"Hm! minuman ini rasanya agak aneh." Pikir Anto yang merasa minumannya sedikit aneh namun enak. Anto yang merasakan itu tatap mengabiakan dan terus meminum jusnya sendiri sambil menunggu tamunya selesai menelpon. Anto berdiam diri menunggu mereka selesai menelpon.
***
Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya mereka selesai menelpon. Satu persatu, tamunya berbalik dan kaget saat melihat Anto yang sudah duduk di sopa sendiri. “Kalian sudah selesai, mari duduk.” Ajak Anto dengan santai sambil meminum jusnya yang tinggal sekali tegukan. Mereka berlima tidak berkata apapun, saat melihat Anto yang duduk dengan santainya di sopa. Mereka berlima masih diam saja berdiri di tempat mereka, memperhatikan Anto yang duduk saja. "Hm!" Anto melihat ke mereka berlima secara bergiliran. "Kenapa masih berdiri saja?" Tanya Anto dengan penuh sopan sekali.
Anto yang bingung dengan sikap mereka, melihat mereka lagi. Mereka berlima yang merasa sedikit tidak enak, di lihatin Anto secara bergiliran. Dengan pelan, mereka berjalan ke sopa untuk duduk. Setelah duduk di sopa masing-masing, mereka masih diam saja sambil melihat minuman di depan mereka.
Anto yang melihat itu jadi semakin merasa aneh dengan tmu pertamanya itu. “Kenapa kalian tidak menyentuh minumannya?” Tanya anto yang melihat kelima pama yang masih diam saja dengan melihat jus di atas meja. Mereka berlima masih ragu dan tidak mengatakan apapun. Dengan pelan mereka, mengambil minuman itu dengan canggung dan juga seperti menunggu sesuatu. "Kenapa mereka masih begini!" Anto yang masih bingung dengan tingkah kelima tamunya sendiri yang sangat aneh sekali baginya.
Anto iku minum sambil meilirik, kelima paman yang akan minum. Kelima paman itu terlihat sangat pelan sekali saat hendak akan minum. "Mereka akan minum atau tidak sih!" Tanya Anto yang mulai sedikit kesal dengan tingkah kelima paman yang aneh banget baginya. Dengan pelan mereka berlima mulai minum. Setelah mereka minum, mereka terdian sejenak seperti mendapat sesuatu. Setelah beberapa saat, mereka berlima langsung menalan habis minuman itu tanpa tersisia dengan sekali teguk.
"Hah!" Anto sedikit kaget dengan kelima orang yang tiba-tiba minum dengan sekali teguk “Ada apa dengan mereka?” Tanya Anto saat melihat kelima paman dengan sangat aneh sekali. “Ini cuma jus biasa dan tidak ada yang istimewa, kenapa mereka jadi seperti ini!” Anto yang bingung dengan tingkah kelima tamunya. "Apa ada sesuatu di minumannya?" Tanya Anto yang sedikit curiga dengan minuman yang di buatnya itu. "Dari reaksi mereka, sepertinya ada sesutau pada minumannya." Anto yang masih belum percaya dengan yang di lihatnya pada mereka berlima. Anto masih terdiam dengan apa yang di lihatnya dan masih bingung dengan prediksi yang sala atau tidak. Karena dirinya juga minum hal yang sama di dekat mereka, tapi tidak terjadi apa pun.
"Hanya ada satu cara membuktikan, jika minuman yang ku buat memang mengandung hal lain." Anto yang merencanakan sesuatu. "A, apa kalian masih haus? Jika ya, maka tunggu sebentar, akan ku buatkan minuman lagi dan juga makanan." Kata Anto sambil mengambil bekas minum mereka yang sudah di taruh di atas meja. "Kalau gitu aku tinggal kalian lagi, nanti jika minuman dan makanannya sudah siap, akan ku panggil." Kata Anto sambil berjalan pelan ke dapur meninggalkan mereka berlima tanpa menunggu respon mereka sama sekali.
Anto yang berjalan ke dapur, di perhatikan oleh mereka berlima dengan penuh penasaran. Setelah Anto hilang dari belokan, mereka diam membuat ruangan itu jadi hening. “Nah, menurut kalian, apa yang anak itu buat sebenarnya? Minuman yang dia buat menambahkan kekuatanku cukup banyak sekali dan itu permanen.” Bicara Roger dengan suara yang tegas dan masih tidak percaya dengan apa yang di alaminya.
Tidak ada yang merespon sama sekali. “Sebenarnya, anak itu siapa?” Tanya presiden Roy yang juga kepikiran.
“Minuman ini setidaknya meningkatkan 10 persen kekuatanku.” Ucap Rain yang dengan bingung apa yang di minumnya dengan menundukkan kepalanya.
“Aku naik level sebanyak 3.” Kata Eli yang seharusnya cuek saja ikut gabung bicara.
“Justru aku naik 10 level.” Maeli ikut bicara dengan serius dan juga sangat kepikiran dengan apa yang di minumnya. Setelah berpikir cukup lama dengan apa yang mereka minum, mereka semua langsung diam dan tidak ada yang besuara lagi. Ruang tamu jadi hening dengan percakapan yang selalu singkat dan tidak menyenangkan
“Oh ya! Apa kamu benaran presiden?” Tanya Roger sambil melihat ke Roy yang tidak terlihat meyakinkan.
“Ya, tapi saat ini aku cuma liburan.” Jawab Roy dengan santai dan juga melibatkan diri dalam percakapan yang terlihat biasa saja.
“Bisa tidak, kalian diam dulu.” Kata Eli dengan tegas yang sepertinya masih memikirkan sesuatu. Semua orang tertuju pada Eli yang membentak. Setelah Eli membentak, dia di tatapi oleh keempat orang lainnya yang di dekat mereka yang terlihat bingung. “Apa kalian tidak memikirkan ini!” Dengan suara tegas “Seorang anak kecil membuat ramuan tingkat tinggi dan di kasi begitu saja, apa menurutmu itu masuk akal?” Kata Eli yang sepertinya memikirkan sesuatu yang besar
Mereka semua langsung terdiam mendengar perkataan Eli yang terdengar masuk akal sekali. “Benar juga!" Sahut Rain pada Eli "Selama seminggu ini, aku tidak melihat anak di daerah ini. Selain itu, ini kan pusat paling sepi. Yang seharusnya anak-anak tidak akan bermain keluar sendiri.” Tambah Rain dengan penuh penasaran dengan Anto.
“Bukan gitu! Yang jadi pertanyaannya, apa dia benar seorang anak kecil?” Kata Roy denga tegas di depan yang lainnya yang mikir entah kemana. Keempat orang langsung terdiam dan memikirkan hal yang sama dengan Roy.
“Hanya seorang MASTER tingkat tinggi saja yang bisa berubah menjadi anak kecil. Selain itu juga, barang yang kita angkat itu bukan barang biasa.” Eli mengingatkan sambil mengepal tangannya yang sedikit mulai berkeringat memikirkan siapa Anto.
“Saat ini cuma ada 3 orang MASTER di dunia.” Kata Rain dengan raut wajah sedikit takut.
“Apakah dia salah satu MASTER itu? Atau MASTER baru?” Tanya Roger yang masih terlihat tegar dan juga tetang dengan pemikirannya.
“Melihat betapa kecilnya, mungkin dia lebih dari MASTER. Mungkin saja dia adalah master di atas master.” Jawab Roy dengan wajah tenang dan sedikit takut.
“Sepertinya kita telah bertemu orang yang sangat hebat." Kata Eli yang sdikit takut. "Tapi, ini mungkin sebuah keberuntungan bagi kita semua, tapi bisa jadi malapetaka.” Eli dengan berani mengatakan pemikirannya. Semua orang muali berpikiran sama dengan Eli.
“Melihat dari sikapnya, sepertinya dia orang baik." Kata Roy dengan tegas dan tidak percaya pada perkataan Eli sepenuhnya. "Dia mungkin saja tidak ingin terlibat dengan urusan dunia ini. Buktinya saja, dia menuyruh kita membantunya mengangkat benda kardus aneh itu. Selain itu juga, kenapa dia membawa kita kesini? apa mungkin dia punya tujuan mengumpulkan kita disini?” Roy yang berspekulasi apa keinginana dari Anto. Mereka semua langsung diam setelah mendengar perkataan Roy. Semua orang mulai sedikit takut dan terdiam. Beberapa lama mereka mash belum muali percakapan baru.
Di sisi lain, Anto yang di curigai seorang master datang lagi ke ruang tamu, namun saat sampai dia melihat mereka semua diam saja dan seperti memikirkan sesuatu. “Semuanya, kenapa kalian diam saja?” Tanya Anto yang sudah ada di ruang tamu dengan melihat tenang. Semua orang langsung kaget dan merinding saat melihat Anto yang sudah ada di dekat mereka dengan bagitu sopan. Kelima orang itu langsung berkeringat saat Anto yang tiba-tiba muncul. “Kenapa kalian semua berkeringat?” Tanya Anto yang bingung dan bertanya dengan sopan.
“Ti… Tidak… Papa.” Jawab Maeli dengan terbata-bata dan juga sigkat sambil berusaah tersenyum. Yang lain juag kali ini berusaha tersenyum termasuk yang cuek tadi kini berusaha tersenyum pada Anto. Bahkan Roger pun jadi terlihat jinak dengan berusaha senyum pada Anto
“Ada apa dengan mereka lagi?” Tanya Anto yang bingung dengan tingkah kelima orang tamunya yang selalu bersikpa aneh baginya sejak beberapa saat lalu. "Kalian ikut aku ke ruang makan." Ajak Anto yang tidak tau harus apa dengan sedikit mengeluh dengan sikap mereka padanya.
Kelima orang yang melihat Anto sedikit mengeluh, merasa sedikit takut dan tidak berani menolak ajakan Anto. Anto duluan berjalan dan tidak sempat melihat raut wajah kelima orang yang sedang takut padanya. Kelima orang dengan pelan berjalan mengikutinya yang berjalan meunuju ruang makan. Anto sedikit melirik kelima orang di belakang dengan pura-pura melihat sekeliling.
“Kenapa mereka semua menunduk?” Tanya Anto yang melihat kelima orang itu menundukkan kepalanya "Sebenarnya apa yang mereka pikirkan?" Anto yang bertanya-tanya tentang apa yang kelima paman pikirkan. Anto yang menuntun kelima pama itu ke ruang makan, berusaha tenang dan tidak menunjukkan pikirannya pada kelima tamunya. Setelah beberapa meter berjalan, mereka sampai di meja makan. "Kalian duduklah" Kata Anto saat melihat berbalik mereka masih menundukkan kepalanya
Mereka semua berjalan pelan ke kursi meja makan yang tersedia. Saat mereka duduk hanya ada minuman saja yang di sediakan dan itu jus rasa strowbery. 'TING TONG!' Suara bel rumah di tekan “Kalian minum dulu, aku mau melihat siapa yang di luar itu.” Kata Anto sambil meninggalkan mereka di meja makan. Mereka mengangguk sambil melihat ke jus yang ada di atas meja. Anto di lihati dari belakang. Setelah lenyap, mereka berlima melihat ke meja makan.
“Ini bukan jus." Kata Roy dengan sedikit merinding. "Ini sebuah elexir.” Kata Roy menambahkan dengan masih menatap jus buah itu dengan seksama.
“Ini bahkan tidak ada di Negara manapun. Ini hanya dapat di buat olehnya saja.” Kata Maeli yang sedikit berkeringat saat hendal memegang jus di depannya itu yang akan di minumnya. Mereka semua langsung diam lagi sambil memangambi; gelas jus masing-masing.
“Kenapa kalian masih belum meminumnya?” TanyaAnto yang tiba-tiba ada di dekat meja makan. 'Ahh!' Mereka langsung kaget bersamaan saat Anto bertanya pada mereka Mereka berlima tidak jadi minum jus itu dan hanya diam saja. Anto malah iut kaget dengan reaksi berlibuhan tamunya.
“Ehm!" Rain berdehem "Ap, apa kami boleh minum jus ini?’ Tanya Rain yang ragu-ragu dan juga berusaha tersenyum pada Anto. Anto memperbaiaki ekspresinya saat di tanya menjadi tenang karena terkejut dengan mereka tadi.
“Tentu saja. Ini kan cuma balasan karena kalian telah membantuku.” Kata Anto dengan senyum lembut pada kelima tamunya yang terlihat takut padanya. Mereka berlima saling lihat, dan membuat Anto bingung. Setelah itu, mereka semua langsung meminum gelas masing-masing dengan sekali teguk.
“Heh...!" Anto yang sedkit kaget dengan mereka yang meminumnya sekali teguk saja "Apa jus itu, sangat enak?” Tanya Anto yang melihat kelima orang di meja makan seperti baru pertama kali minum sesuatu yang enak dengan berdiri pula. Anto diam saja memperhatikan mereka semua setelah habis semua mereka minum. “Paman-paman, kalian di cari sama prang-orang di luar.” Kata Anto saat mengingat kejadian di pintu depan rumah "Mereka bertanya tentang kalian, jadi aku bilang kalian ada di sini. Dan sepertinya mereka bilang akan menunggu." Kata Anto dengan wajah polos. "Sebaiknya kalian segera lihat sana." Kata Anto yang sopan pada mereka berlima
Mereka berlima saling lihat lagi, setelah mendengar perkataan Anto. “Kenapa kalian saling lhat?” Tanya anto lagi, karena melihat mereke keseringan saling lihat.
“Tidak, tidak, tidak ha... ha.. ha.. ha..!” Jawab Maeli dengan gagap sekali sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan lalu berusaha bersikap tenang. “Ka, kalau gitu aku permisi.” Dengan sangat sopan pada Anto sambil berusaha tersenyum saat melewatinya. Anto diam saja saat melihat itu sambil melihat Maeli jalan dengan cepat.
“Kenapa dia jadi sangat sopan padaku!” Anto yang jadi bingung karena perkataan Maeli yang tiba-tiba sopan “Hm!" Anto melihat ke empat orang yang masih diam saja. "Kenapa kalian masih disini! Cepat sana, mungkin ada hal mendesak.” Ucap Anto dengan tenang dan sopan pada mereka. Mendengar kata Anto, Mereka semua langsung berlari meninggalkan Anto di dekat meja makan.
“Lah! Ada apa dengan mereka semua?” Guman Anto yang masih sangat bingung sekali dengan perlakuan kelima orang itu yang sangat aneh sekali. Anto menunggu kelima orang itu kembali di meja makan sambil duduk dengan di temani jus strobery nya. "Kok rasanya lain?" Tanya Anto yang meminum jus itu easanya tidak sesuai yang asli. Tapi Anto tetap minum lanjut sendiri
***
Setelah beberapa lama, Kelima Paman itu datang masuk ke ruang makan dan membawa barang berupa kardus. Anto yang menunggu, langsung menaruh gelas jusnya yang tinggal sedikit sekali. “Kenapa kalian membawa masuk itu kesini?” Tanya anto, saat kelima orang itu membawa kardus dengan ukuran yang berbeda.
“Ini hadiah untuk MASTER.” Jawab Rain dengan wajah tegas dan sopan pada Anto. 'Hah!' Anto jadi terdiam tidak merespon dengan cepat.
“Master! Apa itu untukku?” Tanya Anto dalam hati karena bingung. “Kalau gitu terima kasih.” Ucap Anto dengan tulus. “Karena sekarang sudah hampir siang akan ku buatkan makanan. Paman-paman makan di sini, jangan sampai tidak makan.” Minta Anto dengan sopan sambil tersenyum pada mereka. Mereka semua mengangguk dan juga canggung dengan permintaan Anto. Dan itu membuat Anto semkin bingung dengan tingkah kelima orang itu yang semenjak minum jus buatannya mereka jadi bersikap tidak wajar padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 322 Episodes
Comments
Mbah Gatot
bocah op 😂 kek di nopel kultivasi luar yg di mn dia mau jadi abadi tpi tidak bisa berkultivasi tpi orang lain yg melihatnya itu sebagai orang abadi😂😂
2022-06-27
1
DNK • SLOTH SINN
next
2022-02-17
0
Reza
Semangat terus bray
2022-02-09
0