“Sepertinya mereka tidak akan berhenti.” Ibunya beranjak berdiri lalu melangkah meninggalkan kedua Ayah dan Anak yang mengobrol. “Tapi aku lebih sangat bahagia, tikarena dak terjadi perubahan pada keluargaku.” Dengan rasa senang di hatinya “Kalian berdua cepat bersiap makan malam.” Suruh Ibnya sambil jalan ke arah dapur meninggalkan Ayah dan Anak yang mengobrol tanpa mengganti pakaiannya.
Ayah dan Anak langsung diam Saat Ibu berkata begitu dengan wajah senang pada mereka berdua. Mereka berdua berhenti bicara sejenak. “Ayah bisa belikan aku ponsel?” Minta Anto pada ayahnya dengan ragu-ragu sambil melihat ke arahnya.
Ayahnya tidak langsung merespon saat sedang mengambil remot TV. “Bisa, besok Ayah akan beli kan. Tapi kenapa minta sekarang?” Tanya Ayahya yang penasaran sambil menyalakan TV yang kemudian menonton.
“Aku mau mencobanya saja.” Jawab Anto dengan garuk kepala yang tidak gatal.
“Besok ayah akan belikan." Ayahnta berdiri saat sesuatu bergetar di celananya yang tidak sengaja Anto lihat. "Tunggu sebentar ya, Ayah ganti baju dulu.” Ayahnya pamit sambil beranjak berdiri kemudian berjalan meinggalkan Anto dan pergi ke kamar untuk ganti baju.
Anto tidak membalas perkataan Ayahnya dan hanya memperhatikan langkah Ayahnya yang menghilang di belokan menuju kamarnya. Anto yang melihat Ayahnya sudah tidak ada, beranjak berdiri juga. “Aku akan melihat Ibu.” Ucapnya sambil berjalan ke arah dapur dengan santaianya. Dengan pelan, Anto berjalan menuju ke dapur untuk melihat Ibunya yang sedang memasak. Saat sampai di dekat dapur, Anto mendengar suara potongan yang terdengar jelas. Dengan seddikit cepat, Anto tiba di dekat pintu dapur.
Saat melihatm itu bukan cara memasakn seperti di konik dan novel yang pernha dia lihat. “Ibu!” Anto melihat Ibunya yang memasak dari kejauhan “Wahh!” Anto melihat semua benda melayang di udara dengan sedikit kagum “Apa yang akan di lakukan Ibu?” Tanya dalam hati saat melihat semua alat memasak itu melayang.
Setelah itu Anto memperhatikan Ibunya yang sedang memasak dengan serius. Ibunya mulai menggerakkan semua benda itu, pisau memotong sayur secara cepat dan kompor gas yang nyala tanpa di sentuh dan banyak hal lainnya yang di kerjakan tanpa menyentuh tangan. Anto sangat kagum sekali dengan Ibunya yang sangat cekatan dan juga sangat gesit sekali dalam mengunakan setiap alat dapur dengan bersaman memasak.
***
Selama 30 menit lebih Anto menonton Ibunya yang sedang memasak. Setelah sangat lama menonton Ibunya, Anto melihat semua alat memasak yang kotor langsung ke tempat peyucian dan langsung membersihkan diri. “Ibu sangat keren sekali.” Puji Anto saat melihat Ibunya sudah selesai memasak sambil terus kagum pada Ibunya.
“Anto!” Ibunya berbalik mendengar anaknya yang ada di dekatnya. “Apa yang kamu lakukan di sini?” Tanya Ibunya yang penasaran sambil menaruh kembali semua alat memasak yang sudah bersih ke tempat semula di taruhnya.
“Hehe… aku Cuma melihat ibu memasak saja.” Jawab Anto dengan senyum kagum “Apa Ibu bisa mengajari ku memasak?” Tanya Anto dengan sangat ingin belajar memasak dan juga sambil melihat alat memasak yang terus kembali ke temaptnya semula.
“Kamu mau belajar memasak buat apa?” Tanya Ibunya yang belum paham maksud Anaknya.
“Ya... Belajar memasak buat makan.”Jawabnya sambil melangkah mendekati Ibunya “Boleh kan?” Sambil memegang tangan Ibunya dandengan tatapan memelas pada Ibunya. Ibunya diam selama beberapa saat, melihat tatapan memelas Anto yang sangat serius.
“Hm...!" Sambil mengelus kepalan Anto "Ibu bisa saja mengajarimu, tapi apa kamu yakin?” Tanya Ibunya lagi yang terlihat meragukan Anto.
“Tentu saja!” Jawab Anto singkat dan juga serius “Apa aku tidak boleh belajar memasak?” Tanya Anto sambil mengubah ekpresinya dan melepas tangan dari Ibunya.
“Bukan begitu!” Sambil mengelus anaknya “Ibu hanya heran saja kenapa kamu mau belajar memasak.” Sambil jongkok di depannya dan memegang kepala Anto dengan lembut.
“Aku hanya ingin bisa memasak saja Bu. Siapa tahu aku punya keahlian jadi seorang master koki” Dengan mengubah ekspresi menjadi senyum ceria pada Ibunya.
'Ffft'...” Ibunya hampir tertawa kecil saat melihat Anaknya yang begitu serius, mendengar alasan Anaknya mau belajar memasak “Baiklah, Ibu akan mengajarimu, Tapi kapan Ibu bisa mengajarimu!" Sambil memikirkan waktu yang tepat untuk Anto belajar memasak "Ibu libur pada hari sabtu, jadi tinggal 2 hari lagi baru Ibu bisa mengajari mu. Bagaiama kalau hari sabtu?” Jawabnya lalu tanya balik sambil berdiri dan juga tersenyum pada Anto yang terlihat senang dengan jawaban Ibunya.
“Ya. Aku mau Bu.” Jawab Anto dengan sangat senang sekali sambil menatap ke arah Ibunya yang masih memegang kepalanya. Ibunya hanya tersenyum melihat tingkah anaknya yang seperti haus perhatian saja.
“Dia memang sudah remaja, aku harap anak ini jadi orang yang sama suatu hari nanti.” Dengan melihat Anaknya yang sangat ceria dan merasa sangat khawatir secara bersamaan. Anto melirik ke Ibunya yang terlihat cemas akan sesuatu.
"Apa yang di sembunyikan Ibu?" Tanya Anto saat melihat Ibunya yang berubah ekpresinya sesaat "Bu! Aku kembali dulu ya!" Pamit Anto dengan wajah ceria pada Ibunya yang tadinya masih memegang kepalanya. Anto dengan ceria berjalan kecil meninggalkan Ibunya yang belum menjawabnya. “Ayah, Ibu, sepertinya menyembunyikan sesuatu.” Pikir Anto sambil berjalan keluar dapur dengan santainya dan berusaha tetap ceria saat keluar agar tidak di curigai kalau sudah memahami sikap orang lain dari ekspresinya. “Tapi aku tidak akan ikut campur. Untuk sekarang sih.” Dengan suara kecil, sambil tersenyum “Bu! Masih belum waktunya, tapi tunggu aku selesai bu.” Dengan tetap tenang dan juga santai hingga tiba di ruang keluarga.
Saat sampai di ruang keluarga, Anto tidak melihat Ayahnya. Tapi, Anto langsung naik ke sopa tanpa ragu dan langsung duduk. "Apa yang akan terjadi malam ini!" Tanya Anto saat mengingat ekpresi Ibunya yang tiba-tiba berubah saat berada di dapur. Selama beberapa saat, Anto masih memikirkan semua yang di ingatnya di dapur. "Tidak ada gunanya memikirkannya sekarang." Pikir Anto yang beranjak beridri. "Sebaiknya aku ganti pakain." Ucap Anto dengan suara kecil. Dengan begitu, Anto berjalan pelan ke kamarnya. Anto tidak memikirkan apaun dalam menuju kamarnya. Hanya saja, terus saja kepikiran tentang apa yang di sembunyikan orang tuanya.
***
Setelah beberapa menit, bergani pakain di dalam kamarnya, Anto keluar dengan pakain tidurnya yang sudah di ganti. "Sebaiknya nanti saja ku pikirkan masalah Ibu dan Ayah. Lebih baik ku buat itu dulu, yang jadi masalahnya itu, bahannya bisa dapat di mana?” Anto yang mengingat kembali mau membuat rencana besarnya, sambil berjalan menuju ruang makan. "Sebagai Anak kecil, aku sudah memikirkan banyak hal. Ini sangat kurang nyaman." Guman Anto yang berjalan santai menuju ruang makan dengan begitu banyak pikiran. "Akan lebih baik ku sembunyikan dulu pada Ayah dan Ibu mengenai ini." Anto yang mengulang lagi dan menegaskan dirinya untuk berbhohong smenatara tidak mengungkapkan tujuannya.
Saat sampai di bawah Anto langsung jalan ke ruang makan. Saar sampai, Ayah dan Ibunya sudah ada di sana. Dan keduanya terlihat begitu serius, seperti habis membicarakan sesuatu yang penting. "Kenapa Ayah dan Ibu terlihat begitu cemas?" Tanya Anto yang memperhatikan dari jauh saat melihat orang tuanya yang terlihat tegang dan juga berusaha bersikap tenang di hadapannya.
Ayah Anto langsung mleihat ke atahnya saat jalan dengan sangat pelan sekali. “Kenapa kamu jalan seperti itu?” Tanya Ayahnya yang melihat Anto masih jalan dengan pelan meski sudah dekat dengan kusinya.
“Aku, ti-tidak...!” Anto sidikit gugup hingga berhenti bicara dan mempercepat langkahnya sambil berusaha riang dan tidak penasaran dengan pembicaraan OrangTua nya. “Kenapa aku gugup sekali.” Merasa aneh dengan dirinya sendiri yang dudup.
“Ada yang ingin kami bicarakan, cepat kesini.” Ajak Ibunya yang mulai mengisi piringnya dengan makanannya dengan terlihat sedih namun tetap senyum pada Anto. Anto tetap ceria dan berusaha tidak mengungkapkan dirinya kalau sudah bisa menebak isi perasaan seseorang dengan hanya melihat wajahnya.
“Ya, bu” Jawab Anto dengan sangat lancar dengan sedikit senyum canggung di wajahnya. Anto yang sudah di kursinya diam tenang menunngu makanannya di sajikan padanya dan berusaha untuk tidak khawatir pada orang tuanya yang sedang telihat sangat mecurigakan baginya.
“Ayah dan Ibu akan berangkat kerja malam ini.” Kata Ayahnya yang menyantap makanan terlibih dahulu sebelum bicara.
“Oh gitu.” Respon Anto dengan biasa saja dan tidak terlihat khawatir sama sekali. Tapi dalam hatinya rasanya Anyo sedih dengan menjaga ekspresi supaya Ayah dan Ibunya tidak curiga sama sekali dengan dirirnya
“Mungkin untuk beberapa tahun Ayah dan Ibu tidak akan pulang ke rumah ini.” Ayahnya menjelaskan dengan tegar “Ayah sudah membuatkan kamu tabungan dan kartu kredit dan juga Ayah sudah memebelikanmu HP yang kamu inginkan.” Sambil menaruh semua barang itu di atas meja makan.
Selama beberapa saat Anto terdiam dan tidak berkata apa-apa. Ibunya tertunduk sambil menaruh makanan Anto di depannya dan tetap tersenyum padanya sambik mulai makan. “Aku tap di tinggal sendiri. Selain itu,aku harus bersiap melanjutkan impianku juga.” Timbal Anto dengan senyum tegar membalas perkataan Ayahnya dengan mulai menyuapi makan malam terakhirnya bersama OrangTuanya dengan menjaga ceriarnay itu.
Ayah dan Ibunya sedkit kaget dengan perkataan Anaknya yang terlihat baik-baik saja setelah mendengar penjelasannya. "Kamu tidak sedih?" Tanya Ayahnya dengan sedikit bingung pada Anto.
"Sedih! Buat apa? Nanti juga Ayah dan Ibu juga akan sesekali menjenguk ku kan." Jawab Anto dengan biasa saja sambil makan lagi. “Dan apa Ibu tidak mau mengatakan sesuatu padaku?” Tanya Anto dengan wajah senyum dan tegar juga berusaha terlihat biasa saja. Ibunya hanya terdiam dan tidak berkata apa-apa saat meminta Ibunya unyuk mengatakan sesuatu pada dirinya.. Suami dan Anaknya menatap ke arahnya sambil makan. Karena tidak ada respon, Anto tahu Ibunya ingin tatap tinggal, tapi Anto yang hanya ingin tidak ketahuan, akan tetap membuat kedua OrnagTua nya melakukan sesuatu pada diri mereka. "Ibu pergi saja, aku akan baik-baik saja, meski aku tidak tau yang kalian kerjakan yang sebenarnya." Dengan sangat ceria mengataknnya.
"yang aku tahu itu hanya mengetahui Ayah hanya bekerja sebagi pengantar makanan dan Ibu sebagai kasir saja, tapi itu hanya sementara. Aku tidak tahu apa Ayah dan Iby kerjakan, makanya aku tidak keberatan jika kalian meninggalkan aku di sini.” Anto mengtakannya dengan berhenti makan lalu turun dari kursinya dan mendekati Ibunya, kemudian memegang tangannya. “Bu di dunia ini tidak ada hal yang pasti dan tidak semua akan berjalan sesuai keinginan kita, jadi kerjakan saja apa yang menurut ibu penting itu, tenang saja aku akan baik-baik saja.” Anto menenangkan Ibunya sambil memegang tangan yang sangat tidak rela pergi dengan wajah ceria dan juga sangat sedih dalam hatinya.
Anto memegang tangan ibunya cukup lama sekali sambil tersenyum kearah Ibunya. “Maaf kan Ibu nak!” Kata Ibunya sambil meneteskan air mata. Setelah meneteskan air mata, Ibunya langsung memeluk Anto. Ibunya memeluk cukup lama sekali. Anto hanya tersenyum sedangkan Ayahnya hanya lanjut makan dan tidak tidak melihat ke mereka berdua.
"Bu! Aku lapar." Kata Anto mengingtakan Ibunya yang masih memeluknya terlalu lama. Setelah berkata itu, Ibunya melepaskan pelukannya pada Anto kemudian melihat ke arah Anaknya yang sedang tersenyum cerah padanya. Setelah melihat senyum Anakanya, dia membiarkannya kembali ke kursinya untuk melanjutkan makan malan bersama untuk terakhir kalinya.
***
Setelah selesai makan malam, malam itu Anto bersama kedua OrangTua nya berbicara cukup lama sekali di meja makan setelah makan malam selesai.. Setelah larut malam sekali, Anto pamit kepada OrangTuanya ke kamar untuk tidur sendiri. Di dalam kamarnya Anto tidak bisa tidur sama sekali memikirkan Ayah dan Ibunya yang akan pergi malam ini. "Malan terakhir ya." Pikir Anto yang tidak bisa tidur sama sekali 'TAK.,TAK, TAK, TAK!!' suara langkah kaki "Hm!" Anto melihat ke pintu saat mendengar langkah kaki di depan pintunya. Dengan cepat Anto mengubah posisi tidur supaya terlihat alami tidur nyenyak.
'KLAK...!' pintu di buka “Sepertinya dia sudah tidur.” Ucap Ayahnya pada Istrinya di samping yang masih sedih “Biar aku yang membawa ini!" Sambil mengambil ponsel dan lainnya dari tangan Istrinya "Sebaiknya kamu pergi duluan, semakin lama disini, kamu tidak akan rela.” Meminta Istrinya untuk pergi duluan.
Istrinya tidak berkata apapun dan hanya mengikuti kata Suaminya. Sementara itu, Ayahnya masuk ke kamar Anto, kemudian menaruh semua barang Anto di meja di samping tempat tidurnya. Sebelum keluar, Ayahnya melihat ke arah Anto dengan perasaan bersalah. “Maaf kan Ayah, Ayah tidak bisa melihatmu tumbuh besar.” Sambil meninggalkan Anto yang sudah tidur. Setelah berkata begitu, Ayahnya keluar dari kamar Anto dengan pelan. 'KLAK!' Ayahnya menutup pintu kamanya tanpa melihat anaknya yang sudah tidur nyenyak atau belum.
“Ayah, Ibu!” Ucap Anto yang tidak tidur sama sekali, yang mulai meteskan air mata “Ayah Ibu kenapa pergi begitu cepat.” Sambil meringkuk di kasurnya “Semua yang kita lakukan selama ini, sangat menyenangkan sekali.” Sambil mengusap air matanya dan berusaha bersikap tegar. Anto berdiri di atas kasurnya kemudian melihat keluar jendela yang mengarah ke pintu depan rumahnya “Ibu tidak ada di sana.” Gumannya saat melihat ayah saja di luar, yang menatap jendela kamar Anto “Ayah juga pergi.” Guman Anto yang melihat Ayahnya hilang di depan halaman rumahnya dengan sangat cepat sekali.
Setelah melihat kejadian itu, Anto bergegas langsung menuju lantai bawah yang sangat gelap karena lampunya di matikan. Saat sampai lantai bawah, Anto langsung menuju pintu depan rumahnya kemudian membuka kunci dan keluar rumah. Anto melihat ke sekitar rumahnya, namun tidak melihat siapapun di luar rumah. Anto melihat sekeliling selema beberapa saat, lalu ke dalam rumahnya. Setelah masuk, Anto mengunci pintu rumahnya kemudian berjalan ke ruang keluarga. Setelah sampai di ruang keluarga, Anto duduk di sopa tanpa berkata apapun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 322 Episodes
Comments
Sang Pencipta
banyak typo nya
2022-09-03
0
DNK • SLOTH SINN
next.
2022-02-16
0
Reza
Semangat
2022-02-09
0