Malam hari, mereka sekeluarga berada di ruang makan setelah beberapa hal terlewat berlalu. Keluarga ini sedang makan dan hampir selesai. “Kemana Ayah membawamu pergi tadi?” Tanya Ibunya untuk memulai percakapan pada Anto yang sedang asik makan.
Anto langsung melihat ke Ibunya samil mengucah makanannya. “Ayah membawaku ke taman.” Jawab Anto sambil setelah selesai menelan makanannya. Lalu mekan lagi dengan pelan
“Apa yang kalian lakukan disana?” Tanya ibunya lagi sambil makan dengan terus melihat ke Anto yang ceria sekali.
“Tidak ada Bu, kami sampai di gerbang aja dan beli es krim terus pulang,” Jawab Anto dengan sesingkat mungkin setelah menelan makanannya lalu minum. Ibunya langusng melihat ke Suaminya dengan tatapan tajam dan dingin seperti Anto sebelumnya hingga membuat dirinya jadi merinding.
“Bisa kamu jelaskan?” Ibunya menatap Ayah Anto yang sedang makan dengan sangat tajam.
“Te… Tentu nanti akan ku jelaskan!” Ayahnya berkeringat dingin kerena tatapan Ibu Anto yang sangat menusuk. Untung saja dia meraa aman karena tidak sedang mengunyah makanan saat di tatap seperti itu, yang mungkin nanti menyebabkannya tersedat makanannya. Tidak ada yang bicara lagi, mereka bertiga melanjutakan makan dan suasana terus terasa berlanjut di meja makan dengan sangat tenang dan damai hingga mereka selesai makan.
***
Setelah waktu berlalu, Anto dan kedua OrangTua nya selesai makan malam. “Ayah, Ibu, Aku tidur duluan!” Anto izin dulu saat sudah selesai makan sambil berlari kecil ke kamarnya, tapi setelah beberapa langkah, Anto berhenti lalu melihat ke OrangTua nya dengan ceria. “Selamat malam!” Ucap Anto dengan ceria pada Ayah dan ibunya sambil tersenyum pada mereka lalu lanjut berlari ke kamarnya.
“Selamat malam juga!!” Tanggap balik kedua orang tuanya secara bersamaan yang melihat Anto berlari kecil. Anto yang berlari kecil menuju kamarnya, dengan riang membawa buku komik yang belum selesai di bacanya itu.
Anto yang sampai di kamarnya itu langsung naik ke kasurnya dan berbaring dengan terlihat senang. “Akhirnya aku bisa mencobanya!!” Pikir Anto yang sudah do kasurnya dengan sangat senang sekali. “Status!” Ucap Anto dengan suara kecil saat sudah ada di atas kasurnya. Sesaat setelah menucapakan kata status muncul layar bewarna agak kecoklatan (Bronze) di depannya.
“Ini!?” Sambil melihat layar status yang tidak dia ketahui fungsinya dengan sangat antusias “Skil” Ucapnya saat melihat layar di depannya. “Bagaimana menggunakannya?” Tanya Anto yang belum tau cara menggunakan skil sambil menatapnya dengan sangat serius sekali.Anto hanya fokus melihat ke Skilnyadan tidak memperhatikan Status lainnya. Anto menatap beberapa menit layar Statusnya tapi tidak ada yang berubah. ‘TAK,TAK, TAK’ Suara langkah kaki menuju kamarnya.
Anto yang medengar itu langsung berbaring dengan sangat cepat. ‘KLAK’ Pintu di buka dengan pelan. “Sepertinya dia sudah tidur!” Bicara Ibunya saat melihat Anto dari dekat pintu dengan suara sedih. "Aku ingin tinggal di sini dan menjauh dari semua itu." Bicaranya dengan jelas sekali.
“Sudah lima tahun kita merawatnya.” Timbal Ayah Anto di dekat pintu “Sebaiknya kita turun.” Ajak Ayah Anto sambil menarik tangan Istrinya yang sedang sedih. Anto yang pura-pura tidur hanya diam saja pura-pura tidak mendengarkan. 'KLAK!' pintu kamarnya di tutup dengan sangat jelas sekali.
“Ayah Ibu!” Anto yang tidak mengerti apa maksud dari perkataan kedua OrangTua nya sambil medengar suara langkah kakinya orang tuanya hilang dari tangga.“Sebaiknya Aku lanjut saja!” Dengan berbaring di kasurnya Anto ceria lagi tidak memikirkan yang tadi. “Status” Ucapnya dengan suara kecil. “Hm… Sepertinya jika aku mengabaikannya akan tertutup sendiri!” Saat menegtahui layar status menghilang saat tidak di lihat setelah beberapa saat. Anto melihat lagi ke bagian Skil dan tidak memperhatikan hal lainnya. “Apa cara kerja skil sama seperti komik di miliki ayah…?” Sambil mencoba mengecek skilnya dengan menekan layarnya.
Tapi setelah di tekan oleh tangannnya, malah itu tembus dengan sendirinya. Beberapa kali Anto berusaha mengcek skilnya tapi tidak bisa juga. "Nggak bisa di tekan!" Saat menekan panel Skil "Apa mungkin?" Sambil mecoba membayakan menekan bagian Skil "Bisa!" Anto senang saat bisa di kendalikan dengan akal. Anto melihat ke hasi tekanannya yang menampilkan daptar Skilnya, tapi yang ada cuma ada saja. “Study ini Skilku?” Tanya Anto saat melihat dengan cermat. “Apa fungsinya?” Sambil menekan sebuah deskripsi Skilnya.
{Bisa mempelajari apa pun} Deskripsi tentang Skilnya sangat singkat dan sedikit sekali hingga Anto pun langsung memahaminya sambil meningat saat kejadian di luar taman itu. “Tadi saat aku pergi ke taman, aku bisa mengingat semua pembuatan eskrim rasa jeruk itu. Bahkan sampai sekarang masih tergiang terus di kepalaku.” Dengan mengingat kembali kejdain dirinya terbangun kekuatannya. Anto melihat ke komiknya lalu mengangkatnya kemduian memegang buku komiknya dengan serius. “Ini! Mungkin bisa di coba.” Sambil memegang buku komiknya dengan sangat focus.
Anto melihat ke buku komiknya namun tidak terjadi apa pun padanya dan cuma lelah memgang buku komik itu selama beberapa saat. “Bagaimana cara mengaktifkan skilnya?” Guman Anto setelah lelah memegang bukunya sambil memikirkan caranya. “Hmm.. Dalam komik ini harus di ucapkan caranya, apa aku coba saja!” Ingatnya sambil memeggang buku itu kembali dengan fokus. “Study!” Ucap Anto dengan sangat focus, tapi masih terjadi apa pun.
Setelah beberapa saat menunggu, masih tidak ada reaksi apa pun dari percobaannya. “Salah juga.” Pikirnya sambil melihat ke langit kamarnya. “Sebaiknya aku menyerah saja.” Ucapnya sambil menaruh buku komiknya di samping tempat tidurnya lalu memejamkan matanya. “Ouch…!!” Tiba-tiba kepala Anto terasa sakit “Apa itu? kenapa semua isinya bisa aku tau semua!” Anto yang bingung sambil memegang kepalanya yang sakit gara-gara informasi yang banyak masuk ke kepalanya. Tapi sakitnya itu tidak sebentar, malah semakin sakit saja hingga Anto harus menahannya agar tidakkeluar suaranya. “Ah… Ah... Ah… Ini sangat menyakitkan sekali!” Anto terus memegang kepalanya yang terasa semakin berat sekali. "Aku tidak sang!" Anto langsung pingsan di tempat tidurnya karena tidak menahan rasa sakit kepalanya
***
Pagi hari di kamar Anto yang masih belum bangun akibat pingsan semalam. Anto perlahan membuka matanya dan melihat langit atap tumahnya masih sama saja. “Ouch… Masih sakit!!” Anto yang kembali memegang kepalanya saat bangun yang tiba-tiba kambuh. “Ini sudah pagi?” Melihat keluar jendela yang sudah cerah sambil melepas tangan dari kepalanya yang sudah mendengingan. “Sebaiknya aku turun!” Anto beranjak turun dengan pelan dari kasurnya lalu jalan ke pintu kamarnya kemdian keluar dan turun melewati tangga.
Anto yang sudah sampai di lanntai bawah, berjalan pelan menuju ruang makan dengan menahan rasa sakit di kepalanya yang kembali dan hilang lagi dengan singkat. Selain itu untuk menjaga dirinya supaya Ayah dan Ibunya tidak curiga padanya. “Eh!” Anto berhenti melangkah ke ruang makan dan langsung brtbalik ke kamarnya Saat mengingat buku komik yang tertinggal di kasurnya.
Anto yang naik lagi ke lantai atas, dengan santai ajalan dan tidak buru-buru mengambil buku komik itu. Setelah sampai di kamarnya, Anto mengambil buku komik itu kemudian turun lagi ruang makan. “Apa aku harus menceritakan semua yang terjadi malam ini?” Tanya Anto yang masih di pertengahan tangga yang merasa tidak ingin menyembunyikan. “Sebaiknya aku tidak kasi tau siapapun, nanti bisa menjadi bencana yang tidak aku ketahui, untuk sekrang ini. Apa lagi aku masih kecil dan juga tidak punya kekuatan apa pun yang bisa melindungi diriku.” Anto yang sudah membulatkan tekadnya untuk diam sementara waktu sampai dia punya waktu untuk menjaga dirinya sendiri.
Anto yang berjalan pelan ke ruang makan. Sesampainya Anto langsung duduk tidak menyapa ayahnya langsung. Ayahnta melihat ke Anto yang tenang dan kalem dan juga terlihat berbeda dari biasanya. Jika Anto yang dulu dia langsung ke pangkuannya dan duduk di sana sampai sarapan datang. “Ayah, minta buku komik lainnya sekarang?” Dengan sopan Anto minta pada Ayahnya yang sedang duduk saja dan di temani segelas kopi.
Ayahnya langsung melihat ke Anto yang seperti itu padanya dan jadi ketakutan langsung. “Y, ya… Nanti Ayah Kasih!” Jawabnya dengan keringat dingin sambil bingung sekali dengan tingkah Anaknya sendiri. “Apa yang terjadi selama semalam, apa aku membuat kesalahan. Kenapa anakku mejadi seperti ini!?” Tanya Ayahnya sambil menatap anaknya dengan perasaan was-was. Anto yang di lihat seperti tidak mengerti dengan Ayahnya sendiri.
“Aku tidak tau kenapa Ayah menatapku seperti itu! Tapi bisakah, Ayah tidak menatap seperti itu, soalnya Aku marasa Ayah, seperti menatap monster saja.” Bicara Anto yang melihat Ayahnya terus menatapnya dengan sangat waspada. “Dan ini, buku komiknya Yah. Aku sudah selesai membacanya.” Sambil menyerahkan pada Ayahnya.
“O… Oke!” Ayahnya langsung mengambil buku yang di berikan Anto padanya. “Apa tadi terlihat sangat jelas?” Tanya Ayahnya saat Anto yang menebak apa isi pikirannya. “Sepertinya aku harus lebih berhati-hati saat menanggapinya sekarang.” Sambil berusaha untuk rileks dengan membuka lembaran komik yang di berikan Anto kemudian membacanya.
Anto yang diam melihat ke Ayahnya yang mengintip dari balik komik itu dengan terlihat sangat penasran dan juga ingin tahu sekali. “Sebenarnya, apa yang Ayah pikirkan tentangku?” Tanya dalam hati Anto yang merasa Ayahnya sangat berbeda dari biasanya. tapi Anto melihat ke depannya kemdian sedikit fokus. “Status.” Dengan suara kecil membukanya supaya tidak di dengar oleh Ayahnya yang mengintip dari sela-sela komik yang di bacanya. “Hm… Apa ini? STR 1, VIT 1, INTR 1, AGI 1, DEX 1, dan LUCK 1, tadi malam aku terlalu mengabaikannya." Anto yang melihat dengan jelas layar di depannya itu.
“Tumben kalian tidak ribut?” Tanya Ibunya yang datang dari dapur yang membawa pisau hingga membuat Anto melihat ke arahnya.
“Nggak ada apa-apa kok, Cuma sibuk sendiri aja!” Jawab ayah Anto sambil membaca komik. Saat merespon, Istrinya langsung melihat dengan tajam ke dirinya.
“Bisakah kamu tidak membaca itu di sini!” Dengan tatapan tajam mengancam Ayah Anto yang membaca komik. Dengan refleks Ayahnya langsung menutup buku komik itu dan mengambil kopinya lalu minum dengan sangat cepat. Setelah itu Ibu Anto kembali ke dapur tanpa mengatakan apapun.
“Sepertinya kekuasaanku, Cuma sedikit di rumah ini sekarng!” Dengan wajah lesu sambil mengambil komik itu lagi kemudian membacanya.
“Ayah kenapa lagi?” Tanya Anto yang menatap Ayahnya dengan penasaran saat Ayahnya tadi tiba-tiba terlihat lesu dengan cepat. Tapi, Ayahnya itu malah terbalik membca komiknya karena memikirkan hal lain. “Ayah kenapa baca komiknya terbalik?” Tanya Anto memulai percakapan dengan bingung dengan sikpa Ayahnya.
Ayahnya lagi melihat ke komiknya. “Oh! Ya ini terbalik.” Jawabnya sambil membalik komiknya dengan tersenyum pada Anto.
“Ayah kenapa?” Tanya Anto yang melihat Ayah masih lesu saja. Ayahnya langsung melihat ke Anto yang sifatnya jadi tenang dan tidak seperti dulu lagi. Doa menatap Anto yang melihat ke arahnya dengan tenang dan juag sepertinya serius dengan pertanyaannya itu
“Ayah tidak papa. Hanya saja Ayah heran! Kenapa kamu banyak berubah sekali dalam waktu semalam.” jawab Ayahnya sambil Menatap Anto dengan sangat penasaran. “Tidak! Malah hanya dalam beberapa jam saja?” Tambah Ayahnya sambil menatap Anto dengan sangat penasaran.
“Apa maksud Ayah? Aku sama seperti biasanya. Setahuku tidak ada yang berubah padaku, dan juga tidak akan pernah berubah. Meski aku sudah remaja dan dewasa, aku akan tetap menjadi diriku sendiri?” jawabnya dengan lancar sekali dan juga sangat bingung dengan pertanyaan Ayahnya. Ayahhnya terdiam saat Anto yang menjawab dengan lancar dan juga memahami sedikit meski melenceng dari jawaban yang di inginkannya.
“Bukan itu maksud Ayah. yang Ayah maksud ialah mentalmu.” Jawabnya sambil terus menatap Anto dengan penuh penasaran, kemudian tersenyum pada Anto “Jujur saja, kamu menjadi orang yang sangat berbeda sekali sejak kemarin. Sejak kita pulang dari taman itu.” Kata ayahnya sambil mengingat kejadian di taman.
Anto yang mendengar itu mengubah ekspresi dengan sangat jelas sekali sambil menundukkan kepalanya. “Apa Ayah tidak sayang padaku lagi?” Tanya Anto dengan wajah lesu sambil menundukkan kepalanya.
“Mana ada OrangTua yang membenci anaknya sendiri. Malahan itu membuatnya bahagia.” Jawab Ayahnya dengan suara lembut pada Anaknya. Anto tediam dan tidak langsung merespon.
“Aku tidak tau apa yang terjadi padaku.” Anto yang memberanikan diri bicara dengan pelan dan ragu. “Sejak Aku membaca komik yang Ayah punya, aku merasa seperti menjadi orang yang berbeda sekali.” Anto menjelaskan dengan lancar sekali. “Tapi aku tidak tau kenapa aku berbeda dengan orang lain.” Yang masih menundukkan kepalanya dan tidak menatap ke Ayahnya.
“Meski kamu berubah. Kamu akan tetap menjadi anak Ibu.” Ibunya Bicara yang datang dari dapur dengan membawa nasi dan beberapa lauk yang membuat Anto langsung melihat ke Ibunya. Saat melihat Ibunya masih jalan dengan membawa makanan itu lalu menaruhnya di meja dekat Anto. “Dengar yang nak, jika ada OrangTua yang tidak bahagia dengan anaknya maka dia bukan orang tua yang baik.” Mengelus kepala Anto saat di dekatnya “Ibu Tanya padamu, apakah kamu bahagia punya kami berdua?” Tanya Ibunya Anto yang langsung duduk di kursi dekat Anto yang sedang menatapnya
“Tentu .saja. Aku sangat senang sekali dan bahagia saat bersama kalian.” Dengan tegas menjawab Ibunya. Ibunya hanya tersenyum sambil terus mengelus kepala anaknya.
“Sudah Anto. Ayo kita sarapan saja, jangan kita sedih-sedihan gini. Nanti bikin kita lupa sarapan. Sebentar lagi Ayah akan berangkat kerja. Ayah tidak mau terganngu dengan perasaan yang tidak mengenakkan, ayo cepat ambilkan ayah piring?” Dengan tegas Ayahnya mulai merubah suasana di ruang makan dengan sangat cepat. Tanpa ada yang menjawab Ibunya bali lagi ke dapir mengambil lauk lainnya yang tersisa. Sedangkan Anto yang sudah merasa lebih baik hanya tersenyum dan diam saja menunggu di kursinnya
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 322 Episodes
Comments
Kaylha✌️✌️
waw...
2022-10-08
1
noir
waduh ada apaan nih
2022-08-17
0
DNK • SLOTH SINN
next.
2022-02-16
0