anto dengan ketakutan memeluk kaki Ayahnya dengan cukup takut. Ayahnya yang melihat itu jadi terlihat senang melihat anaknya yang juga bisa takut dengan hal baru di lihatnya
“Tenang ada Ayah disini.” Ayahnya duduk membuat Anto melepas kakinya dan membiarkan dirinya di peluk Anto yang ketakutan lalu berdiri mengangkat Anto. “Jangan takut, itu cuma patung yang tidak berbahaya kok.” Dengan menunjuk kearah patung yang sudah kembali ke tempatnya “Coba kamu lihat patung itu!” Menyeruh Anto melihat ke patung yang sudah kembali ke tempatnya.
Anto dengan agak ragu dan takut melihat ke arah gerbang, ke patung yang di tunjuk Ayahnya itu. “Nah, kamu lihatkan mereka tidak berbahaya dan menakutkan!” Ayahnya menenangkan Anto sambil mengelus kepalanya dengan lembut. Anto tidak merespon Ayahnya melainkan diam saja setelah melihat patung itu yang sudah ada di tempatnya. Ayahnya yang tidak di respon kurang mengerti bagaimana cara menenangkan Anto yang sedang seperti itu.
“Ayo kita beli es krim dulu!” Ajak Ayahnya yang masih merasa tidak tahu harus berbuat apa pada Anto yang masih ketakutan. Anto tidak merespon dan Ayah bejalan ke sebuah bangku yang tidak terlalu jauh dari tempatnya berdiri. Ayahnya kemudian menurunkan Anto di sana dan menemninya duduk. Ayahnya sama sekali tidak mengerti dengan anaknya yang diam saja dan melihat ke depan dengan kosong sekali. "Ayah belikan eskrim ya!" Ajak bicara Ayahnya dengan santai, namun Anto masih diam saja seperti melihat sesuatu di depannya. Ayahnya melihat sana sini saat Anto sedang diam saja seperti melihat sesuatu di depannya.
"Ayah pergi beli eskrim dulu di sana!" Ayahnya menunjuk ke sebuah penjual eskrim yang tidak jauh dari tempatnya. Anto hanya mengangguk saat di ajak Ayahnya beli es krim dan tidak bicara sama sekali. Ayahnya jadi tidak tahu harus apa lagi dengan anaknya yang seperti itu. “Kaamu mau rasa apa?” Tanya Ayahnya yang terus mengelus kepala Anto yang tidak melihat ke arahya sama sekali.
“Rasa jeruk” Jawab Anto dengan suara kecil dan juga masih melihat depan saja. Ayahnya yang melihat itu masih bingung dengan tingkah anaknya sendiri.
“Kamu mau ikut beli atau tunggu disini?” Tanya Ayahnya yang ingin mengajak Anto pergi beli eskrim.
“Aku mau disini.” Jawab Anto dengan suara kecil dan juga terlihat tidak ada mood sama sekali. Ayahnya yang melihat semakin khawatir dengan tingkah anaknya yang tadi ketakutan kini jadi terlihat berbeda dan juga seperti orang lain saja.
“Kalau gitu,tunggu ayah sebentar, ya!” Dengan senyum pada Anto yang tidak melihatnya sama sekli. Anto mengangguk sebagai jawaban pada Ayahnya. Setelah Anto menjawab, Ayahnya langsung berjalan ke penjual eskrim yang tidak terlalu jauh dari bangku tempat Anto menunggu.
Anto yang di tinggal tanpak tenang dan juga terlihat santai sekali dan tidak takut apa pun sama sekali saat Ayahnya jalan sekaligus melihat Anto yang masih di posisinya yang sama. Saat sudah di dekat penjual eskrim, Ayahnya juga melihat ke Anto yang masih diam di tempatnya. “Beli rasa jeruk, dua?” Memesan ayahnya kepada penjual eskrim sambil terus melihat Anto yang sedang duduk sendiri menundukkan kepala.
Tidak butuh lama Ayahnya membeli eskrim saat sedang tidak terlalu ramai pengunjung seperti itu. Setelah selesai membeli es krim mereka kembali ke bangku sambil melihat Anto yang masih menundukkan kepalanya. “Ini eskrimmu!” Ayahnya tersenyum sambil memberikan Anto eskrim yang di ulurkan padanya.
Anto tanpa menjawab mengambil eskrim di tangan ayahnya dengan melihat ke wajah Ayahnya. “Hm! kenapa kamu diam terus?” Tanya ayahnya yang melihat Anto sudah tenang. Anto diam saja sambil menjilati eskrimnya tanpa ada ekspresi.
“Ayah aku mau pulang!” Minta Anto yang terus menjilati es krim dengan tatapan lurus ke eskrimnya. Ayahnya yang melihat Anto yang seperti itu, jadi sangat bingung sekali harus bagaimana. Karena tidak tau harus melakukan apa, Ayahnya hanya bisa menuruti kata Anto.
“Kalau gitu, kita habiskan dulu eskrim ini dulu baru kia pulang.” Minta Ayahnya sambil mengelus kepala Anto yang duduk tenang di sampingnya sambil tersenyum melihat Anto yang sepertinya ada sesuatu yang terjadi padanya menurutnya. Anto hanya mengangguk sebagai jawaban pada Ayahnya.
***
Setelah beberapa menit makan eskrim, mereka berdua pulang beranjang pulang dengan Anto yang di gendong di pundak Ayahnya. Sepanjang perjalanan pulang, Anto yang di gendong hanya terdiam saja di punggung ayahnya dan tidai bicara sama sekali. Ayahnya berhenti sebentar lalu melihat ke anaknya yang ada di punggunya yang tenang sekali. “Anak ini tertidur rupanya!” Guman ayahnya saat melihat Anto yang sedang tidur pulas di punggungnya “Sebaik mari percepat pulang saja.” Ucapnya dengan jelas Ayahnya sambil berjalan pulang ke rumah dengan santai dan senyum senang. Saat di jalan, Anto membuka matanya perlahan dan ternyata dia bangun dengan ekpresi yang berbeda dari sebelumnya.
“Sepertinya Ayah tidak menyadari kalau aku pura-pura tidur!” Pikir Anto yang pura-pura tidur yang medengar perkataan Ayahnya “Selian itu, tadi itu apa? Kenapa ada sesuatu yang muncul di depanku!” Menginagt kejadian bangkitnya Dirinya sebagai Player dan belum mengetahuinya. “Selain itu kenapa aku bisa ingat semua cara pembuatan es krim itu?” Anto yang secara tidak sengaja mengaktifkan Skilnya yang mengingat dengan jelas sekali apa yang telah di lakukannya sebelumnya itu. “Apa itu yang di maksud ayah dengan kekuatan?” Anto bertanya pada dirinya sendiri mengingat kembali perkataan Ayahnya dengan terus berpura-pura. "Bagaimana pun, itu belum bisa kuspastikan. Nanti di rumah akan ku coba saja." Pikir Anto yang pura-pura tidur dengan tenang dan tidak membuat keributan saat dalam perjalanannya pulang. Tapi Anto yang mulai pintar sejak mendapat kekuatanya belum menyadari siapa diri sendiri.
***
Beberapa menit berlalu, Anto dan Ayahnya kini berada di depan depan gerbang rumahnya. Ayah Anto melihat ke anaknya yang masih tenang. “Masih tidur!” Saat melihat Anaknya sedang tidur di punggungnya “Anak ini tertidur sangat lelap.” Ucap Ayahnya yang mengira Anto tidur.
Tapi Anto sebenarnya tidak tidur sama sekali sejak pulang dengan di gendong. “Apa sudah sampai?” Tanya Anto yang masih pura-pura tidur dan sedikit mengintip saat Ayahnya berhenti dan terdengar suara tekanan membuka pintu rumahnya. Ayahnya yang sudah membuka pintu rumah, langsung jalan ke kamar Anto. Anto tidak banyak bergerak dan membiarkan Ayahnya membawanya naik ke atas ke kamarnya saat mengintip Ayahnya yang jalan ke kamarnya. Setelah sampai di depan pintu kamarnya, Ayahnya langsung masuk kemudian membaringkan Anto di kasurnya.
Ayah Anto duduk di tepi kasur Anto sambil mengelus kepala Anto yang sedang di anggapnya tidur. “Fyuh... sepertinya ini akan menjadi kenangan yang buruk baginya!” Ayahnya merasa kasihan pada Anaknya sambil bangun lalu berjalan keluar pintu.
Anto masih diam saja dan tidak bangun selama beberapa detik setelah Ayahnya keluar dari kamarnya. “Mm! sepertinya ayah sudah keluar!” Saat medengar Ayahnya menutup pintunya. Anto yang mdengar itu langsung mengintip dulu kemudian melihat ke pintu masuk kamarnya yang sudah tertutup rapat. Anto bangun lalu terdiam di tempat tidurnya dengan penuh semangat memikirkan yang terjadi di taman.
“Tadi itu apa?” Anto yang berusaha mengingat kembali saat pertama kali melihat layar Status sambil memegang dagunya. Anto yang menyadari apa yang di lihatnya tadi di taman, bisa membuatnya mengingat dengan jelas semua yang telah dia lakukan selama ini, bahkan bisa mengingat dengan jelas semua perkataannnya tadi pagi dan beberapa hal yang serimg di lupakanya. Anto yang ingin tahu apa yang muncul itu mulai berdiri. “Muncul lah…” Ucapnya dengan berpose. di atas kasurnya. Namun tidak muncul juga layar Systemnya. “Apa yang terjadi? Bagaimana cara menampilkannya?” Tanya Anto mulai turun dari kasurnya berjalan bolak balik di kamarnya sambil berpikir. “Apa sebaiknya aku Tanya ayah saja Tapi, kalau aku Tanya pasti ayah akan curiga!” Anto berpikir lagi dan kali ini cukup lama merenungkan apa akan bertanya pada Ayahnya atau tidak.
***
Setelah lama berlalu di kamarnya, Anto masih saja tidak tahu harus apa. “Apa aku turun saja?” Tannya Anto yang sudah bolak balik selama 10 menitan lebih di kamarnya dengan mencerna dan mencoba memahami apa yang telah terjadi belum lama ini. Anto yang tidak tau harus melakukan apa di kamarnya, milih turun ke lantai bawah.
Saat sampai di lantai bawah, Anto diam di akhir tangga sambil mengintip dari sana. Karena tidak ada orang Anto jalan ke ruang keluarga lalu mengintip ruang keluarga, untuk melihat apakah ayahnya ada di sana. “Sepertinya ayah tidak ada di sana!” Pikirnya saat melihat tidak melihat ayahnya di ruang keluarga Setelah merasa kalau semuanya aman, Anto langsung masuk ke ruang keluarga. Tapi, Anto jadi kaget dan terdiam saat mdengar suara di sopa. “Ayah!?” Anto Kaget saat melihat ayahnya berada d sopa sedang tidur dan sepertinya sangat pulas sekali.
Anto yang melihat ayahnya di sopa, langsung berhenti di tempat. “Kenapa Ayah tidur disini?” tanya Anto sambil melihat Ayahnya yang sedang berbaring tidur di sopa. Anto diam cukup lama di tempatnya. “Untung Ayah tidak bangun.” gumannya dengan suara kecil sambil celingak celinguk mengawasi. Setelah beberapa saat, Anto mulai jalan berkeliling di ruang keluarga karena merasa aman dari Ayahnya yang sedang tidur. Karena tidak menemukan apa yang dinginkannya di ruang keluarga, Anto mulai berkeliling rumah untuk mencari petunjuk.
***
Tapi setelah 30 menitan mencari, tidak menemukan patunjuk apapun yang di carinya. Anto jadi terdiam di dekat toilet. “Sebenarnya apa yang aku cari?” Tanya Anto yang sangat kebingungan setelah bolak balik di rumahnya tanpa tujuan apapun. Anto yang di sana jadi terdiam memikirkan itu semua.
Di sisi lain, Ayahnya bangun dan keluar dari ruang keluarga lalu jalan ke Toilet tempat Anto sekarang ada. Saat sampai di dekat tolilet dia melihat anaknya sedang berdir di sana. "Hm!" Ayahnya yang melihat Anto di toilet masih diam saja mendekat ingin tahu apa yang anaknya sedang lakukan berdiri di sana. “Anto. kamu sudah bangun?” Tanya ayahnya yang tiba-tiba di belakangnya yang menguap lebar.
“AAA...!” Anto kaget dengan Ayahnya yang bertanya padanya hingga membuatnya kaget sekali karena terlalu fokus dengan dengan yang di carinya itu. “Ayah!” Anto langsung berbalik melihat ke ayahnya. Setelahnya dia membuat wajah sedih dan Ayahnya langsung bingung dengan ekspresi Anto yang tiba-tiba berubah hendak mau nangis. "WAAA...!" Anto menangis dengan kerasa akibat kaget dari Ayahnya sendiri.
Ayah Anto langsung kebingungan karena Anto yang tiba-tiba menagis seperti itu. “Ada apa?” Tanya Ayahnya yang sedikit panik saat melihat Anto yang tiba-tiba menangis. Karena tidak tau harus melakukan apa, Ayahnya terus membiarkan Anto terus menangis dengan sedikit panik sambil mengelus kepala Anaknya. Anto yang di elus kepalanya perlahan mengurangi tangisannya. Ayahnya merasa lega saat melihat Anto yang mulai sedikit tenang setelah menagis beberapa saat saja.
Beberapa saat Anto mulai tenang, setelah menagis beberapa saat saja. Ayahnya berhenti mengussp kepala Anto “Kapan kamu bangun?” Tanya Ayahnya yang masih agak canggung sama anaknya sendiri sambil menatapanya dengan senyum.
“Uhuk! Aku baru bangun dan… dan ingin pergi ke toilet.” Jawab Anto dengan sedikit tersedu dan juga batuk dan terlihat membuat alasan kecil sekali. “ Tapi ayah mengejutkanku.” Bicaranya lagi dengan lancar dan sudah tenang sepenuhnya sambil membersihkan Air matanya yang tersisa.
“Maaf, mengejutkanmu, tadi ayah melihat kamu dari jauh di sini makanya ayah penasaran!” Berusaha menenagkan Anto supaya lebih tenang lagi.
“Tadi aku udah minum dan mau masuk ke toilet, sebelum Ayah tiba disni.” Jawab Anto dengan sangat lancar sambil melihat ke Ayahnya dengan wajah sedihnya. “Aku akan masuk dulu Yah.” Izin Anto kemudian masuk ketoilet dengan tenang sambil meninggalkan Ayahnya di luar.
“Apa yang baru saja terjadi! Mengapa tingkahnya sedikit berbeda!?” Tanya Ayahnya Karena merasa Anto sedikit berbeda selama beberapa saat. “Apa dia memasuki masa pemberontakan pada OrangTau!?” Tanya Ayahnya yang tidak-tidak mengenai Anaknya sendiri. “INI TIDAK BISA DI BIARKANNN...!!” Berteriak Ayahnya sambil berlari meninggalkan toilet dan keluar dari rumah meninggalkan Anto sendirian di ruamh kemudian pergi entah kemana.
Anto yang di toilet hanya duduk saja mendengar jelas suara teriakan Ayahnya. “Kenapa Ayah berteriak!” Guman Anto yang berada di dalam toilet sedang berdiri saja “Tapi kenapa aku tiba-tiba berbohong kepada ayahku?” Tanya Anto yang mengingat kembali perkataannya pada Ayahnya sambil melihat ke langit-langit atap toilet. “Sebaiknya aku keluar saja dan minta maaf kepada ayahku!” Pikirnya dengan sedikit tenang saat keluar dari toilet.
Anto yang sudah di luar tolilet, langsung jalan ke ruang keluarga. Sesampainya di ruang keluarga, Anto tidak menemukan Ayahnya di sana. “Mmm… dimana ayah?” tanya saat tidak melihat Ayahnya di ruang keluarga “Apa mungkin di dapur?” Sambil melangkah ke dapur dengan pelan “Tidak ada juga?, apa mungkin ada kamar!” Kembali berjalan ke menujur kamar Ayah dan Ibunya “Tidak ada juga!” Sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Ayah ada dimana?” Tanya Anto sambil berjalan ke ruang keluarga dengan merasa bersalah.
Setelah sampai di ruang keluarga, Anto Langsung duduk di sopa panjang, Anto tidak sengaja melihat sebuah buku di atas meja. Karena sedikit penasaran, Anto langsung mengambil buku itu. “Buku apa ni?” Dengan teliti melihat bagian belakang cover buku. “Gambarnya bagus sekali!” Anto mengomentari buku itu saat melihat cover depannya Setelah Anto meliha cover depannya, dia mulai membacanya. Setelah beberapa menit, Anto mulai terlarut baca buku itu. Anto yang terlarut dalam membacanya tidak sadar waktu yang telah dia habiskan. Anto duduk di sopa selama beberapa jam hingga lupa tujuannnya.
***
Beberapa jam berlalu, Anto masih diam di tempatnya dengan membca komik itu. “ANTOO...!!” Suara teriakan terdengar dari luar rumahnya dan membuat Anto tersadar sebentar.
“Siapa sih?” Gumannya dan tetap lanjut membaca bukunya dan tidak peduli. 'BRAK!' Pintu depan rumah di buka dengan sangat keras sekali
“ANTO DI MANA KAMUUU...?” Ayahnya berteriak di dalam rumah dengan sangat kencang sekali hinnga Anto diam saja tidak peduli teriakan Ayahnya sendiri. Bukan itu alasan Anto tidak merespon, dia malah terlarut membaca bukunya, hingga dia tidak membalas suara teriakan Ayahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 322 Episodes
Comments
DNK • SLOTH SINN
next
2022-02-16
0
mothur
ini ada yang kurang lengkap kata katanya ada yang typo
2022-01-26
1