"Aku tidak ingin bicara sebenarnya, tapi sejak mereka minum jus di awal itu, mereka semua mulai aneh, meski aku tidak menyadainya saat itu. Tapi, sekarang ini mereka sudah terlalu jauh dan juga sangat terlihat jelas kalau mereka melihat sesuatu padaku." Anto yang melihat ke Paman di depannya yang memgang kardus yang entah apa isinya.
Anto yang masih di kusinya melihat ke mereka dengan biasa saja seperti menunggu di perintah. "Tidak ada gunanya memikirkan ini. Lebaih baik ku gunakan ini sebagai cobaan memasakku saja.” Pikir Anto sambil turun dari kursinya lalu mendekat ke mereka berlima. "Kalian taruh di sana, dekat jalan masuk ke sini. kalian tunggu di ruang tamu, nanti ku panggil jika sudah siap makanannya." Suruh Anto dengan sopan pada mereka berlima yang berdiri dengan membawa kardus itu di tempat mereka masing-masing. Setelah itu, Anto jalan ke dapur dengan bingung atas sikap kelima orang itu dan juga sedikit penasaran dengan apa yang mereka pikirkan tentangnya.
Setelah Anto pergi ke dapur, Roger dan lainnya mulai diam lalu jalan ke tempat di suruh mereka menaruh kardus yang di bawa mereka. Setelah itu tanpa ada yang bicara mereka berlima langsung jalan ke ruang tamu dengan tegang sekali. Mereka berlima tidak ada yang mulai perbicaraan setelah duduk di tempat masing-masing. “Sepertinya kita akan dapat makanan yang tidak ada di dunia ini lagi.” Ajak bicara Roy dengan sangat penasaran dan juga memulai pembicaraan setelah mereka semua duduk di kursi masing-masing.
“Ya.” Balas Rain yang ikut setuju dengan pendapat Roy dengan singkat. Setelah mereka bicara begitu, ruang tamu itu jadi hening lagi karena tidak ada percakapan lagi di antara mereka. Mereka jadi tidak da yang bicara, namun Roger merubah posisi duduknya.
“Sudah jangan bahas ini lagi. Sebaiknya kita mengobrol tentang yang lain saja.” Ajak Roger dengan cukup tegas dan geram juga. “Kita tidak akan menemukan hal normal disini, sebaiknya mari pikirkan positifnya saja.” Roger bicara dengan tenang dan mulai dengan suara yang terdengar masih geram meski itu di ucapkan dengan biasa saja. Mereka berempat langsung terdiam dengan ucapan roger selama beberapa saat. Setelah itu mereka berempat memperpaiki posisi duduk mereka dengan berusaha senyaman mungkin.
“Hah… Ini menjadi hari terbaik bagi hidupku” Maeli mulai bicara dengan santai setelah mendengar ucapan Roger dan memperbaiki posisi duduknya dengan benar.
“Aku juga kak.” Timbal Eli yang setuju dengan perkataan kakaknya yang juga mulai berusaha tetap tenang.
“Sudah lama sejak aku leveling dengah mudah dan menjadi kuat dalam waktu singkat. sekarang, aku leveling selama 1-2 bulan di dungeon baru bisa naik 1 level, tapi aku naik level cuma dengan minum saja. Huh… Ini sungguh sangat luar biasa.” Kata Rain dengan penuh bahagia dan juga dengan tetap berusaha normal. Setelah itu, mereka mulai bericara banyak hal dan saling nyambung tidak ada yang melibatkan diri lagi dalam membahas Anto, meski terkadang mereka membahasnya sedikit saja.
***
Mereka berlima bicra cukup lama. Mereka bebicara hingga siang hari di ruang tamu dan juga membahas banyak hal yang tidak di ketahui Anto yang sedang masa di dapur. Di dapur, ngo yang sudah selesai masak dan sudah menaruhnya di meja makan, kini tinggal ke ruang tamu memanggil para tamunya untuk makan siang. Anto jalan ke ruang tamu dan sesampainya di sana, Anto mendengar percakapan banyak sekali dari luar. "Sepertinya mereka kembali normal!" Bicara Anto yang tidak yakin tebakannya itu benar. Anto jalan lagi ke sana dengan santai.
Saat sampai, Anto langsung melihat ke mereka yang ternyata masih sibuk dan tidak memperhatikan kalau dirinya sudah ada di sana. “Semuanya mari makan.” Panggil Anto dengan sopan dari dekat jalan masuk. Mereka berlima melihat ke Anto yang memanggil mereka dan mengubah ekspresi mereka dengan cepat. "Mari kita makan." Ajak Anto yang melihat mereka berubah ekspresinya dengan cepat sekali.
Kelima orang itu hanya mengangguk sebagai jawaban. Anto berbalik jalan duluan yang tidak menyangkan mereka berubah begtu cepat saat melihat dirinya. Dan hal itu membuatnya jadi penasaran kenapa mereka bersikap tidak normal pada dirinya yang masih kecil itu. Sesampainnya di ruang makan mereka berdiri terdiam saat melihat makanan di atas meja.
Anto lanjut jalan ke meja makan dengan tenang lalu berbalik melihat ke tamunya yang diam di jalan masuk ke ruang makan. “Kenapa mereka melemamun lagi?” Anto yang bertanya-tanya lagi saat meata mereka melihat ke arah meja. Anto melihat ke meja yang di atasnya cuma 6 porsi nasi goreng saja. “Maaf ya, cuma ada tiga kursi saja yang ada, jadi kalian yang dua lainnya bawa ke ruang tamu saja.” Kata Anto dengan sopan pada kelima tamunya, Mereka berlima tidak ada yang merespon Anto yang berbicara, mereka masih melamun dengan semua makanan di depan mereka.
“Ada apa dengan mereka, padahal cuma nasi goreng saja?” Anto yang masih tidak paham kenapa mereka bisa terdiam saat melihat 6 porsi nasi goreng yang di dampingi oleh minuman berupa jus buah seperti itu. Anto yang meliaht ke meja makan, jadi teringat sesuatu. “Sebentar ya, aku ambil yang lainnya, kalian bisa makan itu dulu.” Ucap Anto dengan sopan pada kelima tamunya yang masih belum merespon perkataannya.
Anto yang tidak di respon, meninggalkan mereka berlima yang masih melamun di jalan masuk ruang makan itu. Kelima orang itu mendekat ke meja makan saat Anto sudah pergi, lalu terus menatap ke nasi goreng di depan mata mereka tanpa berkedip sama sekali. “Apa beneran ini semua nasi goreng?” Tanya Maeli dengan wajah sangat terkejut sekali dan masih melototi nasi gorenag itu.
“Jelas bukanlah” Jawab Rain yang juga kaget dan sedikit berkeringat saat melihat itu. Setelah mereka mendengar Maeli dan Rain bicara, tatapan mereka langusng berubah drastis. Tanpa ada yang bicara lagi, mereka mengambil langsung nasi goreng yang di sedikan Anto pada mereka dengan sangat cepat. Mereka mangmabil satu porsi milik mereka sendirim, kemduian makan dengan lahap seperti binatang yang tidak duduk dan juga selesai dengan sangat cepat sekali bahkan hanya dalam beberapa kali suapan saja.
Kurang dalam beberapa detik setelah mereka menghabiskan nasi goreng. Mereka melihat ke atas meja yang masih tersisa satu porsi saja. Mereka berlima saling lihat dan juga menunjukka aura permusushan saat melihat ke nasi goreng yang tersisa. Selama beberapa saat mereka saling lihat, lalu secara bersamaan mereka dengan cepat mengambil piring di atas meja itu. Tapi, bukannya mereka dapat piring, mereka malah mendapat satu genggam saja nasi goreng saja. Setelah itu mereka langsung menelan nasi goreng yang mereka dapat dari sisa piring di atas meja.
“Aku naik 10 level.” Kata Rain dengan suara merinding saat menyadari dirinya semajin kuat. Mereka semua terdiam lagi, saat Rain berkata begitu lagi. Selama beberapa saat mereka diam dan juga suasan di meja makan masih hening.
“Semuanya aku bawakan makanan yang la…!” Anto terdiam saat sampai di depan meja makan. Anto melihat ke meja yang sedikit berantakan dan juga melihat nasi gorengnya habis di makan tanpa ada yang tersisa “Apa-apaan kalian ini?" Anto yang bicara dengan nada suara kesal dan sudah tidak tahan dengan kelakuan tamunya sendiri.
"Kalian menghabiskan punyaku juga, apa kalian tidak punya malu sebagai orang tua, ha?” Anto memarahi kelima tamunya karena yang makanannya dan hanya menyisakan minumannya saja dan dengan tatapan tajam sekali “Sekarang aku sangat lapar, bahan makan sudah habis, sekarang harus bagaimana dan kalian ini...!” Dengan suara mengancam dan tegas, Anto tidak bisa lanjut berkata apa-apa karena sudah terlanjur habis oleh mereka.
Mereka berlima langsung terdiam di tempat dan tidak berkata apa-apa pada Anto yang sangat marah sekali pada mereka. Anto melihat kelima tamu nya diam saja dan tidak berkata apa-apa setelah dirinya kesal. Anto merasa jadi kurang nyaman dan juga tidak enak dengan tamunya sendiri yang di marahinya karena nasi goreng yang habis. Anto melihat dari juah lalu mendekat sedikit. "Apa mereka benaran orang dewasa?" Tanya Anto yang tidak mengerti sama sekali dengan apa yang di pikirkan oleh kelima orang di depannya.
"Cih!" Anto yang berkata kotor dalam pikirannya dengan sangat kesal karena tidak berani mengatakannya di luar. “Kenapa masih diam saja?” Tanya Anto dengan nada kesal sekali dan tatapan tajam pada kelima tamunya yang tampak gemetar di tempat mereka. Mereka masih diam saja sambil menundukkan kepalanya. Namun ekpresi mereka masih bisa di lihat jelas oleh Anto yang masih kecil. "Ini sudah keterlalun bukan. Aku pertama kali menerima tamu dan juga dapat yang seperti ini, Aku harap ini adalah tamu pertama dan terakhir yang aku terima." Anto yang tamunya yang melihat dirinya dengan sangat takut padanya.
“Kami minta maaf?" Secara bersamaan sambil sujud pada Anto.
“Hah!" Anto jadi sangat kaget sekali dengan tamunya yang tiba-tiba suju padanya "Kalian ini!" Anto meremas tangannya dan juga sangat kebingungan dengan hal yang tidak di menegrtinya sama sekali. "Jika kalian tidak bangun dari sujud kalian, akan ku suruh kalian keluar." Dengan suara kesal dan marah membuat mereka untuk bangun.
Saat mendengar perkataan Anto yang terakhir, mereka semua bangun dari sujud dan berdiri lagi dengan wajah yang sangat takut pada Anto yang melihat mereka tanpa ekspresi sama sekali dan juga sangat takut dengan tatapan dingin dari Anto. Anto tidak tahu kenapa mereka semua jadi seperti itu dan malah merasa bersalah akan sesuatu pada dirinya. "Apa yang mereka pikirkan tentang ku?" Tanya Anto yang tidak tau kenapa mereka takut padanya. Anto melihat ke tamunya yang terlihat sangat takut padanya, itu membuat dirinya semakin merasa ada sesuatu pada dirinya.
"Hahh... Apa yang harus ku lakukan?" Tanya Anto yang tetap menjga ekpresinya pada kelima tamunya yang masih takut padanya "Paman-Paman, jika semudah itu suju pada orang lain, terlebih lagi anak kecil seperti ku, kalian bikin aku tambah tidak suka dan benci sama kalian.” Anto yang mulai bicara dengan sangat tegas sekali. "Akan ku perhatikan setiap langkah kalian mulai hari ini, jika kalian, melakukan hal itu lagi pada orang lain, jangan harap kalian hidup tenang. Kalian paham?" Kata Anto dengan wajah yang sangat kesal dan marah sekali pada kelima tamunya.
“Kami minta maaf.” secara bersamaan mereka meminta maaf pada Anto dengan menundukkan kepalanya. Anto tidak bisa berkata apa-apa lgi dengan perbuatan mereka yang masih sama.
"Baiklah, ku maafkan." Jawab Anto dengan suara biasa saja. Saat mendegar suara Anto yang sudah biasa saja, mereka langusng berhenti gemetar dan berusaha memberanikan diri bersikap tegak. 'Fyuh...!' Anto merasa lega saat melihat tamunya yang terlihat membaik. "Untung saja sudah selesai." Pikir Anto yang merasa kalau semua masalahnya selesai.
Namun Anto tidak mengetahui, bahwa dirinya akan di anggap sebagai orang penting sekali di dunia, dan dia masih belum tahu akibat dari masalah yang di timbulkannya. "Baiklah, kalian duduk kembali." Minta Anto pada tamunya menyuruh meraka dengan sopan. Kelima orang itu dengan cepat duduk di lantai. “Heh! Apa yang kalian lakukan?” Tanya Anto pada tamua yang tiba-tiba duduk di lantai dengan sangt menururt sekali padanya.
"Kami lebih nyaman duduk seperi ini." Jawab Roger dengan suara cukup tegas pada Anto.
"O... Oh?" Anto yang tidak bisa merespon balik perkataan dari Roger yang cukup meyakinkan "Entah kenapa, firasat ku mengatakan akan ada hal baru yang akan datang padaku." Anto yang mulai merasa aneh akan terjadi dalam kehidupannya. Mereka berlima duduk di lantai sambil melihat ke arah Anto yang sedang memikirkan sesuatu, yang terlihat sangat serius di mata mereka berlima. Anto melirik ke arah tamunya yang terlihat membaik. "Baiklah, sebaikya aku harus membuat mereka segera keluar dari rumah ini, tapi bagaimana caranya?" Anto mulai berpikir mencari cara supaya para tamunya keuar dari rumahnya.
Anto terdiam sambil memikirkan caranya dan tidak butuh waktu lama baginya menemukan sebuah ide bagus. "Baiklah, mungkin ini bisa memembuat merka tidak kembali dengan cepat." Anto yang senag saat menemukan sebuah ide yang menurutunta bisa membuat mereka tidak ke ruamhnya untuk sementar waktu. “Dengarkan ini, jujur saja, bahan makanan ku sudah habis gara-gara kalian, sekarang aku sangat lapar, dan aku minta pada kalian untuk belikan aku bahan makanan sebanyak mungkin?” Minta Anto dengan sopan sekali dan sedikit tegas pada tamunya.
"Baiklah, kami akan membelikan semua bahan makanan yang terbaik dan juga, terima kasih sudah mengampuni kami." Kata Maeli dengan cukup tegas dan lancar sekali bicaranya.
"Ya!" Anto yang tidak paham maksud di balik perkataan dari Maeli.
“Mulai sakarang, kami akan mengikuti setiap perkataan anda Master.” Dengan sangat tegas sekali dan penuh percaya diri sekali Maeli mengucpakannya dan keempat tamu lainnya juga ikut meghayati perkataan Maeli.
"Ya!" Respon Anto yang juga tidak mengerti maksdu dari Maeli yang beruara sangt yakin sekali.
“Baik, kalau gitu. Izinkan kami pergi belanja kebutuhan Master." Maeli memita izin dengan penuh hormat.
"Kenapa rasanya ada yang salah?" Anto yang sangat bingung sekali dengan situasi sama sekali. "Ya." Jawab Anto dengan singkat karena tidak mengerti situasi yang akan di alaminya.
"Kalau begitu, kami permisi.” Minta izin mereka dengan sangat tegas sekali secara bersamaan dalam posisi duduk mereka.
“Ya. ” Jawab Anto yang tetap bingung hingga akhir. Setelah mendapat jawaban dari Anto, kelima tamunya bangun dengan hormat dan juga sangat sopan pada Anto. Setelah itu, mereka dengan cepat bergegeas pergi meninggalkan Anto yang masih memegang piring di tangannya. Anto yang melihat tamunya sudah keluar dari ruang makan itu, merasa lega dan senang juga. “Akhirnya mereka pergi juga.” Anto merasa lega dan sedikit lesu saat ruang makan jadi hening lagi. Anto berjalan ke meja makan yang sedikit berantakan dan hanya tersisa minuman saja yang mereka tidak minum dan di sana Anto menaruh piring yang masih di bawanya.
“Ayah, Ibu, belum sehari hampir makanan sudah hampir habis, apa yang akan kulakukan?” Sambil duduk dan membuka penutup makana di piring yang di bawanya. *“Hanya tinggal beberapa kilo bahan makanan saja di dalam kulkas dan 100 karung berasa besar\, sungguh tinggal sedkit.”*Guman Anto sambil mengambil ayam goreng di piring yang di bukanya tadi kemudian memakannya. “Eh! Apa yang terjadi?” Tanya Anto yang penasaran\, saat tubuhnya sedikit bercahaya tadi. Anto jadi sedikit termenung dengan apa yang baru di alaminya dan masih mencerna apa yang barusan sedang terjadi pada dirinya. Anto mengingat ke Systemnya. “Status.” Ucapnya dengan cepat mengingat merasakan perubahan pada tubuhnya. Anto melihat keseluruhn Statusnya dan betapa kagetnya saat melihat levelnya yang naik dari ke 10 level.
"Apa yang terjadi? Kenapa aku punya level segini?" tanya Anto yang masih bekum tau tentang kejadian sebelumnya. Anto memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Anto memikirkan kenapa dia bisa naik level dalam waktu singkat. "Tenang lah." Anto berusaha menenangkan dirinya. Anto melihat lagi ke layar Statusnya. “Tidak banyak yang berubah” Ucapnya saat melihat statusnya berubah dan masih tidak menduga dengan apa yang di lihatnya. Anto dengan tliti melihat perubahan yang di alaminya dalam Statusnya.
Saat melihat Anto mengetahui perubahannya menjadi STR 11, AGI 11, VIT 11, INT 11, DEX 11 dan LUK 1. Anto tidak terlalu kaget saat mengetahui kalau statusnya akan naik cuma sedikit. Meski naik dalam waktu singkat, dia menyadari kalau dirinya akan tetap lemah karena system nya saja juga Rank terendah. "Oh ya, skil!” Anto mengingat belum di cek. Dengan cepat Anto melihat apa yang berubah dari Skilnya. Saat melihat, Anto termenung sesaat, kemudian tersenyum.
{Anto mengetahui SKIL: STUDY nya naik tingkat dan mendapat deskripsi 'mempelajari apapun yang di inginkan sesukanya tanpa resiko apapun' hingga Anto tidak tau harus berkata apa saat melihat pebuhahan yang sangat menakjubjkan baginya}.
"Ini sungguh hari keberuntunganku." Anto yang tersenyum senang saat melihat Skil banyak berubah. Dalam keadaan senang, Anto mendengar kebisisngan yang jelas sekali di luar rumahnya. "Hm! apa itu?" Anto yang tidak mengetahui apa yang ada di luar rumahnya saat mendengar sesuatu di luar. Anto yang tida tau apa yang ada di luar, dengan cepat berjalan ke luar rumahnya. Setelah sampai di depan pintu rumahnya, Anto tanpa ragu langusng membuka pintu depan rumahnya. Namun, saat sampai di luar rumah, Anto melihat puluhan prajurit di halamannya, ratusan mobil tentara di luar gerbang rumahnya yang banyak sekali dan puluhan helicopter ada di langit. "Apa yang terntara ini lakukan di rumahku?" Tanya Anto yang tidak mngerti kenapa Tentara ada di rumahnya dengan tenang.
Anto terus melihat ke langit di mana helicopter banyak terbang dan dari kejauhan. Saat melihat ke semua halicopter, di salah satunya Anto melihat kelima tamunya yang barusan pergi ada di helicopter yang berbeda sedang berdiri di pintu masuk helicopter. “Apa yang mereka lakukan?” Tanya Anto sambil melihat bergiliran pada kelima orang yang terlihat gagah di helicopter. Kelima tamu Anto, berdiri di pintu helicopter yang terbuka. Setelah itu, Roy dan lainnya lompat secara bersamaan dari helicopter. Anto tidak kaget saat melihat kelima orang itu melompat tanpa satu pun pengaman di sekujur tubuhnya.
Saat sudah mendarat di tanah, mereka terlihat gagah sekali di antara para tentara yang bersenjata lengkap. “Apa yang kalian lakukan ini?” Tanya Anto sambil melihat kelima orang itu terlihat keren dan gagah sekali saat mereka menggunkan pakaian yang sangat rapi. Anto yang sama sekali tidak tahu apa yang akan terjadi hanya dian saja memperhatikan apa yang akn mereka lakukan.
“Kalian pergilah” Perintah Roger yang berpakain tentara dan juga menjadi lebih menyeramkan. Setelah menerima perintah dari Roger, semua tentara kembali ke kendaraan masing-masing dan juga, semua helicopter itu terbang jauh tanpa ada yang bertanya lagi. Setelah itu mereka mendekat ke Anto. “Kami kembali Master.” Sapa Roger dengan tegas dengansopan di ikuti yang lainnya.
“Astaga, apa yang mereka lakukan?" Anto yang masih tidak paham kenapa mereka melakukah hal yang berlebihan begitu. "Oh ya, master itu, bukannya julukan pada orang yang lebih tinggi jabatannya darinya, tapi kenapa mereka memanggil ku MASTER?” Tanya diri sendiri sambil mengingat semua buku komik yang telah ia baca dan baru menyadarinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 322 Episodes
Comments
Sang Pencipta
namanya Andri atau anto sih
2022-09-03
0
DNK • SLOTH SINN
next.
2022-02-17
0
Reza
nicee
2022-02-09
0