-Planet Bumi-
Pagi hari yang cerah suara kendaran yang lalu lalang di kota membuatnya terasa selelu hidup, di suatu tempat Negara Z kota Y. Dalam sebuah rumah ada seorang anak ekcil yang sedang tidur dan Namanya Anto (MC) umur 5 tahun. 'Mmm…' Anto kecil membuka matanya “Pagi kah?” Tanya Anto kecil perlahan bangun lalu mengusap matanya kemudian menguap dengan lebar. Anto kecil lalu tersenyum ceria saat bangun lalu keluar dari kamarnya dan turun ke lantai bawah.
Anto berlari menuruni tangga dengan ceria dan buru-buru. Saat di lantai bawah, Anto langsung lari ke ruang makan dan di sana Anto sudah di tunggu di meja makan oleh seoerang. Orang itu melihat ke Anto yang baru datang dengan tersenyum padanya. “Kamu sudah bangun?” Tanya Ayahnya yang sedang duduk di meja makan di temani secangkir kopi di atas meja.
“Hehe… Ya Ayah.” Jawab Anto sambil berlari ke arah Ayahnya dengan ceria sekali. Setelah sampai di dekat Ayahnya, Anto langsung naik ke pangkuan ayahnya dan langsung duduk pada pangkuan Ayahnya tanpa meminta izinnya terlebih dahulu. “Hehehe!” Anto terseyum manis ke Ayahnya sambil melihat ke mata Ayahnya yang sedang tersenyum padanya.
“Ada apa nih?” Tanya Ayahnya saat Anto yang tersenyum padanya dengan ceria sekali. “Apa sesutau di wajah ayah?” Tanya Ayahnya lagi yang dengan mengerutkan keningnya penasaran kemudian mengusap wajahnya dengan tangannya saat Anto yang terus tersenyum padanya dengan sangat ceria sekali.
Di saat Ayah Anto sedang membersihkan wajahnya, seorang datang dengan membawa makanan. “Ada apa ni! Kenapa kalian berdua begitu?” Tanya Ibu Anto yang keluar dari dapur sambil membawa nasi dan lauk yang cuma 2 saja.
“Hm!.” Ayah dan Anak melihat bersamaan, lalu melihat ke Ibunya. “Tidak ada apa-apa.” Jawab singkat Ayahnya dengan tersenyum pada Istrinya.
“Mm!” Ibu berhenti bertanya ketika melihat kedua Ayah dan Anak saling senyumin “Aish!!” Istrinya lanjut kembali ke dapur saat melihat kelakuan anak dan Ayahnya yang sama-sama kerja sama seperti itu. Karena Ibunya yang sudah mengerti apa yang di lakuakan keluarganya, hanya bisa menyerah saja.
“Ayah kan hari ini libur, aku mau jalan-jalan sama ayah?” Minta Anto sambil melihat mata ayahnya dengan memelas. Ayahnya terliht berpikir saat Anto tiba-tiba meminta hal itu.
“Bagaimana ya? Mending kita main di rumah aja?” Tanya Ayahnya dengan suara lembut pada Anto yang memelas. Saat di jawab begitu, tatapannya langsung berubah jadi sedih.
“Waahhhhh….!!” Anto langsung menangis saat ayahnya tidak ingin pergi mengajaknya jalan-jalan. “AYAH JAHAT...!!” Anto berteriak dengan keras lalu berdiri lalu memukul-mukul Ayahnya. Dan di saat itu lah Ibunya datang dengan cepat mendengar tangisan Anto
“Apa yang terjadi?” Tanya Ibu Anto yang keluar dari dapur sambil membawa pisau.
“IBU...!!” Anto turun dari Ayahnya lalu berlari menuju ibunya kemudian memeluk Iblunya.“Ibu, ayah jahat tidak mau main sama aku!” Dengan sedih Anto ngadu pada ibusnya sambil menangis dan menghapus air matanya.
“Cup, cup, cup, tenang saja Ayah pasti akan mengajakmu bermain kok!!” Ibunya menenangnya Anto dengan suara lembut sambil melototi Ayah dan mengankat pisau yang di bawanya. Ayah Anto langsung merinding sambil tersenyum ketakutan sama tatapan Istrinya yang menatapnya dengan tajam.
“O, oke ayah akan menemanimu bermain.” Timbal Ayahnya sambil tersenyum ketakutan pada Anto yang masih menangis kecil. Setelah mengucapkan itu, Istrinya langsung tersenyum pada Anto dan menurunkan pisau yang di angkatnya pada Ayah Anto. Kemudian mengelus kepala Anto dengan lembut.
“Ayah bilang akan menemanimu bermain, jadi tenang saja ayah mengajakmu seharian bermain.” Dengan senyum Ibunya menengangkan anaknya lalu melototi Ayah Anto lahi dengan tajam mengancam menyuruhnya untuk menemani anaknya bermain.
“Benarkah?” Tanya Anto yang masih tersedu-sedu karena menagis, sambil menatap Ibunya.
“Ya, Ayah akan menemani bermain seharian hari ini.” Jawab Ayahnya yang masih takut dengan tatapan Istrinya sambil berusaha tersenyum pada Anaknya yang melihat padanya, setelah meresponnya. Setelah itu Anto langsung senang sekali medengar perkataan ayahnya, kemudian Anto berlari kembali ke Ayahnya dengan demikian mereka berdamai kembali. Sementara itu Ibunya Anto kembali ke dapur dan mengerjakan tugasnya sebagai Istri.
***
Setelah kegiatan sarapan selesai, di depan rumah. Ssemua sudah sudah siap unuk pergi, Anto dan Ayahnya melihat ke Ibu yang sedang mengeluarkan sepeda motor terbang dari garasi lalu keluar dari gerbang rumahnya. “Anto, Ibu berangkat kerja dulu.” Ibunya berpamitan kepada Anto sambil memakai helmnya.
“Ibu, hati-hati dijalan.” Timbal Anto sambil melambaikan tangannya kepada Ibunya yang menaiki sepeda motor dengan sangat riang dan ceria sekali. Ibunya memebalas lambaian Anto, kemudian langsung menancap gas motor terbang menjauh dari rumah.
Anto melihat ke Ayahnya yang sedang menggendongnya dengan senyum dengan tingkah nya yang aktif dan ceria. “Kalau begitu ayo kita siap-siap juga.” Ajak Ayahnya sambil membawanya masuk Anto ke rumah.
“Yeyyy!” Anto yang sangat senang akan pergi jalan-jalan dan riang di gendongan Ayahnya. Setelah masuk, Anto di turunkan oleh Ayahnya dan dia langsung berlari riang menuju kamarnya untuk berganti pakaian yang di ikuti oleh Ayahnya dari belakang. Ayahnhya hanya bisa senang melihat anaknya yang ceria dan aktif seperti itu.
***
Setelah beberapa ment ganti pakaian keduanya siap-siap akan jalan. “AYAH... DI MANA AYAH...?” Anto berteriak dari tangga yang sedang turun dari kamarnya dengan wajah gembira sekali. Anto langsung berlari ke depan rumahnya karena tidak di jawab oleh Ayahnya sama sekali. “Ayah!” Anto langsung memeluk Ayahnya dari belakang saat melihat Ayahnya duduk di depan pintu rumah yang sedang memakai sepatu. “Kita akan kemana ayah?” Tanya Anto yang sangat penasaran dan juga sangat senang sekali.
“Hari ini kita akan jalan-jalan di taman di dekat sini sampai kita puas.” Jawab Ayahnya dengan tersenyum dan penuh semangat. Anto jadi senang dengan jawaban Ayahnya sendiri. “Ayo, cepat pakai sepatumu.” Ayahnya menyuruh Anto yang belum pakai sepatunya.
“Yeyy!” Anto sangat senang sekali sambil loncat-loncat setelah turun dari punggung Ayahnya. Anto yang sedang bersemangat, mengambil sepatunya di rak sepatu dan buru-buru memakainya. Ayahnya yang melihat itu langsung membuak pintu depan rumahnya sambil menunggu Anto memakai sepatunya yang dia sudah bisa sendiri. “Ayah, aku sudah selesai.” Anto berjalan ke dekat ayahnya yang sudah keluar duluan dan menunggunya di depan pintu.
“Ayo kita jalan.” Ajak Ayahnya sambil tersenyum pada Anto yang telah di luar dengan meminta di pegang tangannya. Ayahnya mengambil tangan Anto lalu berjalan ke depan pintu gerbang rumahnya.
“Aku mau di gendong!” Minta Anto sambil melepas tangan dari Ayahnya kemudian mengangkat kedua tangannya dengan senang saan baru beberpa meter jalan. Tanpa ayahnya menjawab Anto langsung di angkat dan di taruh ke pundaknya. “Yeyy!” Anto mengangkat tangannya ke atas, yang sedang bersemangat di pundak Ayahnya yang tingg. “Ayo Ayah kita jalan.” Ajal Anto yang semangat sekali yang masih mengakat tangan di pundak Ayahnya.
“Oke, oke, Ayo kita jalan. Hari ini kita senag-senang.” Balas Ayahnya dengan sambil jalan dengan pelan keluar dari gerbang rumahnya. Ayahnya berjalan di pinggir jalan utama di area perumahan itu menuju taman yang tidak terlalu jauh area perumahan di sana. Anto yang di pundak Ayahnya melihat sana sini dengan sangat senang sekali, namun area perumaha tempat tinggal mereka tanpak sepi dan juga tidak terlihat banyak sekali orang dewasa maupun anak-anak seperti Anto. Anto yang masih kecil dan tidak tahu apa-apa hanya bisa tersenyum saja saat melihat itu dengan wajah senang.
***
Sepanjang jalan ke taman. Anto dan Ayahnya tiba di sebuah jalan yang banyak orangnya. “Ayah, apa itu?” Tanya Anto yang melihat orang-orang terbang dan melayang di langit.
“Oh...! Mereka itu Player.” Jawab Ayahnya yang berhenti sejenak sambil melihat orang yang terbang melayang di langit menemani Anto yang sedang melihatnya dengan sangat serius.
“Kenapa mereka tidak berjalan seperti kita Ayah?” Tanya Anto yang terus melihat beberapa orang yang sedang terbang melintas di langit lalu melihat ayahnya lagi.
“Karena mereka mempunyai kekuatan.” Jawab Ayahnya sambil melanjutkan perjalanan ke taman dengan pelan. Anto jadi bingung dengan hal yang di katakan Ayahnya.
“Apa itu kekuatan Yah?” Tanya lagi Anto pada Ayahnya yang sedang berjalan yang terlihat bingung dan juga penasaran.
“Hm!” Ayahnya memikirkan bagaimana cara menjelaskannya “Kekuatan itu bisa membuat orang terbang, berjalan di atas air, atau lompat tinngi. Nanti kamu juga bisa mendapatkan kekuatan seperti itu.” jawab Ayahnya yang terus jalan ke taman sambil menjelaskan dengan amburadur pada Anto yang mudah di mengerti oleh anak kecil seperti Anto.
Anto yang medengar itu jadi tersenyum dan juga merasa ingin tahu sekali. “Apa kekuatan Ayah?” Tanya Anto yang mulai melihat Ayahnya yang sedang berjalan dengan santai dan pelan.
“Kekuatan Ayah berlari cepat. Itu membuat bisa jalan sangat cepat, misalnya Ayah mau pergi ke tempat Ibumu kerja, Ayah bisa sampai di sana dengan sangat cepat.” Jawab ayahnya dengan senang sambil mejelaskan dan mencotohkan.
Anto yang mednegar itu jadi semakin ceria sekali dan Ayahnya jadi senang dengan Anto yang seperti itu. “Ayah, Ayah, apa Ibu punya kekuatan seperti Ayah?” Tanya Anto yang semakin penasaran dengan kekuatan
“Tentu saja Ibumu punya. Bahkan lebih hebat. Ibumu bisa menggerakkan benda di sekitarnya. Misalnya...!” Ayahnya melihat kesana kemari. “Itu! Ibumu dapat melayangkan tau menerbangkan mobil itu.” Ucap Ayahnya sambil menunjuk sebuah mobil yang sedang parkir di pinggir jalan yang dekat dengan mereka.
Anto semakin tertarik dengan kekuatan itu. “Ayah, kapan aku bisa punya kekuatan seperti Ayah dan Ibu?” Tanya Anto yang ingin mengetahui dan dengan ekspresi ceria sekali. Ayahnya hanya tersenyum saja saat Anaknya menanyakan itu.
“Sabar, tunggu nanti saat kamu sudah besar, kamu pasti akan mendapatkan kekuatan seperti Ayah dan Ibu. Tunggu saja.” Jawab Ayahnya berhenti jalan yang berhenti tepat di sebuah gerbang raksasa. “Lihat! Kita sudah sampai.” Tunjuk Ayahnya saat sudah sampai di depan gerbang taman.
“Wahhhhh…!!.” Anto terpukau saat melihat gerbang taman yang sangat besar sekali. “Ayah, Ayah aku mau turun.” Minta Anto yang sangat ingin turun dari pundak Ayahnya. Tanpa ayahnya menjawab, dia langsung menurunkan Anto dari pundaknya. Anto yang sudah di turunkan langsung berlari ke gerbang taman dengan gembira.
“Ayah, ayo cepat!” Minta Anto kepada Ayahnya dengan sangat gembira sekali sambil berlari duluan ke gerbang.
“Anto, tunggu sebentar!” Ayahnya meminta Anto untuk berhenti berlari. Namun Anto tidak mendengarkan Ayahnya, hingga Anto di depan pintu gerbang taman yang sangat besar. Dan di dekat gerbang itu, ada patung yang lumayan tinggi. Anto yang sangat gembira langsung berlari masuk, tapi tiba-tiba salah satu patung menghetikannya dan membuat Anto ketakutan. Anto yang sangat ketakutan berhenti berlari, dan mematung di tempat. Karena tidak ada gerakan lagi dari patung itu, Anto berbalik lalu langsung berlari ke Ayahnya dengan sangat cepat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 322 Episodes
Comments
Kaylha✌️✌️
wow
2022-10-07
0
Ryoka2
Mampir nih Thor. Btw, semangat nulisnya👍
2022-03-03
0
tyan
maaf thor, kayaknya chapter 1 perlu di revisi supaya lebih enak dibaca karena ada beberapa yang typo. 🙏
2022-02-19
1