“Paman-paman, bawa itu ke kesini.” Ajak Anto denga menuntun ke ruang ruang makan. Mereka berlima mengikuti Anto ke mana ia jalan dengan perlahan dan dengan menahan berat kardus itu. Mereka berlima berjalan cukup lama, karena barang yang di angkat mereka cukup berat sekali. Sesampainya Anto di ruang makan, Anto berhenti dan orang yang mintai tolong itu masih jalan dengan menahan berat kardus itu. "Paman, disini." Anto menunjuk ke dekat kulkas dan menyuruh semua paman menaruhnya di dekat kulkas.
Keempat orang yang di mintai tolong, berjalan ke arah yang di tunjuk Anto. Saat sampai di tujuan mereka menaruhnya dengan sangat pelan dan berhati-hati. Setelah di taruh, Semua Paman langsung duduk karena kelelahan setelah membawa kardus itu. “Astaga, apa isinya ini?” Tanya paman berotot yang kelelahan dan juga berkeringat.
Ango terdiam melihat mereka yang sanga kelelahan sekali. “Entahlah. Aku nggak tau." Jawab Anto sambil menggelengkan kepalanya. Anto yang melihat mereka kelelhan harus melakukan sesuatu sambil berpikir apa yang akan di lakukannya. "Paman-Paman, mari ke ruang tamu.” Ajak Anto dengan penuh sopan pada semua paman yang kelelahan sekali. 'Anak ini!!' Bersamaan mereka berlima merasa di manfaatkan sambil melihat Anto yang berjalan duluan. Anto yang meminpin berbalik saat tidak ada orang yang mengikutinya.
“Kenapa kalian masih di sana, cepat ikut kesini” Ajak anto lagi saat berbalik melihat mereka yang masih duduk di lantai dengan sesopan mungkin.
“Apa orang tuamu tidak mendidikmu denga benar?” Tanya paman berotot yang sangat kesal sekali dengan Anto yang terdengar tidak sopan baginya. Anto jalan duluan dan meninggalkan semua paman yang masih duduk. Semua Paman tidak ada yang bergerak karena masih merasa lelah.
“Lelahnya.” Ucapnya seorang pria yang muda dan tampan yang memakai business formal (kalian cari di google penjelasannya) dengan mengatur napasnya beberapa kali.
“Aku haus.” Sahur seorang pria yang terlihat biasa-biasa saja yang memakai baju oleh raga yang kelelahan juga.
“Hausnya!” Kata dua orang pria kembar yang sangat kelelahan yang memakai pakain kaos secara bersamaan. Mereka semua tidak ada yang bergerak sama sekali dari tempat mereka.
“Kenapa kalian masih disini, ayo ke ruang tamu. Di sana kalian duduk, sementara akan buatkan minuman.” Minta Anto yang kembali karena mereka tidak mengikutinya dengan tetap sopan bicara pada orang yang membantunya. Mereka berlima, melihat ke arah Anto yang begitu sopan sekali pada mereka. Mereka merasa tidak enak juga sama menolak permintaan Anto. Mereka beranjak berdiri dengan masih lelah, jalan ke arah yang di lewati Anto. Anto menyusul pama-paman itu dengan cepat kemudian menuntunnya ke ruang tamu.
Setelah beberapa meter berjalan, mereka sampai di ruang tamu. Anto dengan sopan mempersilahkan orang yang membatunya masuk ke ruang tamu dengan hormat dan menghargai. Melihat Anto yang begitu sopan, mereka semua duduk di sopa yang tersedia. Setelah mereka duduk, mereka semua tidak ada yang berbicara. Mereka melihat ke arah Anto yang masih berdiri dengan tersenyum sopan pada mereka. Mereka juga dengan senyum sopan membalas senyumana Anto dan ada satu orang yang sangat cuek pada Anto meski sudah di senyumi. "Tunggu di sini, akan ku buatkan minuman yang menyegarkan." Izin Anto dengan sopan sekali pada semua Paman itu.
Mereka semua mengangguk kecuali satu orang yang cuek saja pada Anto. Anto tidak mempermasalahkan orang yang cuek padanya dan hanya diam saja sambil meninggalkan tamunya dan menuju dapur untuk menyiapkan minuman. Mereka berlima di tinggal di sana dan tidak ada yang bicara lagi. “Siapa anak itu?” Tanya salah satu si kembar dengan sopan setelah Anto meninggalkan mereka di ruang tamu dengan keadaan yang masih lelah.
“Aku tidak tau. Anak itu tiba-tiba memanggilku saat aku baru keluar rumah.” Jawab pria berotot yang memkai baju dalam saja dengan suara geramnya dan juga masih mengatur napasnya.
“Mm… Apa anak itu tinggal sendirian?” Tanya lagi seorang dengan pakaian business formal yang masih kelelahan. Mereka semua langsung terdiam dengan pertanyaan itu. Selama beberapa saat mereka diam saja dan tidak ada yang menjawab pertanyaan Pria yang memakai business formal. Di sisi lain, Anto kembali dengan cepat sepertinya mendengarkan percakapan mereka yang tadi.
“Anu… Aku bawa minuman nih, karena aku nggak tau apa yang kalian suka, aku hanya bisa memebuat jus jeruk ini.” Kata Anto yang sudah selesai membuat minuman sambil berjalan menuju arah mereka dengan sopan. Setelah itu, Anto mendekat ke meja tamu. Anto kemudian, menaruh satu persatu jus di depan mereka, kemudian duduk di sopa yang kosong menemami mereka.
“Apa kamu dengar apa yang ku katakan” Tanya pria berpakian business formal pada Anto yang baru saja duduk. Anto melihat ke Paman itu dengan raut eajah tidak tahu.
“Apa itu Paman?" Tanya balik Anto yang bingung dengan pertanyaan Pria yang berpakaian business formal "Aku tidak tau apa yang Paman maksud!” Tambah Anto yang bingung dengan pertanyaan paman itu sambil meletakkan mapan yang di bawanya di depan mejanya “Silahkan di minum.” Kata Anto setelah tidak di tanya lagi oleh Pria tadi. Orang yang berpakain businnes itu mengehla nafasnya merasa lega dengan perkataan Anto. Setelah itu, tanpa pikir panjang mereka semua langsung mengambil minum jus yang di sediakan Anto di depan mereka masing-masing.
Mereka semua minum sedikit lalu terdiam. “Minuman apa ini?” Tanya pria yang pakai baju olah raga yang merasa hidup kembali setelah meminum jus buatan Anto.
“Ini hanya jus jeruk saset, ini pertama kalinya aku membuatnya.Apa seenak itu buatanku?” Jawab Anto dengan sopan dan bertanya balik karena sedikit penasaran maksud dari perkataan Paman itu. Setelah Anto berkata seperti itu. Mereka lansung menatapnya dengan sedkit penasaran ke arahnya. “Kenapa kalian semua menatapku seperti itu?” Tanya Anto yang bingung dengan tatapn mereka yang begitu penasaran padanya.
Mereka semua langsung diam dan memperbaiki posisi mereka seperti semula. “Apa kamu tinggal sendiri?” Tanya lagi berpakain business formal yang mulai berhenti menatapnya sambil mulai minum sedikt demi sedikit. Anto tidak langsung menawab karena melihat mereka yang sedikit demi sedikit minum jus jerus buatannya itu.
“Aku tidak tinggal sendiri.O, orang tuaku saat ini pergi bekerja." Jawab Anto dengan sopan pada pria itu yang masih minum sedikit demi sedikit. "Apa yang mereka lakukan?" Tanya Anto yang tidak tahu kenapa mereka minum dengan pelan. "Oh ya, sebelum itu terima kasih sudah membantuku.” Ucap Anto dengan senyum di wajahnya sambil dan bersungguh-sungguh. Semua paman saling melihat beberapa kali, saat melihat Anto yang tetap sopan pada mereka.
Anto tidak di respon sama sekali dan hanya melihat mereka yang masih minum dengan sedikit demi sedikit. "Se, sepertinya kita belum saling mengenal." Kata Anto yang mengingat tidak tau nama tamunya sekaligus untuk mengubah perilaku mereka yang masih sama. "Namaku Anto, saat ini umurku 5 tahun. Dan maaf baru memperkenalkan diri." Ucap Anto dengan sopan dan juga senuyum ceria di wajahnya. Semua paman, saling melihat satu sama lain. Mereka melihat ke arah Anto yang diam dan juga terlihat canggung pada mereka berlima yang tidak bicara sama sekali.
“Baiklah” Suara paman yang hanya memakai pakain dalam bagian atas aja Sambil berdiri “Namaku Roger, aku seorang kopral kepala, dan umurku 35 tahun.” Paman berotot memerkanalkan dirinya sambil berdiri dan juga dengan tegas sekali. Setelah selesai memperkenalkan diri, Paman Roger duduk kembali dan meminum sedikit demi sedikit jusnya. Anto diam saja saat melihat itu, dengan bingung juga melihat Paman Roger itu yang masih minum dengan sedikit
“Selanjutnya aku.” orang yang memakai pakaian olah raga sambil mengangkat tangannya “Namaku Rain, aku dari Negara Y, aku kesini untuk berlibur.” setelah itu dia langsung duduk dengan terus minum jusnya yang sedikit demi sedikit juga.
“Sekarang kami!” Salah satu daru si kembar yang ceria berdiri “Namaku Maeli dan dia adikku Eli." Dengan sangat ceria memperkenalkan dirinya dan Adiknya "Untuk membedakan kami, aku orangnya ceria dan adik yang terlihat cuek tapi baik.” Setelah itu dia langsung duduk dengan sopan kemudian mengambil minumannay dan minum sedikit dei sedkit. Semua orang melihat ke arah orang yang memakai pakaian business formal. Orang itu masih diam saja meski di lihati.
“Ehm! Namaku Roy, aku presiden Negara Z. Saat ini aku sedang liburan.” Roy memperkenalkan dirinya dengan tetap duduk di tempatnya sambil menikmati jus yang di tangan sedikit demi sedikit. Setelah memperkenalkan diri, mereka diam lagi dan menikmati jus yang di depan mereka. Anto yang masih tidak mngerti kenapa para Tamunya itu bersikap aneh saat minum jus jadi kepikiran dengan minuman yang di buatnya itu.
"Kenpa mereka minumnya lambat?" Tanya Anto yang bingung dengan tingkah tamunya yang terlihat aneh baginya . Anto melihat ke Paman Roy yang masih minum dengan pelan juga. “Permsi Paman, apa benar paman Roy seorang presiden?” Tanya Anto pada paman Roger sambil melihat ke arahnya yang juga minum sedikit demi sedikit.
Roger malah diam dan tidak langsung melihat ke Anto sama sekali. malah tetap minum jusnya dengan pelan. “Aku tida tau.” Jawabnya sambil terus minum seikit demi sedikit. Anto semakin merasa aneh sekali pada semua paman yang yang jadi tamunya itu, yang minum jus buatannya sedikit demi sedikit.
“Kenapa Paman tidak tau?” Tanya Anto yang sedikit penasaran dan juga berusaha memulai percakapan hangat. Roger masih diam saat minum sedikit demi sedikit.
“Aku tidak pernah melihat wajah presiden sama sekali.” Jawabnya sambil minum jus sedikit demi sedikit. Anto tidak tahu harus melakukan apa pada tamu yang di anggapnya aneh sekali, karena minum jusnya dengan lambat sekali.
"Aku harus melakukan sesuatu!" Anto yang masih ingin bicara dan juga mengalihkan mereka dari minum jus dengan sangat lambat. “Ehm! Apa paman punya anak?” Tanya Anto sambil menatapnya dengan senyum ceria pada paman Roger.
“Paman punya, sekarang baru lima tahun umurnya, dia gadis yang sangat tegas.” Jawab dengan terus menikmati jus yang tinggal sedikit lagi habis.
“Ohh,,,!” Anto hanya bisa bilang begitu pada paman Roger yang masih menikmati jusnya dan tidak memperdulikan hal lainnya. Anto tidak tahu berbuat apa pada tamu yang hanya menikmati jusnya dan hanya saling diam-diam saja dan tidak ada percakapam di antara mereka. "Kenapa mereka semua seperti ini?" Tanya Anto yang sangat bingung sekali pada semua paman yang terfokus pada jusnya yang di minum sediki demi sedikit. “Anu, paman Rain, apa paman sudah punya anak?” Tanya Anto lagi dengan serius dan ecria pada paman Rain dan juag berusaha bersikap senormal mungin saat bertanya.
“Ya, paman punya, baru berumur 4 tahun, dia gadis yang sanga imut.” Jawabnya singkat yang sangat menikmati jusnya dan tidak melihat ke arah Anto.
“Oh..” Respon singkat Anto juag merasa tidak bisa melakukan apapun pada pama Rain yang sama seperti paman Roger yang hanya menikmati jusnya
“Kalau, paman Eli punya anak tidak?” Tanya Anto dengan serius pada Paman Eli yang selalu teerlihat cuek padanya dari awal.
“Paman punya dua anak kembar, umur mereka baru satu tahun.” Jawabnya sambil menikmati jusnya sedkit demi sedikit yang tinggal satu tegukan akan habis.
Anto tetap senyum dengan berusaha menahan rasa bingung dengan sikap semua paman yang jadi tamunya aneh sekali. “Ba, bagaimana dengan paman Maeli?” Tanya Anto lagi dengan senormal mungkin.
“Tentu saja punya, 1 anak gadis yang pemalu.” Sambil menikamti jusnya juga dengan sedikit yang bisa di minum dengan 1 rgukan lagi.
“Paman Roy, apa punya anak juga?” Tanya Anto yang masih menanyakan pertanyaan yang sama dan juga tidak tau harus berbuat apa pada tamunya yang semuanya aneh.
“Aku punya 1 anak perempuan.” Jawabnya dengan wajah kusut dan gelas yang sudah kosong dan merasa hampa saat melihat gelasnya yang kosong. Anto yang sangat bingung dengan tamu pertamanya yang aneh sekali di matanya.
“Ada apa dengan mereka semua?” Tanya Anto yang melihat mereka sangat sedikit demi sedikit meminum jus buatannya. "Apa mereka suka sekali dengan jus buatanku?" Anto yang tanya diri sendiri. "Padahal ini cuma jus saja!" Garuk kepalanya yang kepalanya tidak gatal. "Sebaiknya coba tanyalah, mungkin mereka tidak suka!" Sambil melihat keempat orang yang sedang minum sedikit demi sedkit dan juga orang yang cemberut serta terlihat frustasi akibat jusnya habis. “Ehm! Apa ada yang mau nambah jusnya?” Tanya Anto dengan tenang dan bersikap dengan biasa saja.
Saat Anto bertanya begitu, tatapan mereka langsung berubah drastis. Mereka semua bergegas menghabiskan jus mereka dan juga paman Roy terlihat segar lagi dengan pertanyaan Anto. “Aku mau nambah!” Kata paman Roger dengan tegas dan juga semakain antusias. Setelah itu yang lainnya menatap Anto, yang sepertinya juga ingin nambah lagi minumnya.
“Ba! Baiklah tunggu sebentar." Anto yang beranjak berdiri dari sopanya sambil membawa gelass yang kosong dengan nampan yang di atas meja. "Akan ku buat beberapa lagi." kata Anto yang sambil meninggalkan tamunya. "Tapi, karena jeruknya tinggal sedikit aku akan membautnya dengan buah yang lain." Kata Anto mengingatkan dengan sopan sambil terus jalan meninggalkan mereka. "Kalian ngobrol dulu saja.” Ucap Anto sambil berjalan pelan meninggalkan tamunya..
Setelah itu Anto ke dapur untuk membuat jus. Di sisi lain, di ruang tamu mereka semua duduk dengan telihat sangat menunggu dan tidak ada yang bersuara atau memluai percakapan. “Jus itu sangat enak sekali, berbeda dengan restoran yang pernah aku kunjungi.” Kata Rain dengan serius sekali.
“Ya.” Respon Roy dengan wajah sangat serius dan juga sepekata dengan perkataan Rain 'Aku juga setuju.' Jawab Roger dan si sekembar secara bersamaan menanggapi pernyataan Rain. Setelah mereka bicara singkat, mereka semua diam lagi dan tidak ada yang bersuara. Mereka seperti memikirkan sesuatu yang lain dari jus yang mereka dari minum.
“Sebentar, aku mau menelpon dulu.” Minta Roy sambil berdiri dan jalan ke pojok ruangan untuk menelpon. Setelah itu mereka tidak ada yang bersuara lagi. Tapi, Roger berdiri lalu jalan ke pojok ruangan lainnya dan Roger menelpon di sana. Sementara yang lain masih duduk, juga ikut berdiri dan berjalan ke pojok ruangn masing-masing. Mereka mulai membuka hp dan menelpon seseorang
Sementara itu, di dapur Anto masih sibuk menyiapkan jus saset yang ada di dapurnya. “Aku sudah selesai membuat jus anggur.” Sambil menuangkannya ke gelas. Setelah penuh, Anto mencicipnya sedikit. “Enak!” Setelah meminum sedikit miliknya. “Sekarang tinggal memaskukkan ke gelas lainnya.” Sambil menuangkan jus jeruk itu ke dalam gelas lainnya. Setelah beberapa lama, Anto selesai menuangkan jus ke dalam gelas, Anto langsung membawa jus itu ke ruang tamu. Setelah sampai di ruang tamu. Anto melihat tamunya berada di semua pojok ruangan.
“Kenapa mereka di setiap sudut ruangan?” Tanya Anto saat melihat semua tamunya di pojok masing-masing “Hm! Lagi sibuk.” Anto yang melihat semuanya sedang menelpon. Anto yang melihat itu, tidak mengaganggu mereka, Anto malah ke sopanya semula dan membagikan semua jus yang sudah di bawa di meja. Setelah selesai membagikan jus, Anto duduk ke kursinya dan menikmati jusnya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 322 Episodes
Comments
Sang Pencipta
bangke tamunya org org besar/penting semua wkwk, sampe presiden disuruh ngangkat loyal box wkwk🤣🤣🤣
2022-09-03
2
🇿 🇺 🇦 🇳 🇱 🇮 🇳
wkwkwk 😆😆😆
2022-02-19
1
Salim
makin bagus
2022-01-29
0